Trial

2.6K 309 129
                                    


Happy Reading!

.
.

Se Kyung POV

06.55 KST

Menahan diri untuk tidak bergerak selama lebih dari tiga puluh menit ternyata sangat melelahkan.

Aku ingin bangun dan mandi, hari sudah pagi tapi Jaehyun masih belum bergerak sama sekali. Tangannya masih bertengger manis melingkari perutku.

Ya, begitulah. Tadi malam dia tidur di kamarku. Aku tidak berkata apa pun apalagi sampai menolak. Aku hanya diam karena aku masih marah dengannya.

"Bernapaslah!" ucap Jaehyun berbisik di terlingaku.

Tunggu, Jaehyun? Apa dia sudah bangun?

"Maksudmu?" ucapku gugup.

"Aku tau kau sudah bangun. Dan kau menahan napas agar tidak membangunkanku kan?"

Sial aku ketahuan. Memang begitu adanya. Sejak tadi aku mencoba menahan napas meskipun terkadang masih sempat mencuri sedikit demi sedikit.

"Tidak juga. Seja Jeoha, bisa kau singkirkan tanganmu? Aku harus mandi" ucapku lirih namun aku yakin dia masih bisa mendengarnya.

"Mandi bersama?" bisik Jaehyun seduktif.

"Yak, byuntae!" teriakku menyentak paksa tangannya dari pinggangku.

Aku hampir sukses melarikan diri darinya sebelum dia mencekal tanganku untuk kembali dan menubrukkan tubuhku pada dada bidangnya.

Hembusan napasnya kini dapat ku rasakan menerpa wajahku. Aku hanya bisa mematung sambil berdoa agar gemuruh di jantungku tidak terdengar olehnya.

Namun sedetik kemudian kurasakan sebuah material lembut dan basah menyapu bibirku.

Ciuman yang penuh kehati-hatian dan seakan tidak ingin menyakitiku. Tapi entah mengapa tiba-tiba saja bayangan peristiwa kemarin kembali muncul.

Ada rasa sesak saat diriku mengetahui penyebab Jaehyun tidak ada di sana untuk menolongku.

Semua karena wanita cantik itu, Park Sooyoung.

Tanpa sadar kini aku kembali menangis dan membasahi kain penutup mataku.

"Hei, mengapa menangis sayang? Apa aku menyakitimu?" ucap Jaehyun terdengar panik setelah melepas pagutan kami.

"Kau jahat! Mengapa kau mengabaikanku sejak kemarin eoh? Kau tahu kan jika aku masih belum terbiasa dengan lingkunganmu dan tentunya dengan saudara-saudaramu. Aku terus menunggumu namun kau tidak pernah datang. Justru pangeran Kun yang datang. Kau.."

"Sssttt tenanglah, ku mohon. Jangan berteriak seperti itu lagi. Aku sadar aku memang salah. Maaf karena telah mengacuhkanmu. Kau seharusnya juga jangan egois begini sayang"

"Apa maksudmu menyebutku egois hm?" ucapku mulai lemah.

"Bukan begitu maksudku, kau tahu sendiri kan. Aku sudah sangat lama tidak bertemu dengan Sooyoung. Dia sahabatku sejak kecil. Tidakkah itu wajar jika aku ingin sedikit meluangkan waktu untuknya?"

"Memang wajar saja. Tapi kan.."

Chup!

Jaehyun mencium bibirku secepat kilat. Huh, apa dia berniat menghentikan ocehanku?

"Sekarang aku mengerti mengapa kau marah-marah seperti ini. Kau cemburu! Benar kan sayang?"

 Kau cemburu! Benar kan sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wangseja | Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang