Happy Reading☀️
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Vier tersenyum membayangkan kejadian di UKS tadi siang,sampai lupa jika ia sedang makan malam bersama keluarganya.
Setelah El mengatakan hal yang seharusnya pantang ia katakan saat ini,suasana menjadi canggung hingga beberapa menit kedepan.El sangat malu,ia merutuki mulutnya yang tak tahu tempat dan waktu.Sedangkan Vier ia diam tak tahu harus melakukan apa.
El menghela nafas pelan,ia bangun dari posisi tidurnya,"Aw!"ia memegangi kepalanya yang terasa nyeri akibat jambakan tadi.Vier langsung membantu El untuk duduk.Ia berjalan mencari obat-obat an untuk El dan handuk kering,karena sejak tadi badan El masih dalam keadaan basah kuyup.
Vier mendekati El yang duduk sembari memerangi kepalanya.Ia menyodorkan obat pereda nyeri kepala dan teh hangat.El menerimanya dan langsung meminumnya.
"El baju kamu basah,kamu punya ganti nggak di loker biar aku ambilin?"El menatap bajunya dan benar bajunya basah dan lembab.Pantas saja ia merasa badannya tak nyaman.
"Euum,ada seragam cadangan di loker,tolong ambilin ya,"pinta El.Vier segera keluar dan tak berapa lama Ia datang sembari menenteng kantong plastik yang berisi seragam El dan Ia memberikannya kepada El.
El memandangi kantong plastik tersebut kemudian mendongak menatap dan Vier tersenyum canggung,Vier yang peka langsung keluar tak lupa menutup pintu UKS.El mulai mengganti bajunya selang beberapa lama ia mengatakan pada Vier jika ia telah selesai mengganti seragamnya.
Vier langsung duduk disebelah El,sebelumnya ia mengambil handuk yang tersampir di punggung kursi sebelah brankar.Ia menghadap kearah El,melepas ikatan rambut El dan mulai mengeringkan rambut El,mengusapkannya dengan lembut.
El terpaku atas tindakan Vier,ia tak menyangka Vier akan melakukannya.El tersadar dan berkata kepada Vier,"Aku bisa sendiri kok,"ujarnya hendak mengambil handuk,namun Vier dengan cepat menjauhkan tangannya.
"Kamu sakit biar aku aja,"ucap Vier lembut.El memberenggut kesal.
Plis deh ya gue tuh cuma pusing bukan stroke apalagi lumpuh~batin El kesal.
Vier berdiri,berjalan kearah lemari es kecil yang terletak di pojok ruangan,ia telah selesai mengeringkan rambut El meskipun tak benar-benar kering.Vier mengambil obat merah,kapas dan beberapa balok es menaruhnya di handuk dan di bungkusnya.Kemudian menghampiri El.
"Nih kamu tempel di pipi kamu yang bekas tamparan."El mengambil handuk yang berisi beberapa balok es dan menempelkannya ke pipi.Vier berdiri dihadapan El,meneteskan obat merah dikapas.Lalu menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah El,mengoleskan obat merah disudut bibir El yang darahnya mulai mengering.
Vier dengan jelas dapat melihat setiap detail wajah El.Kulit putih mulus,alisnya yang tebal,bibir sedikit tebal dan hidungnya yang mancung.Ia sempat terpaku dengan kecantikan El.
Setelah selesai Vier kembali menegakkan badan dan mengatakan sesuatu,"Jadi kamu tadi pura-pura pingsan?"tanyanya.
El mendongak menatap Vier,"Hehehe iya,"cengir El.
"Huufftt,ada-ada aja kamu.Aku khawatir banget tau nggak,nakal kamu,"ucap Vier sembari menjepit hidung El.El memberontak dengan memukul-mukul tangan Vier yang menjepit hidungnya."Ng-ggak bi-sa n-na-fas Vi-Vier,"Keluh El.Vier segera melepaskan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy & Girl
Teen FictionSebuah hubungan yang sudah terjalin dengan apiknya harus menerima suatu kenyataan yang pahit.Memang setiap hubungan pasti ada saja rintangannya.Salah satu pihak menerima suatu keputusan yang sangat bertentangan dengannya Meskipun aku bersama dia nam...