I wish that you would love me again like yesterday.
Don't let go of this hands.
And every time my heart beats, let's assemble the foot together again.
I won't make you don't wander anymore
I feel destiny you, you
I feel destiny me, me
___________________________________________
Matahari pagi itu menembus tirai tipis dikamar Singto, sudah lama Singto tidak meniduri kasur empuknya dirumah. Semalam sesampai nya dirumah, ia hanya menangis di pelukan mae nya dan hanya mengucapkan jika ia lelah. Dan kemudian mae nya menyuruh Singto untuk istirahat. Singto pun langsung merebahkan badannya dan tertidur tanpa membersihkan badannya terlebih dahulu semalam, sehingga pagi ini ketika ia terbangun badannya sangat lengket oleh keringat.
Setelah beberapa saat Singto mandi, dan keluar untuk sarapan pagi bersama mae dan pho nya, suasana yang akhir-akhir ini Singto rindukan.
"Kapan kau datang, Sing?" Tanya pho nya yang sedang asik membaca koran dimeja makan.
"Semalam pho, pho libur hari ini?" Jawab Singto sambil menuruni tangga rumah nya
"Ini kan weekend Nak, memang nya kau tak mau menghabiskan waktu bersama kami. Kau sudah jarang sekali pulang" Jawab mae nya yang sedang sibuk didapur menyiapkan nasi goreng kesukaan anak laki-laki nya itu
"Ahhh rindu pho" Singto memeluk pho nya dari belakang, kemudian ia mendudukan diri nya dikursi sebelah kanan pho nya.
"Bagaimana kuliah dan pekerjaan mu, Sing? Apa kau tidak lelah?"
"Lelah tidak lelah tetap harus dijalani pho, mau bagaimana lagi ini kan sudah jadi keputusan ku." Jawab Singto sambil menghela nafas berat nya.
"Au, bukannya ini sudah tahun ke tiga mu Sing? Bukannya kau harus mengambil internship?"
"Sudah pho, rencana aku hari ini akan membicarakan soal ini pada pho dan mae."
"Ya sudah, kita sarapan dulu. Nanti saja bicaranya" Mae Singto datang ke meja makan dengan membawa nasi goreng untuk mereka sarapan.
Sarapan pagi ini di isi dengan suasana hangat keluarga Ruangroj, diselingi dengan perbincangan hangat kegiatan keluarga itu.
"Dimana P'Bella mae, aku tidak melihatnya dari semalam. Bahkan juga tidak ikut sarapan dengan kita?"
"Dia ada dinas dirumah sakit pinggir kota, Sing. Mungkin nanti sore dia sudah pulang." Jawab Mae nya.
"Makin sibuk aja ya Mae, P'Bella."
"Ya begitulah, Sing. Nama nya juga sudah panggilan Hati nya." Timpal pho nya.
Setelah mereka menyelesaikan sarapannya, Singto pamit untuk kembali ke kamar nya. Rasanya dia butuh tidur kembali, badannya serasa remuk setelah hampir 2 minggu kejar-kejaran dengan tugas dan pekerjaanya.
.
.
.
.
.
.
.
Lain halnya dengan Krist, ia yang sampai rumahnya 10 menit yang lalu langsung melesat ke kamar nya. Padahal keluarga nya sedang berkumpul diruang tengah untuk menonton tv bersama, seperti kegiatan weekend keluarga lainnya. Krist memang setiap weekend pulang ke rumah, karena jarak dari apartement dan rumahnya tidak terlalu jauh itupun jika ia tidak mempunyai jadwal di hari weekend, dia pasti menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harum Hujan 💧 (END)
FanfictionSeperti hujan, sebanyak itulah Rindu ku pada mu -SP- Bila kamu memeluk hujan, itu aku. Bila kamu menyentuh dingin, itu aku. Bila kamu mencium angin, itu aku. Maka kamu adalah tanah yang begitu tabah menadah basah. End