12.Degem

64K 1.9K 21
                                    

Diana merasakan sakit disekujur tubuhnya terutama dibagian selangkangannya, akhirnya ia benar-benar menjadi istri seutuhnya, Alex berhasil mengambil mahkotanya yang Diana jaga untuk suaminya, Alex memang berhak untuk mendapatkannya. Ia melihat laki-laki manja yang tertidur disampingnya, Diana mengambil pakaiannya ia ingin segera mandi dan bersuci, Diana menahan sakitnya lalu bersegera kekamar mandi.

Setelah mandi dan segar kembali Diana bercermin di meja Rias, ia tersenyum sendiri di cermin mengingat hal tadi, Alex melakukannya dengan lembut juga dengan bisikan bisikan yang membuat Diana merasa sangat diinginkan, walau masih di bawah pengaruh obat.

****

Diana berjalan keluar ruangan bersama Indah, kelas berakhir pukul 11.30 siang, Diana bernafas lega karena hari ini tidak sampai siang

Diana berjalan sangat lesu, sepertinya ia kelelahan karena beberapa minggu terakhir ini ia terus bergadang untuk mengerjakan skripsinya dan juga mengurusi Alex yang sekarang merupakan prioritas utama Diana sebagai istri, semenjak siang hari sebulan yang lalu, bonyunya sering meminta jatah, katanya ketagihan saking enaknya, Diana sampai capek sendiri menuruti kemauan suaminya namun itulah kewajiban sebagai seorang istri

Diana menargetkan skripsinya selesai setidaknya 2 bulan lagi, setelah itu ia sidang dan lulus, ingin rasanya cepat-cepat kerja, Diana ingin sekali bekerja dikantoran, menjadi sekretaris atau staff management di perusahaan besar.

"Na mau langsung pulang atau mau makan dulu?" tanya Indah saat mereka berjalan dilorong kampus

"Langsung pulang deh Ndah, gue pusing dan lemes banget, kayanya gue sakit deh," ucap Diana

"Na astaga lo pucet banget, lo udah makan belom?" tanya Indah, wajahnya mulai panik saat melihat sahabat baiknya pucat, selama berteman dengan Diana, Indah tak pernah melihat Diana sakit, karena Diana dan dirinya wanita yang gak gampang sakit alias kuat tahan banting

Diana tak menjawab dan terus berjalan diikuti Indah yang menggandengnya, kepala Diana  pusing matanya berkunang-kunang dan

"Diana.."

Diana pingsan untung Indah menahan tubuh Diana dan segera menidurkan Diana dilantai dengan kepala dipaha Indah, mahasiswa lainnya yang berada dikoridor mendekat karena Indah berteriak minta tolong

Diana dibawa ke unit kesehatan dikampus, setelah digotong beberapa mahasiswa disana. Dokter jaga yang berada dikampusnya memeriksa keadaan Diana

"Tidak apa-apa sepertinya mbak Diana kecapean saja tapi," ucap Dokter yang masih muda salah satu alumni kampus ini yang bekerja sambilan di unit kesehatan kampus, Indah tak terlalu mengenalnya namun ia tahu sedikit tentang dokter Ilyas, dokter yang paling ganteng dan baik hati

"Tapi apa dok? Temen saya gak kenapa-kenapa kan?" tanya Indah khawatir, dokter Ilyas tersenyum

"Tidak perlu dikhawatirkan, mbak Diana harus istirahat, selain kurang tidur, maaf dugaan saya sepertinya mbak Diana hamil, tapi itu baru dugaan saya saja," Indah menatap dokter Ilyas lalu menatap Diana kemudian menatap dokter kembali
"Ahhh seriusan dok adek ipar saya hamil?" ucap Indah dengan senyumnya yang lebar dengan mata yang berbinar membuat Dokter Ilyas menggeleng pelan sambil tersenyum

"Dugaan saya, coba tespeck aja, lho bukannya mbak Diana sahabat mbak Indah kok jadi adek iparnya?" tanya dokter Ilyas kepo

"Hehe Diana ini nikah sama adik saya dok, asikk saya mau punya ponakan dok," ucap Indah tersenyum bahagia, membuat Dokter Ilyas terperangah melihat gadis cantik yang belum pernah ia lihat tersenyum menampilkan gigi putihnya

"Iya mudah-mudahan berdoa saja, kalau gitu saya keluar dulu ya, nanti kalau mbak Diana sudah sadar langsung pulang gapapa," ujar Dokter Ilyas

"Siyappp dok."
Sepuluh menit kemudian Diana sadar, Indah menunggu Diana dengan senyuman yang lebar membuat Diana mengernyit aneh sekali sahabatnya ini

Mendadak Nikah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang