That Man

7.8K 1K 142
                                    

Cklek

"Aku pulang... eoh? Kau belum tidur Lis?"

"Aniyo, abaikan saja aku seperti yang sudah-sudah sepupu sialan"

Ten hanya terkekeh ketika menyadari Lisa merajuk padanya. Sudah dua hari gadis itu berada disana, namun Ten belum menepati janjinya untuk membawa sang gadis berjalan-jalan menyusuri kota Daegu. Mau bagaimana lagi, Ten sendiri merupakan mahasiswa fakultas hukum semester akhir yang sedang disibukkan dengan ujiannya. Dia benar-benar sibuk selama Lisa ada disana, mereka bahkan jarang berbicara karena Ten lebih focus pada buku-buku hukumnya. Eheyy jangan mencibir, begini-begini Ten adalah calon jaksa loh!

Pemuda itu menghampiri gadis yang duduk melantai di ruang tengah, berkutat dengan MacBook nya ketika Ten menyadari Lisa sedang membuka email dari sebuah universitas yang tak asing. Gadis yang hanya mengenakan hotpants dan croptee tanpa lengan itu tampak serius, ketika membaca tulisan yang tertera disana. Lisa membenarkan kacamata bacanya, mengundang sepupu yang empat tahun lebih tua darinya itu untuk ikut melihat kedalam layar, dan Ten terkesiap.

"Seoul National University?! Wow Lis, kau akan study kesana?!"

"Aha"

"Dan kau bahkan mendapatkan undangan tanpa ujian tes?!"

"That's right babe"

"TAPI KAU IDIOT!! Bagaimana bisa kau diterima di universitas terbaik se-Korea Selatan itu?!"

"Heh kambing, kau fikir aku bisa diterima di Stanford University karena apa?"

"Uang?"

"Aku mungkin kaya, tapi otakku tidak membeku sepertimu sepupu sialan. So now, just prepare your fucking dirty ass. Bawa aku melihat kota Daegu, karena kurang dari seminggu lagi aku akan pindah ke Seoul"

Ten nyaris menyemburkan air mineral yang baru diteguknya, ia menatap Lisa dengan mata melotot. "Apa kau bilang? Kupikir kau akan tinggal Bersama kami selama di Korea?". Okay, Lisa mungkin sepupu menyebalkan yang mengeksplotasi semua zona nyaman Ten dalam rumah menjadi wilayahnya, tapi ia tak pernah berpikir jika gadis itu akan memilih untuk hidup sendiri sedangkan Lisa sudah sangat-sangat lama meninggalkan Korea. Serius, itu mungkin akan sangat sulit baginya.

"Aku sudah menemukan apartmen yang cukup dekat dari kampusku, bukankah aku sudah pernah bilang? Aku kesini untuk mencari hiburan, lagipula aku tak bisa hidup jauh dari ibu kota. Mereka sudah mengirim surat registrasi dan pemberitahuan tentang penerimaan permohonan student exchange ku"

"Lalu, memangnya ada yang mau bertukar denganmu?"

Saat itu Lisa menoleh pada Ten, menatapnya dengan sorot tak percaya like 'what?!'. Lisa berdecih, tersenyum miris. "Menurutmu ada yang tidak mau mendapatkan kesempatan untuk study ke Stanford University? ckckck.

"Yasudah, begini saja. mau ikut denganku tidak? Hari ini ada acara makan-makan bareng senior juga, yah.. Semacam refreshing selepas ujian?"

"Memangnya tidak masalah untuk membawa orang asing? Itu kumpul-kumpul Bersama teman fakultasmu bukan?"

"Tidak juga sih, kudengar beberapa orang dari kejaksaan juga akan ikut". Manik Lisa memicing, ia membaca gelagat yang aneh dari sepupunya ini. "Tunggu, ini bukan acara makan-makan biasa ya?"

Ten hanya tertawa, namun Lisa tahu ia telah menemukan jawabannya ketika pemuda itu mulai bercerita. Bukan apa-apa hanya sebuah kisah klasik tentang pertemuannya dengan seorang pegawai magang di kantor kejaksaan, mereka menjadi dekat yaa seperti itulah. namun masalahnya adalah Ten tak pernah suka untuk pergi sendirian, jadi ia ingin Lisa ikut dengannya. Tentu saja ia menolak, untuk apa mahasiswi manajemen ikut dalam sebuah kumpul-kumpul mahasiswa hukum? Sangat tidak bermanfaat.

Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang