"Lo bisa gak sih.. jangan buat dia nangis."
"Gua gak buat dia nangis Erik, emang dasarnya dia cengeng. Lagipula itu memang kesalahan dia--"
"Emang apa sih salahnya?"
"Erik, pliis lo itu cowok. Bisa gak Elo gak usah ikut campur urusan cewek."
"Gua tuh cuma gak pengen ada yang berantem itu aja.. gua gak suka yang kayak gitu, apalagi sampe nangis."
"Lo suka ya sama dia? makanya elo perhatian sama dia.."
"Apaan sih?!"
"Gue saranin sih elo jangan pernah suka sama dia , walau muka nya lumayan cantik dan pinter--"
"Ya gak kayak elo."
"Dasar curut!"
"Elo itu gendruwo!"
***Nadira menangis sejadi jadinya di belakang gudang sekolah. Hatinya sakit? Jelas.. benar benar sakit. Ia seperti tidak tahu harus berbuat apa.
"Kenapa gue dibenci?! Gue cuma pengen ngerasain disayangi dan dicintai oleh seorang cowok! Gue gak punya ayah kayak kalian!" Ya.. Nadira tidak punya sesosok ayah sejak ia kecil, ia tidak pernah melihat ayahnya, ia begitu ingin merasakan kasih sayang seorang ayah seperti anak anak lainnya.
Nadira benar benar seperti curhat, ia menghadap tembok dan berharap tembok tahu kalau ia sedang sedih dan dapat mendengar curhatan dari hatinya.
"Ya Tuhan..kenapa tiba tiba kau rencanakan kejadian seperti ini, ini-- ini terlalu sakit.."
Nadira menangis dan menangis .. sampai ia tidak sadar bahwa ada yang datang dan mendengarkan semua omongannya. Seseorang itu memeluk Nadira dengan erat dan mengelus lembut rambutnya. Dan ternyata itu Erik.
"Dir... Udah ya jangan nangis, elo bisa jadiin gua pelampiasan kok, kalo elo lagi sakit , sedih, atau apapun keadaan itu.. gua rela.."
Tangan Nadira mulai memeluk Erik, dia benar benar nyaman di pelukannya.. hangat dan nyaman. Itu yang ia rasakan, rasanya semua masalah nya hilang sejenak dan tangisan nya sudah berhenti karena Erik.
"Makasih ya Erik.."
"Iya sama sama, dah diem jangan nangis lagi.. kalo elo nangis lagi gua peluk elo lagi.. oke?"
"Oke." Jawab Nadira sambil tersenyum tipis.
"Yaudah sana masuk ke kelas.. bel masuk udah bunyi, pasti gak denger gara gara nangis kan.."
"Hehe, iya."
Nadira membersihkan rok nya yang berdebu karena lantai yang kotor. Lalu berlari ke dalam kelas nya. Erik yang melihat Nadira yang berlari dan semakin jauh itu tersenyum.
"Ternyata gua suka sama elo."
***Nadira melihat Tika yang agak menjauh dari meja nya, ia tidak peduli dan tetap duduk ditempat nya tanpa perlu mendekat ke Tika atau menjauh. Tika melihat Nadira dengan jijik, karena matanya bengkak dan memerah.
Dih nangis..
Dalam hatinya ia benar benar jijik dengan Nadira. Entah kenapa ia tidak suka melihat Nadira dekat dengan Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Make Him Love Me (cerita ini sepertinya tidak dilanjutkan kembali)
De Todo(8/7/2019) #1 Hypnosis (8/7/2019) #3 Tika (8/7/2019) #5 Nadira (8/7/2019) #5 Hans (10/7/2019) #29 Basket Nadira Tia Safitri gadis cantik yang mencintai cowok berhati es bernama Hans Saputra. Ia ingin menaklukkan hati Hans tapi itu tidak menjadi masa...