02. TERLAMBAT.

53 4 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU !
JANGAN JADI SILENT READERS !

HAPPY READING PEOPLE🌈

-SWEET PROMISE-

Hari Senin, kebanyakan orang tak menyukai beraktivitas dihari ini. Mungkin, mereka beranggapan bahwa hari Senin adalah hari penghancur mood, ketika mereka sedang menikmati waktu weekend-sabtu dan minggu-mereka harus kembali berkutat pada aktivitas yang melelahkan.

"Iss, apaan sih," gerutu seorang lelaki sambil mengelus gatal kupingnya masih dengan mata terpejam di atas ranjang tempat tidur.

"A-Aww, sakit nih telinga gue!" Pekik lelaki tersebut, kali ini ia mulai tak tahan gangguan, merasa sangat terusik dalam tidurnya.

Perlahan lelaki itu mengucek pelan kedua bola matanya. Saat matanya sudah terbuka, kaget apa yang dilihat, sontak ia tersenyum-senyum tak jelas melihat sosok yang berdiri di depannya sudah dalam posisi berkecak pinggang.

"Ngapain senyam-senyum kayak gitu?," tanya seorang wanita paruhbaya di depan lelaki tersebut.

Lelaki itu mengubah ekspresi menjadi cemberut saat ditanya, sontak ia berkata,"MAMA! Kok tega banget ganggu tidur Ghani?." Wanita paruhbaya yang dipanggil mama itu sebal mendengar penuturan sang anak yang tak ada sopannya.

"Enak aja kalau ngomong. Mama bukan ganggu justru ngebantuin kamu supaya bangun biar enggak telat masuk sekolah. Jam segini masih tidur. Gak liat jam berapa sekarang, anak siapa sih kamu itu?" omel sang mama, sedangkan sang anak yang merasa ditanya langsung menjawab dengan enteng-nya.

"Aku, anak mama sama papa-lah, emang siapa lagi ma?"

"Kamu tuh ya, ngejawab omongan orang tua. Durhaka entar. Biar enggak telat, cepetan sana mandi!" ujar sang mama langsung meninggalkan anaknya turun ke lantai bawah menuju dapur.

"Nauudzubillah, Ya Allah jangan sampai hamba-Mu ini jadi anak durhaka, aamiin," doa Ghani sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas, setelah itu ia langsung melesat ke kamar mandi.

•°•°•°•°•

Di meja makan.

"Hello everybody, Ghani yang tampan, kece nan macho ini datang" seru Ghani dengan hebohnya. Sedangkan mama Ghani dan juga wanita yang duduk di meja makan hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Saat memulai makan, Ghani lah yang memimpin doa, sebab hanya ia lelaki di rumahnya karena papa Ghani sedang kerja di luar negeri. Selama makanpun hening, sebab dikeluarga Ghani memang menjunjung tinggi adab sopan santun, namun sayangnya Ghani belum memaksimalkan prakteknya.

Hingga sarapan telah usai, Ghani mencium punggung tangan mama-nya sambil berkata "Ma, Ghani sama Tassya berangkat sekolah dulu ya." sang mama menganggukkan kepala lantas tersenyum "Iya, sana. Buruan tapi hati-hati!".

"Tante, Tasya pamit sekolah ya tan," pamit Tassya kepada mama temannya itu yang sekaligus teman bundanya Tassya.

"Iya, hati-hati cantik," Tassya pun tersenyum membalas pujian dari mamanya Ghani. Selanjutnya mama Ghani berteriak memanggil sopirnya "Mang Jono anterin Tassya sama Ghani ke sekolah!"

Ghani yang hendak keluar rumah lantas menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ketika mendengar teriakan sang mama.

"Ma, enggak usah pakai mobil. Keburu macet di jalan. Katanya mama sendiri, Ghani suruh buruan, nih mau naik motor boncengan sama Tassya biar bisa lewat jalan pintas, bukankah begitu mamaku sayang?"

Hesti langsung menepuk dahinya sambil cengar-cengir ke arah Ghani dan Tassya. Melihat mamanya menepuk dahi, Ghani hanya bisa bergumam dalam hati,
'Orang tua ya begitu, penyakit pikun kambuh.'

•°•°•°•°•

Sesampainya di gerbang sekolah.

