"Oppa, apa kamu tahu pas aku pingsan, ada seseorang atau siapa saja yang ada disampingku, menolong ku?""wae?"
"aku sekilas mengingat ada seseorang yang memanggil nama ku."
"nugu? Aku rasa tidak ada. Apa mungkin itu suara ku, hahaha..."
"malah becanda, ya sudah nanti aku juga ingat sendiri."
Jaeyoung mendekat lalu berbisik. Setelah mendengar, rasanya kedua mata ku hampir keluar karena aku bingung harus bagaimana.
.
.
."istirahatlah. Besok aku jemput lagi. Jangan keliling pasien, okey!"
"iya Oppa, makasih untuk semuanya, untuk hari ini."
"ish, kita bukan orang asing lagi. Jangan bilang gitu. Ya sudah, aku pergi. Nite, Hye..."
"oke-okey Oppa... nite too and take care!"
klek...
Setelah menunggu Jaeyoung benar-benar pergi. Hyesun memakai kembali cardigan hitamnya. Lalu dengan santai, Hyesun keluar dari ruang inap-nya.
"loh Dok? Bukannya lagi persiapan buat rapat besok?" tanya suster Im.
"kalau itu semuanya sudah beres. Aku kesini karena penasaran."
"soal apa?"
"bagaimana kondisinya Bu Kim?"
"masih sama seperti tadi. Ini data nya, Dok."
"oke gomawo." jawab Hyesun sambil mengecek kembali data medis Bu Kim. "wali nya masih disini?"
"masih Dok."
"oke, aku lanjut kesana. Kalau ada apa-apa hubungi aku atau Dokter jaga."
"baik Dok."
tok, tok... tok...
Hyesun kaget, ketika Namjoon sudah berada tepat di depannya.
"a, aku... mau mengecek Bu..."
"dia tidur. Aku ingin berbicara dengan mu, empat mata. Boleh?" sela Namjoon.
Namjoon menggenggam tangan Hyesun, lalu mereka berjalan menuju rooftop.
"ada apa?" tanya Hyesun."apa kamu mempunyai saudara kembar?"
Hyesun tersenyum ketika mendengar pertanyaan itu.
"aku jadi ingat reaksi wajah kamu dan Taehyung ketika melihat ku, untuk pertama kalinya. Apa wajah ini, benar-benar mirip? Apa aku boleh melihat foto seseorang itu?"
Dengan diam, Namjoon mengambil foto dari dalam dompet nya. Diberikannya ke arah Hyesun dan dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mungkin reaksi wajah Hyesun bisa di katakan sama, dengan Namjoon dan Taehyung saat itu.
"sejauh ini, aku adalah anak tunggal. Ayo ikutlah dengan ku, ada satu hal yang ingin aku bukti-kan. Disini terlalu dingin."
"mian..."
Dalam diam, Namjoon mengikuti Hyesun dari belakangnya.
"masuklah." suruh Hyesun sambil mengunci pintu. "sebelumnya terima kasih..."
"untuk apa?"
"aku mendengar suara kamu, saat aku pingsan tadi. Itu benar kamu, kan?"
"lalu, bagaimana kondisi kamu sekarang?"
"seperti yang kamu lihat."
"kadang seperti yang terlihat itu, palsu. Maaf, kalau aku terlihat sok tahu, tapi kamu masih terlihat pucat."
"I'm really fine, Kim Namjoon~" lirih Hyesun.
"baguslah, kalau seperti itu. Lalu hal apa yang pingin kamu buktikan?"
"satu hal yang bisa membuktikan kalau aku adalah aku." tegas Hyesun.
"혹시?"Namjoon diam sambil menebak, apakah yang di pikirkan saat itu adalah benar. Setelah menunggu, Hyesun keluar hanya mengenakan tank top nya . Tanpa ragu Hyesun langsung menyuruh Namjoon melihat apa yang dia pikirkan.
"kamu... benar-benar..." bisik Namjoon.
"wae? Apa kamu malu? Aku melakukan ini untuk mu. Dan asal kamu tahu, rasa malu ku sudah lama hilang. Kamu boleh menyentuhnya. Kadang, tattoo bisa ditutupi oleh makeup, jadi aku ingin kamu benar-benar memastikan nya, bahwa aku adalah aku."
Namjoon diam tertegun setelah mendengar semua perkataan yang penuh percaya diri itu, dari seseorang yang baru dia kenal. Mungkin Namjoon bisa merasakan seberapa beda, pribadi Hyesun dengan seseorang itu, Song Min-a.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMPLE [[NAMJOON]] 😊
Fanfiction[ C O M P L E T E ] [[word count: 10,561 words]] story by ssjin___