Author POVJeno kembali menenggak minuman kerasnya yang ke tiga botol, rasanya dia butuh pelepasan.
Membuat segalanya nampak mudah untuk sesaat dan melupakan semuanya masalah yang dialami nya.
Ingatkan Jeno kalau dia kemari tak membawa supir dan menyetir sendiri, tidak baik jika menyetir dalam keadaan mabuk seperti saat ini.
"Satu lagi." minta nya dengan nada yang cukup hanya terdengar oleh orang yang ada di depan nya saat ini.
"Ini tuan, sepertinya masalah anda sungguh berat yah." Jeno menatap pria itu datar lalu kembali menenggak gelas berisi air hina itu.
Andai semuanya benar benar hilang saat dia minum minuman itu, andai ingatan nya tentang kejadian siang tadi bisa hilang saat ini.
Tapi semua itu hanya hayalan, kebebasan nya hanya sementara, kebahagiaan ini imajinasi yang bisa sewaktu waktu menampar wajah pria ini dan membuatnya sadar akan pahitnya kenyataan.
Perlahan jeno menelusupkan kepanya di atas tangan yang berada diatas meja bar tersebut.
"Hay om, sendirian aja." seorang wanita berumur jauh lebih muda darinya datang dengan tampilan menor dan pakaian kurang bahan, duduk di sampingnya.
Jeno Mengangkat kepalanya pelan melihat kearah wanita itu sebentar lalu kembali ke posisi awal.
"Masalah besar ya om, bisa kali cerita dikit sama aku."
Lagi lagi Jeno tak menggubris wanita itu dan tetap bertahan pada kediaman nya.
Wanita itu menatap Jeno kesal lalu memberanikan diri menyentuh pundak Jeno pelan.
"Om, mau tidur yah?, biar aku tidurin ya om?." seolah tau apa maksud dari wanita itu.
Jeno berdiri dengan tegak, menatap wanita yang sedang menatapnya lapar itu lalu tersenyum.
"Cih, murahan!!!."
Setelah mengatakan itu Jeno langsung meninggalkan tempat hina itu, benar kata orang, minuman keras dan tempat penjualan nya hanya akan menambah masalah.
Bukan menyelesaikan nya.
Astaga sekarang lihatlah pria ini, bahkan Jeno lupa bagaiman cara membuka mobilnya, pria itu nampak begitu kesusahan memencet tombol yang ada dalam kunci yang dia dibawanya.
Serasa tombol itu berputar putar dan menjadi banyak.
"Sial, gue kira cuma Reva yang ngehindar dari gue, ternyata kunci mobil sialan ini pun sama."
.......
Reva sedang berdiri mematung di depan ruang tv, menyaksikan wanita yang mengaku sebagai sekertaris Jeno memecat para pembantu disini dengan alasan yang tak masuk akal.
Yaitu Jeno menginginkan dirinya lah yang akan mengurus rumah besar ini.
Sendirian.
Membayangkan saja Revani hampir pingsan bagaimana melakukan semuanya, ini benar benar gila, bahkan tidak mungkin.
"Kenapa nyonya masih berdiri disana, apakah anda sakit??." Revani menggeleng pelan lalu beranjak duduk di sofa.
Wanita bernama Riska itu terlihat sangat cantik, dewasa dan anggun, berbeda sekali dengan dirinya yang tak lebih dari seorang gadis remaja alay yang masih doyan main kesana kemari seenak jidat.
Reva jadi menerka nerka, akan kah Jeno mampu menahan hasratnya jika yang dilihat wanita seperti ini, apalagi riska adalah sekertaris nya.
Entah kenapa membayangkan hal itu terjadi membuat Reva semakin takut kehilangan Jeno, padahal jika di lihat lihat dulu, dia lah yang pertama kali menentang keras perjodohan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Rangkap Tiga (END)-Tahap Revisi
Teen FictionRevani Amora. Gue ngga suka banget sama dia, sikapnya dingin sedingin kutub, mulut nya pedes sepedes samyang dan tatapan nya tajam setajam silet. Tapi gue ngga tau, kenapa perasaan ini muncul dengan tiba tiba, hingga gue merasa jatuh kedalam tatapan...