"Eh, ada pak satpam di sini. Apa kabar pak?" tanya Ghani dengan basa-basinya sambil memperlihatkan watados-nya. Sang satpam hanya memutar mata jengah menghadapi sikap murid seperti Ghani. Sedangkan Tassya hanya bisa merutuki dirinya sendiri, yang dengan bodohnya mau menunggu Ghani bangun tidur, diantar Ghani, dan akhirnya berujung telat.

"Baik, tapi kalian jangan coba-coba merayu saya,"ujar sang satpam yang bernama Toni itu seraya mengetuk-ngetuk tongkat satpamnya di tangan, seperti irama lagu tapi bukan.

" Yeah, pak Toni percaya diri banget saya merayu anda. Lagian sudah tua belum laku," ucap Ghani yang terlalu frontal. Tassya dan juga pak satpam itu langsung membolakkan mata menatap terkejut ucapan Ghani. Sedangkan Ghani baru menyadari ucapannya, ia langsung menepuk-nepuk mulutnya yang tak bisa diajak kompromi.

"GHANI!," pekik satpam tersebut. Ghani langsung diseret satpam tersebut ke ruang BK, Tassya hanya bisa mengikuti mereka dari belakang sambil meringis menatap kemalangan teman sejak kecilnya itu.

Saat telah sampai di ruang BK. Ghani dan Tassya di beri wejangan dari para guru BK, terutama Ghani yang telah lancang menghina pak Toni tadi. Setelah itu mereka berdua dihadiahi sebuah surat ijin masuk ke ruang kelas. Beruntung hari ini tak ada hukuman fisik yang diberi.

"Eh, kok itu ada murid main nyelonong aja masuk kelas. Dia telat, tapi kok enggak dihukum," tunjuk Tassya saat menyusuri lorong kelas bersama Ghani, memang mereka berdua satu kelas. Sekarang mereka tengah berada di lantai bawah tempat kelas duabelas.

Ghani yang mengikuti arah tunjuk jari Tassya tersebut dan tepat mengenai sosok laki-laki dengan perawakan tinggi, berkulit sawo matang, dan juga berambut sedikit gondrong. Sesaat kemudian Ghani menoleh ke arah Tassya dan menjawab,"Itu Abi kelas 12 IPS 2."

"Siapa? kok rasanya aku pernah dengar nama itu." Tassya merasa heran, tak asing nama itu di telinganya. Ketika Tassya ingin bertanya lanjut tentang Abi kepada Ghani, saat menoleh ia mendapati Ghani yang telah hilang di sampingnya.

"GHANI! Awas lo, sini!" teriak Tassya dengan menghentak-hentakkan kaki-nya. Baru beberapa detik setelah ia___Tassya___berteriak sontak mengundang perhatian para murid kelas duabelas dan juga para guru yang sedang mengajar. Segala umpatan datang dari para kakak kelasnya yang menatap sinis ke arah Tassya.

'Woy, berisik.'
'Ganggu,lo.'
'Telinga gue budek dengar lo teriak.'
'Ih, cari perhatian banget ini cewek.'

Tassya tak menghiraukan segala macam umpatan yang ditujukan padanya. Saat ini ia berjalan cepat menyusul Ghani ke ruang kelas dan menuntut tanggung jawab atas ini semua kepada teman yang paling menyebalkannya itu.

Sedangkan Ghani telah sampai di depan kelas sambil menunggu Tassya datang dengan omelan-omelan khas emak-emak itu. Tujuan dari menunggu masuk ke kelas bersama Tassya agar Tassya bisa membujuk-bujuk guru yang tengah mengajar di kelas mereka, setidaknya diberi hukuman ringan atau bahkan lolos dari hukuman, mengingat bahwa Tassya murid kesayangan. Ghani sempat terkekeh mendengar teriakan Tassya di lantai bawah. Dalam hati Ghani berkata,

'Hahaha, syukurin habis ini pasti si kudet Tassya bakal terkenal seantero sekolah.'

-SWEET PROMISE-

Hay readers ....

Di part ini, Vy belum nyeritain tentang Abi ya, hehehe.
Tenang aja, Abi gak bakal kemana-mana.
Masih dihatinya 'someone', siapa nih hayo?

Oh, iya di part pertama ini.
Vy, mau nanya dong ada yang udah suka karakter dari:

Ghani?

Tassya?

Semoga kalian suka.
Terima kasih buat yang sudah menghargai karya Vy.

Salam💌

Vy.

Ig: duniahay_vy.official

SWEET PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang