Chap 11. Booming.

22.5K 1.2K 12
                                    

"Ada apa Amora??" mampus ketauan.

"Nggak pa, Mora cuma lagi.."

"Maaf saya terlambat."

Mata gue rabun, kuping gue soak, tubuh gue lemes seketika.

Seorang laki laki berdiri tepat di depan pintu ruang tempat makan malam ini, dengan setelan jas dan sepatu mengkilat dan jangan lupakan rambut serta wajah itu.

Kenapa dia ada disini????.

********

"Pak Jeno!!!" gue langsung berdiri, ini beneran pak Jeno, dosen penganti pak Anton saat dia di luar kota.

Astaga dunia ini memang sempit, kayaknya gue perlu jadi dokter dan rekomendasikan untuk menunda momongan pada setiap pasangan, biar dunia nggak jadi tambah sempit.

"Kalian sudah kenal toh, bagus kalau gitu."

Pak Jeno jalan, dia duduk tepat di kursi yang ada di serbang gue dengan wajah datarnya seolah ngga terjadi apa apa saat ini.

Ada yah manusia kayak dia, selalu menganggap masalah apapun remeh.

Lo lupa Mora, dia itu bukan manusia melainkan prasasti hidup yang berselimutkan es balok dari kutub utara.

"Kita akan persiapkan tanggalnya, dan sekarang kita biarkan kedua sejoli ini untuk saling meyapa dahulu."

Mama, papa, mami, dan papi pergi, tinggal gue yang ada di sini bersama dengan pak mulut samyang yang tumben hari ini ngga nyinyir sama gue.

Sumpah ini jauh lebih menegangkan dari pada ujian nasional berbasis komputer pas mapelnya matematika.

Ini menyeramkan tuhan, tolong hamba.

"Kamu Revani Amora bukan??." 15 menit hanya untuk petanyaan tidak peting seperi itu.

"Iya, itu saya." mampus lo, lo pikir cuma lo yang bisa SPDJ, gue juga bisa, gini gini nilai bahasa Indonesia gue juga lumayan tau.

"Kenapa??, apa pertanyaan saya salah?."

Melongo, itu lah ekspresi disaat pak Jeno ngomong itu ke gue, udah tau salah pake nanya lagi.

"Apakah bapak menerima perjodohan ini??." gue liat pak Jeno melihat kearah gue, sepertinya gue salah ngomong.

"Ini bukan perjodohan, kamu tau kan." gue ngangguk ngangguk sebagai jawaban, tapi nikah sama dosen sendiri, apalagi dosennya killer lagi, bener bener ngga ada kemungkinan bisa kayak di novel novel dah.

"Saya tanya sama kamu sekarang" pak Jeno berdiri, mendekat kearah kursi yang gue duduki dan mencondongkan dirinya ke gue.

"Saya tanya sama kamu sekarang" pak Jeno berdiri, mendekat kearah kursi yang gue duduki dan mencondongkan dirinya ke gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Deg

Deg

Anjir kenapa kalau di liat dari deket nih Jeno mulut samyang kok tambah ganteng sih, mana jantung gue lagi maraton

Dosen Rangkap Tiga (END)-Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang