DESTINY CALLS

430 37 26
                                    

Singto yang akan menyusul Krist, pergelangan tangannya dicekal oleh P'Bella. P'Bella menahan Singto dan menatapnya tajam seakan-akan mengisyaratkan bahwa P'Bella akan memakannya hidup-hidup.

"Biarkan Krist sendiri dulu Sing. Dan jelaskan padaku apa yang terjadi! Bukannya sudah pernah ku peringatkan jangan sekali-kali kau bermain dibelakang Krist dan sekarang apa?" Ucap P'Bella dengan penuh penekanan disetiap kata yang keluar dari mulutnya.

"P'Bee, Please dengarkan aku dulu. Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku bahkan tidak kepikiran sama sekali untuk bermain dibelakang Krist bahkan untuk menyakitinya pun tidak Phi. Sebelum aku menjelaskan lebih jauh lagi, kenalkan ini teman sekaligus seniorku di tempat ku magang" Ujar Singto

Adora mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan perempuan yang Adora kira itu mungkin kakak perempuan Singto, karena sedari tadi mereka berbicara dengan bahasa Thailand yang Adora sama sekali tidak mengerti.

"Adora..." Ujar Adora, P'Bella hanya menerima jabatan tangan Adora dan tersenyum masam.

"Awas saja kau, jika sampai berani mendekati Singto" Ucap P'Bella dalam hati.

"Dengarkan aku Phi, Adora dan aku tidaklah lebih dari seorang rekan kerja, aku serius. Hati ku sudah seutuhnya milik Krist dan bahkan posisinya tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bahkan ketika kami tadi berpelukan itu hanya pelukan perpisahan tidak lebih dari itu. Aku mohon percaya pada ku Phi" Ujar Singto dengan penuh keyakinan supaya kakak perempuan nya ini mengerti. 

Singto berusaha menjelaskan semuanya pada P'Bella, dan mereka pun akhirnya membatalkan semua rencana mereka masing-masing dan memilih untuk pulang. Sedangkan Adora paham dimana posisinya setelah mendengarkan semua penjelasan dari situasi apa yang terjadi malam ini. Adora pun merasa tidak enak hati pada kekasih Singto, karena nya lah kekasih Singto menjadi salah paham. 

Adora berpamitan untuk pulang pada Singto dan P'Bella, dalam hatinya jika ia ada kesempatan ia akan menjelaskan pada Krist apa yang terjadi. Singto pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemen P'Bella, untuk bertemu dengan Krist.

*****

Krist sudah berada diapartemen P'Bella sekitar 10 menit yang lalu, dengan keadaan yang berantakan dan kacau karena menangis disepanjang jalan,  ia langsung membereskan semua barang bawaannya. Krist tidak mau lagi tinggal disini, setelah selesai membereskan barang-barangnya Krist mengambil telfon genggamnya dan langsung menghubungi managernya.

"Hallo P'Yui?" Ucap Krist dengan suara serak ketika P'Yui mengangkat panggilan nya.

"Hallo Krist, apa kau tidak apa-apa? Kenapa suara mu seperti orang habis menangis?" Ujar P'Yui diseberang dengan nada kawatir.

"Aku tidak apa-apa Phi. Tolong pesankan aku tiket penerbangan untuk malam ini, aku akan kembali ke bangkok malam ini phi" 

"Apa? kenapa cepat sekali? bukannya kau baru sampai kemarin malam?"

"Tidak apa-apa Phi, aku hanya ingin cepat kembali ke rumah. Buat apa aku disini lama-lama jika tidak dibutuhkan" ujar Krist.

"Baiklah, sebentar phi cek kan terlebih dahulu. Tunggu lah" P'Yui langsung membuka MacBook nya dan P'Yui merasakan ada yang aneh dengan sikap Krist karena ketika Krist akan berangkat korea sungguh sangat bersemangat kenapa baru sehari ia sudah ingin pulang saja, pasti ini ada yang tidak beres pikir P'Yui.

"Heumm" Krist menanggapi ucapan Phi Yui dengan gumaman, pikiran Krist melayang pada kejadian tadi. Sungguh itu sangat menyakitkan untuk Krist.

Ketika Krist sedang melamun ia dikagetkan dengan suara P'Yui , "Krist, penerbangan untuk malam ini sudah tidak ada. Ada nya besok pagi penerbangan awal jam 6 pagi, apa kau mau?" ujar P'Yui  karena sudah mencari ke beberapa situs pemesanan tiket penebarangan, ternyata jadwal penerbangan untuk malam ini sudah tidak ada.

Harum Hujan 💧 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang