13

400 27 0
                                    

Seoul, sehari sebelum ulang tahun Namjoon. (flashback time)

Mina POV


"lalu dimana dia sekarang?!" teriak ku, yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.

"kamu tidak perlu ikut campur."

"bagaimana aku tidak ikut campur, kalau kalian..."

"cukup, Song Min-a!" tegas Aboeji.

"Aboeji, kamu boleh berteriak, boleh marah, boleh melakukan apapun ke aku, hajiman jebal... Jangan lakukan itu ke Hyesun-eonnie. Dia sudah menggantikan aku sampai sejauh ini, lalu kalian membuangnya?! Apa kalian, tidak berpikir..."

"cukup!"

Aku mengerti. Aku mengerti. Aku harus sedikit lebih kuat untuk menahan emosi ini.

"oke, oke... sekarang kalian mau apa?"

"kembalilah belajar dan masuk perusahaan. Untuk posisi Hyesun sekarang, masih di pertimbangkan oleh Dewan Direksi. Untuk itu pun, aku tidak bisa berbuat lebih lagi."

"Eomeoni... apa kamu juga menyetujui hal ini?" tanyaku, sambil berharap, walau kecil.

Eomeoni, hanya mengangguk pelan, karena tidak ada pilihan lain lagi. Aku berkali-kali menggelengkan kepala, karena berusaha menelan mentah-mentah kenyataan yang sedang terjadi ini. Mungkin, aku tidak bisa pergi lagi.

"baiklah... mungkin sudah waktunya aku, membalas semuanya kan, Aboeji, Eomeoni??"

"bukalah map itu, lalu pahami semua isinya. Setelah itu, kamu bisa mengerti situasinya. Pulanglah kerumah, jangan ke apartemen. Terus, Jaeyoung akan menemani kamu."

"Jaeyoung?" tanyaku, sambil mengerutkan kening. "siapa lagi?"

.
.
.


"ada apa? Tanya aja, semua? Daripada kamu capek berpikir sendiri." kata laki-laki yang bernama Jaeyoung itu.

"kita beda berapa tahun?"

"tujuh tahun." jawabnya.

"pakai bahasa non-formal, gak masalah kan?"

Dia mengacungkan jempol nya ke arahku, sambil fokus menyetir lagi.

"apa jabatan kamu di perusahaan?"

"gak ada."

"terus?"

"aku hanya seorang Dokter di rumah sakit yang kamu miliki. Untuk posisi di perusahaan, masih dibawah kamu. Tapi tenang saja, minat ku bukan perusahaan dan jabatan kok."

"terus apa minat, mu?"

"untuk saat ini, aku ingin fokus membantu Hyesun. Tapi, klo kamu ikut melawan-nya... Aku, tidak akan tinggal diam."

Perkataannya membuat aku, terpojok secara langsung. But, I don't care.

"by the way, apa hubungan kalian berdua? Maksudku, dengan Hyesun-eonnie."

Dia hanya tersenyum, tanpa menjawab pertanyaan ku.

Aku menatap keluar, menutup pembicaraan singkat kami. Berharap semua masalah ini berjalan dengan lancar.

"hari ini kamu libur?" tanyaku, kembali.

"Dokter seperti aku, jauh dari kata libur. Ada apa?"

"aku mau mampir... tapi belum tau, apa orang itu mau bertemu dengan ku atau tidak."

"lebih baik kamu pulang dan istirahat."

"aku tau, tapi..."

.
.
.


Aku tiba di Banpo Hangang Park, berjalan menuju pinggir sungai, lalu duduk tanpa mempedulikan orang disekitar ku, termasuk Jaeyoung.

Aku membuka map yang sedari tadi aku bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka map yang sedari tadi aku bawa.

Ternyata... setelah semua ku baca dan pahami, posisi dia lebih berat ketimbang diri ku sendiri.

Aku menyesal. Kenapa aku baru menyesali-nya sekarang.
Sial.

Haruskah, aku menemui Hyesun-eonnie terlebih dahulu atau dia?

Argh, molla!

DIMPLE [[NAMJOON]] 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang