05. TASSYA KENAPA ?

32 17 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU !!
JANGAN JADI SILENT READERS !!

HAPPY READING PEOPLE🌈

-SWEET PROMISE-


Abi memelankan laju kendaraan motornya ketika sampai di kawasan kompleks perumahaan milik Tassya. Dan ketika telah bertemu dengan rumah bercat putih abu-abu, maka tujuan mereka telah usai.

Mata Abi melirik spion motornya. Terlihat Tassya telah turun dari motor lalu melepas helm yang dikenakan. Tassya menyerahkan helm tersebut pada Abi dan langsung diterimanya.

"Makasih kak." Abi sedikit tersenyum. Perlu digaris bawahi kata sedikit.

Tassya menggaruk pipinya yang tak gatal, "Eh, kak Abi mau mampir dulu ?" Abi hanya menggeleng.

"Kalau gitu Tassya panggilin kak Fajar dulu. Kakak masih ada perlu sama kak Fajar kan ?"

Abi mencekal tangan Tassya yang hendak pergi, "Gak perlu. Abang lo pasti lagi tidur. Gue titip salam aja." Tassya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Setelah berucap, Abi langsung menstarter motornya meninggalkan pekarangan Tassya.

Tassya memasuki rumahnya, lalu melesat menuju kamar untuk membersihkan diri setelah itu dirinya mulai beristirahat sejenak dalam pulau kapuk.

Setelah bangun tidur, Tassya ingin memasak. Lalu dirinya melangkah menuju dapur. Ketika di dapur Tassya terkejut melihat bahan-bahan persediaan makanan telah habis.

Hari sudah malam. Namun, perut Tassya masih kosong. Jika membeli bahan makanan pun sekarang sudah banyak yang tutup. Dan jika ingin membeli makanan luar, kakaknya tentu tak mengizinkannya keluar.

Dengan gerakan berhati-hati Tassya mengetuk pintu kamar kakaknya. Dirinya berharap-harap cemas agar Fajar mengizinkannya keluar rumah mencari makanan. Karena jika tidak, maka dalam semalaman perutnya akan meronta kesakitan.

Hening tak ada sahutan seseorang dari dalam ketika Tassya mengetuk pintu kamar Fajar. Tassya lalu mengetuknya kembali sampai berulang kali. Tak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam dan knop pintu mulai terbuka.

"Ngapain ?" Tassya terkikik dalam hati ketika melihat penampilan yang berbeda 180 derajat ketika bangun tidur.

Fajar yang masih setengah tak sadar dan beberapa kali menguap. Mata Fajar mengerjap dan jemari tangannya mengucek kedua bola mata yang masih terasa lengket tertutup.

Setelah perlahan bisa terbuka, Fajar sekilas melihat senyum adiknya yang tengah menatapnya, "Kenapa senyam-senyum ?"

"Gak papa." Sahut asal Tassya.

"Terus dari tadi ngetuk pintu ngapain ?"

Tassya menepuk jidatnya pelan, ia baru tersadar tujuannya. Rupanya dirinya hampir lupa dengan niat awal.

"Kak Fajar, izinin Naura keluar rumah. Bentar aja ya, plis."

Fajar menatap selidik adiknya lalu tatapannya beralih ke arah jarum jam yang menempel di dinding kamarnya. Dan seketika matanya membulat sempurna. Pukul delapan malam.

"Gak boleh." Titah tegas Fajar pada adik perempuan satu-satunya.

Tassya cemberut mendengarnya, "Kak, Naura udah laper sedari pulang sekolah tadi. Naura juga udah nunggu kakak bukain pintu lama banget. Kakak tidur kayak kerbau."

Fajar hanya bisa meringis merutuki kebetahannya dalam urusan tidur. Fajar juga sedikit tersentil hatinya karena mendengar rengekan lapar dari mulut adiknya sendiri.

"Oke kalau gitu pergi bareng kakak aja." Tassya tersenyum sumringah mendengarnya.

•°•°•°•

SWEET PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang