Malam harinya Renata langsung memanggil dokter kandungan untuk memastikan keadaan putrinya, dan memang benar Diana tengah mengandung menurut perhitungan dokter usia kandungan Diana sudah berjalan 3 minggu, Alex,Indah, Renata,dan Bram yang baru saja pulang kerja dikejutkan oleh datangnya dokter mengucap syukur atas kehamilan Diana, Renata pun langsung menghubungi besannya memberi tahu kabar bahagia mengenai kehamilan Diana.
Diana gadis berusia 22 tahun itu tak menyangka diperutnya ada janin, ia hanya termenung saat dokter memeriksanya, bahkan saat keluarganya terlihat begitu senang Diana hanya diam, entah ia bukannya tak senang namun ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya, ia tahu anak adalah sebuah titipan anugerah dari Allah, tapi ia bertanya-tanya apa ia bisa menjaga titipan itu?
"Didi kita akan punya dede, Didi kamu gak senang ya?" tanya Alex melihat Diana yang hanya terdiam di ranjang, menyenderkan kepalanya dikepala ranjang tanpa ekspresi
"Diana sayang kamu sebentar lagi jadi ibu, kok mukanya gitu sih, jawab dong suami kamu nanya," ucap Renata lalu duduk mengelus rambut putrinya
"Diana gak mau punya anak dulu mah, Diana gak siap," keluh Diana pelan, Renata memeluk putrinya, Diana sesegukan karena tangisannya,
"Jangan begitu sayang, kamu pasti bisa jadi ibu, jangan khawatir kan ada mama yang akan bimbing, kamu pasti bakalan bahagia saat lihat wajah bayi kamu saat lahir nanti," Renata mengelus rambut Diana,ia mengerti putrinya belum siap karena selain masih muda, Diana ingin menjadi wanita karir
"Didi maafin aku ya, kamu jangan nyesel ya karena ada buah hati kita diperut kamu, aku janji akan belajar menjadi ayah yang baik, aku janji akan belajar menjadi laki-laki dewasa dan aku janji gak manja lagi, nanti kita belajar bersama ya untuk membesarkan anak kita," ucap Alex yang duduk disamping kiri Diana, Diana melepas pelukan dari ibunya yang duduk disebelah kanan, menatap Alex yang sedang memandangnya dengan mata yang berlinang, bonyunya menangis, Diana segera memeluk Alex,
"Huaa bonyu jangan nangis iya Diana mau untuk belajar bareng, membesarkan dede bayi, anak kita," ucap Diana, Alex tersenyum lalu mengecup puncak kepala Diana
"Makasih sayangku, cintaku," Renata tersenyum melihat Diana yang mau menerima anaknya,lalu ia memberi dua jempol kepada Alex, Alex tersenyum kepada mama mertuanya.
Indah yang memang masih berada dikamar itu juga terharu melihat adiknya yang terlihat sudah dewasa.
****
Keluarga Diana mengundang keluarga Alex untuk makan malam dirumahnya, dua keluarga sudah berkumpul menikmati hidangan yang sudah tersajikan di meja makan, setelah makan malam mereka berkumpul diruang tengah, dua keluarga yang telah bersatu bahagia mendapatkan kabar yang tak terduga mengenai kehamilan Diana, Tyas mama Alex tidak menyangka dirinya akan menjadi nenek diusianya yang masih 44 tahun
"Diana sayang nanti kamu ke dokter ya, periksa kandungan," ucap Tyas membuka obrolan
"Iya mah," jawab Diana
"Diana kuliah kamu sebentar lagi selesai kan nak?" tanya Adam
"Iya pah insyaallah beberapa bulan lagi," Adam mengangguk
"Papa denger kamu ingin kerja dikantor ya, kamu mau jadi sekretaris papa? sekretaris papa mau pindah ngikut suaminya" ucap Adam yang membuat Diana tersenyum, ia ingin kerja kebetulan sekali papa mertuanya menawarkan, baru saja Diana ingin menjawab dengan senang hati menerima tawaran itu namun perkataan bonyunya membuat senyuman Diana menghilang
"Gak boleh, Didi ga boleh kerja!! apalagi Didi sedang hamil, biar Alex yang kerja pah," ucapan Alex tegas tidak bisa dibantahkan
Hati Diana terasa begitu sakit saat mendengar ucapan bonyunya, ia tak dibolehkan bekerja, padahal bekerja dikantoran dan menjadi wanita karir adalah cita-citanya andai ia tak hamil pasti bisa menikmati menjadi wanita karir yang sukses, ia tau ucapan seorang suami tak boleh dibantah dan harus mengikuti kemauan suami serta harus selalu izin disetiap langkah yang istri lakukan, Diana tak bisa membantah dan Diana pun tak bisa menahan air matanya yang sudah berusaha ia tahan,
Hiks hiks Diana mengelap air mata yang mulai turun dipipinya juga ingus yang meler, perasaan ini berjalan begitu saja dan semakin menyesakkan saat para orangtua memperhatikannya, tangis Diana pun pecah
Huuaaaa hiks hiks, Diana tak bisa menahannya ini pertama kalinya ia menangis sesegukan didepan banyak orang,Alex memeluk istrinya menaruh kepala Diana didadanya, mengelus punggung Diana yang bergetar
"Maaf ya Didi, aku bukannya melarang kamu kerja, sekarang kamu lagi hamil aku gak mau kamu kecapean,"
"hiks hiks bonyu jahat Diana kan mau kerja, Diana mau jadi wanita karir"
"Iya nanti ya, lagi pula kuliah kamu kan belum selesai, sabar ya Didi, tahun depan pasti aku izinin," Diana hanya bisa mengangguk pasrah, mau bagaimana lagi sekarang dirinya sedang hamil dan masih harus menyelesaikan skripsi.
