Similarity

3.3K 567 65
                                    

Suara dentingan alat makan yang beradu dengan piring menjadi satu-satunya sumber suara diantara dua manusia berbeda gender lintas generasi tersebut, selain karena Kyuhyun tak suka berbicara saat makan, Lisa pun lebih gemar menikmati rasa makanannya ketika sedang melahap sesuatu.

"Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, sekarang giliranku"

"Apa?"

Untung saja Lisa baru saja meneguk jus jeruknya, jika sedang makan mungkin makanan Lisa akan tertahan di tenggorokan. Bayangkan, apa hal yang diinginkan seorang pria dewasa yang mapan, tampan, kaya, sehat jasmani dan rohani sepertinya? Jadi Lisa menegakkan duduknya, ia merapihkan lengan bajunya.

"Apa maksudmu?"

"Pertama, jangan membantah"

Hah?

"Aku tak suka dibantah, apalagi jika perintahku ditolak oleh seseorang yang usianya jauh dibawahku. Paham?"

Kalau begitu kenapa tak cari wanita dari garis seusiamu bangsat?

Ia hanya menggeleng pelan sambil menyeringai, Lisa bertaruh Kyuhyun tak melakukannya karena wanita seumuran pria itu biasanya kaya belly dan garis keriput. HA! Membandingkan Lisa dengan wanita-wanita keriput itu tentu saja tak sepadan, entah kenapa pikiran nyeleneh Lisa membuatnya mengulum senyuman diluar sepengetahuan Kyuhyun.

"The fuck Kyu?"

"Kedua, aku bukan teman sebayamu jadi jangan mengumpat dihadapanku"

"You can't control myself Kyu, bibirku, lidahku, ucapanku. Aku akan mengatakan apa yang ingin kukatakan"

Pria itu menghela nafas berat, terlihat begitu kesal karena gadis dihadapannya tampak semakin berani. Kesalahan pertamanya adalah membiarkan Lisa menang sekali, membuat gadis itu semakin pongah dan berpikir dapat mengendalikannya. Namun Kyuhyun tak pernah menyukai cara itu, dia bukanlah seseorang yang suka berada dibawah kendali.

"Sekarang, saatnya melakukan permintaanku"

"Kau belum mengatakannya!"

"Kau akan melakukannya"

"Kata siapa? Aku harus tahu apa permintaanmu"

"Kenapa kau harus mendebatku, aku tadi langsung memenuhi permintaanmu kan?"

Jika tahu begini, Lisa pasti akan minta dibelikan Rolex Oyster saja!

"Kau tahu kenapa aku tak ingin mengatakannya? Karena kau SELALU membantah apapun yang kukatakan"

"Aku berhak!"

Mereka mungkin berdebat, namun volume suara keduanya masih dalam ukuran sebuah percakapan. Meskipun nadanya meninggi dengan kalimat tajam dan perdebatan sengit, namun keduanya tak menaikkan volume suara mereka hingga terdengar oleh pengunjung lain.

"Itu adalah hakku untuk menolak hal yang tak kuinginkan, kita tidak dalam hubungan antara tuan dan majikan Kyu. Aku berhak menentukan apa yang kuinginkan, apa yang kupakai, atau apa yang akan kukatakan"

"Shut up, Lis"

Suaranya mengalun pelan berbahaya, nadanya rendah menusuk namun terdengar begitu berbahaya. Lisa membeku, ia terdiam tanpa kata. Tiba-tiba lidahnya terasa kelu. Tatapan tajam pria itu, suara dalam dan ekspresi kerasnya. Baik, Lisa benar-benar lupa karakter asli jaksa ini hanya karena ia telah lolos sekali dari paksaannya.

"Kau suka melihatku marah?"

"No, Kyu"

Lisa diam karena bingung, maksudku. Hey, keduanya terpaut usia nyaris dua puluh tahun! Ketika seseorang yang berjarak sejauh itu darinya menyuruh Lisa untuk diam, itu terasa seperti perintah dari ayahnya. Seperti anak nakal yang diomeli, dan Lisa benar-benar kesal pada dirinya sendiri.

Sugar Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang