The Prince and His White Horse

174 51 209
                                    

SELAMAT MEMBACA~

____________________

MISS AMBITIOUS ● 15 | The Prince and His White Horse

Nasya terlihat sangat menawan dengan balutan long dress berwarna navy blue yang membentuk tubuh rampingnya. Dia terlihat sangat cantik, Azkia tidak dapat menyangkalnya.

Wajahnya juga telah di rias dengan make up yang cukup tebal untuk mengimbangi dress yang dipakainya. 

Sekali lagi dia mengecek penampilannya pada cermin di dalam toilet. Sebelum, dia mengukir senyuman, menunjukkan bahwa dia sudah puas.

Azkia tahu tak biasanya temannya itu seperti ini. Pasti karena Noah. 

Biasa, jika tidak dipaksa menggunakan gaun, Nasya akan datang ke acara-acara seperti ini dengan pakaian seperti laki-laki. Kemeja warna putih dipadukan dengan celana bewarna hitam.

Tapi anehnya, ternyata Nasya mahir dalam mengenakan high heel setinggi sepuluh senti. Padahal, seingat Azkia, Nasya jarang sekali menggunakan high heel setinggi itu.

"Lo beneran gak mau ikut, Ki?" Tanya Nasya, entah ke-berapa kali.

Dan, lagi-lagi Azkia menggeleng. "Kamu tau kan, Sya. Aku gak suka pesta." Ujarnya. "Dan, aku juga gak diundang sama Enzo." Dia beralasan.

Nasya mengedikkan bahunya, "oh, well. Nanti, lo juga pasti bakal di jemput sama pangeran berkuda putih lo." Nasya mengedipkan sebelah matanya, meledek Azkia.

"Ih, apaan sih! Udah sana keluar. 'Pangeran berkuda putih' kamu udah sampe tu!" Azkia berseru kesal.

Nasya hanya terkekeh geli. "Ya, udah. Bye, bye. Selamat bersenang-senang dengan buku kimia lo." Dia melambaikan tangannya.

"Ya, have fun."

Dan, Nasya benar-benar meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Azkia sendirian di dalam kamar.

Gak sendiri, sih. Masih ada buku kimia kok yang setia menemani. 

***

Acara malam ini jauh lebih meriah dibandingkan opening ceremony siang tadi. Ballroom hotel itu telah dihiasi dengan bunga-bunga bewarna putih yang begitu memanjakan mata. 

Banyak sekali orang yang telah hadir. Namun, orang yang sedari tadi dinantikan oleh Enzo belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Enzo!" Panggil seseorang dari arah belakangnya.

Enzo langsung menoleh dan mendapati sepasang kekasih yang terlihat sangat romantis. Enzo terkekeh mendapati tangan laki-laki itu yang memeluk pinggang Nasya dengan posesif. Sepertinya, Noah masih mengingat dirinya.

"Hi!" Sapa Enzo. "Mesra banget itu tangannya." Sindir Enzo dilanjutkan dengan kekehan gelinya.

Namun, Noah tetap tidak merubah posisi tangannya. Dia tampak tak peduli dengan sindiran Enzo.

Nasya hanya memutar bola matanya jengah.

"Oh, iya. Si Azkia mana?" Tanya Enzo.

Nasya tersenyum menggoda, "cie... nyariin," ledeknya.

"Iyalah, nyariin. Calon gue tu." Jawab Enzo tampak serius.

"Ngarep!" Ejek Nasya dengan tawa meledek. "Di atas, noh, dia. Gak mau turun katanya, soalnya gak diundang sama lo."

Enzo terkesiap, "hah? Gak diundang?"

"Ho'oh, gak diundang secara personal." Ujar Nasya, seraya mengedipkan matanya.

Miss AmbitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang