Hola! Buat yang udah baca part ini kemaren baca lagi ya. Soalnya aku baru update ulang dipanjangin.
Gak ada yang aku ubah cuma ditambahin aja.
SELAMAT MEMBACA~
____________________
MISS AMBITIOUS ● 9 | A Deal
Azkia, Nasya, dan Renata berhasil membawa Adel pulang ke rumahnya. Sekarang mereka ber-empat sedang berada di dalam kamar Adel. Adel tertidur di ranjangnya sedangkan yang lainnya terlihat duduk di atas sofa berbentuk U.
Azkia tadi sudah izin ke mamanya untuk menginap di rumah Adel. Bukan pertama kalinya mereka mengadakan sleepover dadakan seperti ini dan juga bukan pertama kalinya mereka mendapati Adel dalam keadaan mabuk seperti tadi.
"Biasanya orang yang paling bikin iri itu yang paling banyak masalahnya." Ujar Renata.
Azkia menganggukinya. Azkia ingat saat pertama kali dia menginjakkan kakinya di rumah ini. Saat dia masih belum terlalu dekat dengan Adel. Saat dia mengatakan seberapa menyenangkannya menjadi seorang Rosalie Adeline Jones. Azkia tidak pernah menyangka seseorang yang kehidupannya terlihat sangat sempurna seperti Adel ternyata memiliki masalah yang lebih berat dibandingkan dirinya.
"Jadi, Valdo jalan sama cewek lain lagi?" Pertanyaan Retoris Nasya mendapat anggukkan dari kedua sahabatnya.
Valdo adalah pacar Adel sekaligus teman masa kecilnya. Menurut Adel, tidak ada cowok lain yang lebih mengerti tentang dirinya dibandingkan Valdo. Dan, disinilah Adel sekarang terjebak dalam toxic relationship yang dia ciptakan sendiri.
Nasya berdecak sebal, "Adel itu kenapa sih? Kayak Valdo satu-satunya cowok di dunia aja. Yang Valdo-nya juga. Ih! ngegemesin banget sumpah hubungan mereka itu." Nasya jadi ngomel-ngomel sendiri. Kesal sendiri. Mondar-mandir gak jelas bak setrikaan.
Renata mengehela nafas. "Udah gitu setiap kali kita ngingetin kita mulu lagi yang disalahin." Renata juga sebenarnya tak kalah kesal dengan hubungan antara Valdo dan Adel itu.
"Dan, begonya lagi. Adel mendem semuanya sendiri. Kenapa sih kok dia gak kasih tahu aja ke Valdo itu tentang kebusukkan-kebusukkannya yang udah tertangkap basah." Azkia juga lama-lama terbakar emosi.
Nasya berdecak sebal. "Ah, udahlah gak usah dibahas lagi." Nasya sudah merasa sangat gatal hendak menghajar cowok itu. "Bahas dikit lagi, bisa-bisa gue datengin rumahnya itu cowok."
"Ogeb!" Umpat Renata. "Ngapain lo datengin rumahnya? Orang yang punya rumah aja gak ada di rumah." Ledek Renata yang dilanjutkan dengan gelak tawa.
"Ish!" Nasya memalingkan mukanya. Malu. "Oh iya Ki! Lo tadi mau ngomongin apa?" Nasya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Oh, itu." Azkia menjeda ucapannya sebentar dia terlihat ragu-ragu. "Enzo."
"Enzo lagi?" Tanya Renata seakan-akan mereka telah membahas Enzo selama bertahun-tahun hingga dirinya bosan.
"Udah sih Azkia. Dia itu sama aja kayak cowok lainnya cuma lebih pinter aja. Gitu." Renata menasihati.
"Bukan. Aku cuma mau nanya. Kalian tau Navvaro International?"
Mendengar pertanyaan Azkia, Renata dan Nasya saling tatap sebentar lalu kemudian tertawa terbahak.
Azkia mengernyit menyaksikan pemandangan itu. Dia tidak merasa ada yang lucu dengan pertanyaannya. "Emang pertanyaan gue lucu ya?" Tanya Azkia dengan lugu.
Renata dan Nasya langsung menghentikan tawa mereka. Nasya terlihat mengutak-atik ponselnya sebentar sebelum menunjukkan Azkia foto seorang perempuan berambut pirang dengan mata biru yang indah. Azkia bingung saat ditunjukkan foto itu. Namun, Nasya segera memperjelas tujuannya. "Kalo ini Enzo yang lo cari. Berarti tebakan lo benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Ambitious
Teen Fiction[DREAM BIG ACADEMY #1] Cinta atau cita-cita? Azkia tidak perlu berpikir berulang kali sebelum menjawab cita-cita, karena memang hal itulah yang paling penting bagi-nya. Belajar siang dan malam hanya untuk mempertahankan beasiswa, Azkia tidak pernah...