****
Alex tak berhenti bersyukur, bibirnya selalu mengucapkan syukur dan tak segan menciumi istrinya saat mereka berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobil yang berada diparkiran, Diana baru saja menjalankan USG yang membuat Diana terdiam tak bisa berkata apapun berbeda dengan suaminya yang heboh saat melihat hasil USG dan yang dikatakan dokter, bayi mereka kembar,
Alex senang bukan main karena gen kembar dari sang kakek dari Adam papanya turun kedirinya.
"Alex bisa diem gak sih, gak usah norak!! Aku capek liatnya," ujar Diana membuat Alex yang masih terlonjak senang terdiam
"Iya maaf Didi, kamu kenapa sih?" cicit Alex, Diana tak menjawab, untungnya mereka sudah didepan mobil, Diana masuk kedalam mobil setelah Alex membukakan pintu
Pikiran Diana berkecamuk, anak 1 saja ia masih berfikir apa bisa ia membesarkannya apalagi 2 anak sekaligus, ia benar-benar tak menyangka hadiah yang diberikan Allah untuknya, seorang suami yang masih sekolah, dan sekarang dua janin berada diperutnya, Diana mengelus perutnya yang masih rata
"Semoga mama bisa menjadi ibu untuk kalian," ucap Diana dalam hati
"Kamu gak usah khawatir Didi, ada aku ayahnya, kalau memang anak ini yang kamu khawatiri, please jangan benci anak kita Di, maaf kalau aku menghamili kamu, tapi maaf kita sudah sah jadi wajar kalau kamu bisa hamil," ujar Alex akhirnya, ternyata Didinya tak bahagia dengan kehadiran buah hati ditengah pernikahan muda mereka
Diana menengok memandang suaminya yang sudah menjalankan mobil keluar dari parkiran rumah sakit, ia menatap wajah Alex yang menatap lurus kedepan, Diana bukan membenci hanya tak siap menjadi ibu dan yang ia takuti adalah bonyunya yang masih sekolah, apa bisa bonyunya menjadi seorang ayah, sedangkan yang ia tau anak SMA sedang labil-labilnya. Entahlah Diana pusing memikirikannya.
Perjalanan pun hening, Alex fokus dengan menyetir sedangkan Diana fokus dengan fikirannya
"Bonyu berhenti, aku mau rujak, tolong beliin dong disitu," ujar Diana tiba-tiba, Alex memberhentikan mobilnya melepas seatbelt lalu menengok
"Anaknya papi bonyu mau rujak ya?" ucap Alex tak lupa dengan senyumannya yang manis
"Iya papi bocah unyuuu,masih bocah kok udah mau punya anak," ujar Diana
"Ini namanya bocah unyu udah dewasa kaka Diana yang cantik, sahabatnya kakak bonyu," ucap Alex lalu mencium pipi istrinya
"Ihh apa sih kok kamu jadi suka manggil diri sendiri bonyu sih, gak cocok tau gak, sok imut.. Udah buruan papi Alexxx," ucap Diana
"Siap mami Didi, papi emang imut, muachhhh," ucap Alex mengecup kembali pipi istrinya lalu segera keluar mobil, Diana menggelengkan kepalanya
"Tuh kan tingkahnya aja masih kaya bocah, itu papi mu nak," ucap Diana mengelus perutnya.
08.07.2019
⭐️⭐️⭐️⭐️ jangan lupa,
Komennya juga boleh yang banyak😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah (SUDAH TERBIT)
RomanceAnak Kuliah vs Anak SMA Salah paham yang membuat Diana Larasati harus menikah dengan Alex Permana Putra "Woy ngapain lo pada " "Wah berbuat mesum dimobil, " "Parah nih merusak moral di desa kita, " Teriak beberapa warga yang sudah berada didekat mo...