04. JUMPA PERTAMA.

51 4 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU !!
JANGAN JADI SILENT READERS !!

HAPPY READING PEOPLE🌈

-SWEET PROMISE-


Pria dengan setelan kemeja yang digulung sampai ke siku dan celana jeans yang dipadukan. Membuat Tassya terhipnotis dan perlahan mengeja kalimat, "Ka- ."

"KA-KAKAK! Rindu."

Tassya langsung berlari menghambur ke arah pria yang dipanggilnya kakak tersebut dan mendekap erat tubuhnya sedangkan ekspresi, reaksi, dan rasa yang dimiliki pria tersebut tak jauh berbeda dengan sang adik.

Ghani dan mamanya yang melihat situasi langsung peka dengan kondisi seperti ini, mereka melenggang pergi membiarkan kedua kakak-beradik itu meluapkan rasa rindu yang membuncah.

"Kakak, juga rindu Naura. Dedeknya kakak yang cantik ini," jujur pria itu sambil mencubit pelan pipi chubby milik Tassya.

Sapaan 'Naura' diberi oleh sang kakak dengan alasan ingin berbeda dari lainnya, sebab nama Tassya juga panjang jadi banyak panggilan berbeda dari tiap orang. Mikayla Naura Anastassya, nama lengkap yang cantik seperti orangnya.


•°•°•°•

"Welcome back, kak Fajar" ujar Tassya kepada kakaknya saat membukakan pintu rumah mereka. Kini kedua kakak beradik itu memang sudah sampai di rumah milik orang tuanya di Jakarta Pusat, tempat tinggalnya yang tak jauh dengan jarak tempuh sekolah Tassya.

Kembalinya kakak Tassya juga merupakan kembalinya dia di rumah, karena selama ini Tassya dititipkan kedua orang tuanya yang kini ada di Swiss kepada tante Hesti, teman mamanya sekaligus kepercayaan orang tuanya.

Menghabiskan waktunya dengan sang kakak. Tassya mengajak Fajar menggobrol santai di ruang keluarga ditemani camilan dan juga sambil menonton televisi. Sesekali Tassya tertawa geli melihat kartun yang ditontonnya, makhluk berwarna kuning dengan bentuk tubuh mini dan juga jumlah yang banyak disertai tingkah konyol yang dibuat. Siapa yang tak mengenal kartun tersebut, MINIONS.

"Ih, gemesh banget sih kalo ketawa," cubit Fajar pada kedua pipi adiknya itu

"Jangan dicubit jadi merah nanti,"gerutu pemilik pipi itu sambil mengelus-elusnya.

"Bagus dong, biar gak perlu repot-repot pakai blush-on."

"Tahu dari mana kakak tentang blush-on, situ pernah pakai emang?" selidik Tassya pada kakaknya.

"Sembarangan aja kamu memang kakak, mas-mas yang bawa kecrek-an sambil nyanyi di pinggir-pinggir jalan?," ucap Fajar sambil mendelik jijik membayangkan dirinya seperti itu. Setelah itu ia melanjutkan ucapannya, "Kakak tahu itu karena memang anak jenius dari sananya,"sombongnya tingkat dewa.

"Sak karepmu mas" ujar Tassya dengan logat jawa yang berarti 'terserah kamu kak' dan pastinya sang kakak tak tahu arti ucapannya barusan.

Kalimat jawanya tersebut didapat dari temannya, Siska. Orang yang telah ia kenal sejak duduk di bangku kelas delapan waktu SMP. Siska Nur Fifta, teman Naura yang memiliki darah jawa asli dari kedua orang tuanya tanpa campuran bahan kimia apapun, hehehe.

"Dek, kakak mau tidur, jangan lupa bangunin kakak besok buat sekolah. Sekalian berangkat bareng!" titah kakaknya bak seorang raja atau bos saja, menyuruh-nyuruh sesuka hatinya kepada bawahan.

Tapi tak ditanggapi Tassya dengan opini tersebut, ia malah mengiyakan dengan senang hati.

"Siap pak bos."

SWEET PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang