06. PERASAAN ?

21 12 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU !!
JANGAN JADI SILENT READERS !!

HAPPY READING PEOPLE🌈

-SWEET PROMISE-

Ghani datang ke sekolah dengan wajah tertekuk. Ia berjalan malas memasuki kelasnya. Bella melihat Ghani berjalan melewatinya dengan mimik seperti membuat dirinya tertawa.

"Sumpah, wajah lo lecek banget. "Ghani menoleh mendengar kalimat ejekan itu. Tapi Bella terdiam mendapat tatapan tajam Ghani hingga tangan Ghani mendarat mulus mengenai mulut Bella dan berhasil menepuk-nepuknya dengan pelan.

Setelah mendapat tepukan pada mulutnya, Bella malah membalaskan dengan cubitan keras pada tangan Ghani. Ia sengaja tekankan cubitannya itu dan tak kalah juga kuku lancipnya berhasil sedikit menancap pada kulit Ghani.

Dan seketika;

BOOM !

Ghani mengumpat sialan pada Bella yang membalasnya secara tak adil. Imbasnya pada kulit tangannya yang memerah perih karena bekas cubitan si Mak Lampir Bella.

"Dasar singa betina." Cibir Ghani dengan kesal.

Telinga Bella seketika memanas ketika mendengar cibiran tersebut. Lantas Bella kembali mencubit tubuh Ghani, ia tak menghiraukan sindiran serta tatapan aneh yang melihatnya. Bahkan Ghani sendiripun kewalahan menghadapinya.

"Lo pada gak ada kerjaan banget. " Sindir Siska disertai tatapan tajamnya.

Bella membela dirinya, "Tuh si Ghani yang mulai duluan." Ghani ingin sekali mencabik mulut Bella, namun apadaya dirinya seorang yang berpegang prinsip cowok sejati. Yang tak kan menyakiti seoarang perempuan. Rasa kesalnya hanya bisa ia utarakan lewat ucapan.

"Emang cewek pada dasarnya gak mau salah."

Akhirnya Ghani bisa duduk di bangkunya dengan penuh kelegaan setelah debat bersama Bella. Namun, dalam sepersekian detik kemudian pandangan Ghani kembali kosong. Pikiran Ghani pun mulai menjelajah pergi entah kemana.

Siska yang sedari tadi membaca novel kini malah berpindah membaca raut wajah Ghani yang ada di samping tempat duduknya. Tingkah Ghani berangkat hari ini seperti orang yang kehilangan semangat. Siska ingin sekali menanyakan alasannya. Tapi tiba-tiba pak Handi datang, dan pelajaran Biologi-pun dimulai.

Sepertinya Siska akan bertanya nanti jika waktunya tepat.

•°•°•°•

Para murid SMAN Bina Bangsa kini berhamburan memenuhi kantin sekolah selepas bel istirahat berbunyi. Tetapi ada juga yang memilih untuk tetap tinggal di kelas. Hal ini sama seperti Ghani yang memilih diam dan hanya bertemankan ponsel genggam miliknya.

"Ghani, lo gak ke kantin ?" Tanya Siska membuyarkan lamunan Ghani sesaat.

"Gak." Jawabnya singkat. Hal ini semakin menambah kadar kecemasan Siska. Pasalnya, Ghani selalu saja ceria setiap harinya bahkan setiap saat. Entah alasan apa sampai dirinya seperti ini.

Siska berusaha mengetahui alasan tersebut dengan hati-hati ia bertanya lagi,"Lo kenapa ? Ada masalah ? Lo bisa cerita sama gue atau si Bella."

Ghani menatap Siska sebentar setelah itu dirinya bernapas lelah, "Plis, lo gak usah khawatir sama gue, Sis. Gue diem bukan berarti gue ada masalah. Gue punya alesan." Siska mendengar setiap penekanan dalam kalimat pernyataan Ghani barusan dan itu berhasil membuat hatinya mencelos tak terasa.

Bella yang mendengar samar-samar percakapan antara kedua temannya yang ada di belakangnya itu. Diam-diam dirinya juga ikut menyimak. Bella seakan mengetahui perasaan khawatir Siska pada Ghani. Tapi bodohnya, Ghani tak menghargai Siska yang berusaha memberi perhatian.

SWEET PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang