08

488 42 2
                                    

Di ruang meeting, rumah sakit

Di ruang rapat, Hyesun sudah terpaku ketika bukti DNA yang lihatnya adalah negatif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang rapat, Hyesun sudah terpaku ketika bukti DNA yang lihatnya adalah negatif. Semua peserta rapat dewan direksi, tiba-tiba menjadi heboh dalam hitungan detik.

Hyesun duduk, lalu melihat ke arah Jaeyoung sambil tersenyum kecil.

Beberapa anggota rapat, termasuk Jaeyoung, kembali menyuarakan pendapat mereka. Tapi, mereka kalah dalam hitungan detik juga. Rapat ditutup, dengan pernyataan, pencabutan sementara lisensi Dokter, milik Hyesun.

"dugaan ku benar~" lirih Hyesun, sambil meremas kertas yang ada di depannya. "aku harus memastikan lagi, ke mereka. Oppa berhentilah mendukung ku, toh hasilnya juga sudah keluar. Gomawo Oppa."

"kalau kamu bilang seperti itu, aku tidak bisa memaksa. Mau kemana?"

"entahlah, aku bingung menyebutnya. Mereka masih kedua orangtuaku, atau bukan. Apa aku terlalu kurang ajar?"

"bukan itu masalahnya. Ya sudah, cepat pulang kalau kamu sudah selesai."

"oke, tenang saja."

...

Hyesun POV

Aku memberanikan diri menemui kedua orangtua ku. Ingin mendengarkan penjelasan mereka yang real.

"ada apa kamu kesini? Bukankah sudah jelas di rapat tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ada apa kamu kesini? Bukankah sudah jelas di rapat tadi. Kamu sudah mengecewakan kami. Dan lagi, cukup untuk hari ini. Pulanglah." tegas Ayah.

Setelah itu aku melihat ke arah Ibu. Dia hanya duduk diam sambil menunduk. Tidak berani melihatku. Yang artinya, dia tidak mempunyai kuasa untuk membela ku.

Aku kembali melihat ke arah Ayah. Dia duduk membelakangi kami. Mungkin dia menangis. Atau mungkin dia tersenyum. Aku tidak bisa melihat atau merasakannya. Karena aku, sedang berusaha keras untuk menahan semua emosi. Sampai aku, mati rasa.

"masih berlaku kah, Ayah dan Ibu, jika aku memanggil kalian seperti itu? Dan jika kalian tidak ada yang membela ku, berarti hasil DNA itu benar 100%?"

Mereka diam. Benar-benar diam. Aku semakin geram dengan sikap mereka. Aku menggenggam kedua tangan kaku ini, dengan sangat keras.

DIMPLE [[NAMJOON]] 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang