Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Yang jadi pertanyaan, Jung Jaehyun itu siapanya dirinya?
Pacar, bukan. Sahabat, bukan. Hanya sebatas teman kenalan yang kebetulan berada di satu kelompok matkul, kan?
Lalu kenapa gadis itu sampai galau dan uring-uringan karena sikap Jaehyun yang mendadak berubah dingin kepadanya? Kenapa ia harus menguras air mata karena introspeksi diri sampai dirinya frustasi?
I mean, seharusnya Chaeyoung tidak mempermasalahkan hal itu, jika Jaehyun ingin menjauhi dirinya, ya sudah—toh itu haknya. Tapi gadis itu rupanya masih belum terima jika dia belum tahu alasannya.
Park Chaeyoung itu tipikal orang yang rentan hatinya, mudah terbawa perasaan, naif, tidak tegaan, cengeng, apa-apa selalu dipikirkan. Sesuatu kecil yang seharusnya bisa ia masa bodohi—seperti Jaehyun yang tiba-tiba menjauhi dirinya begini saja—bisa membuatnya tidak tidur semalaman.
Ah, Chaeyoung benci sifat ini.
Hidupnya tidak akan tenang jika Jaehyun tidak segera memberi tahu alasannya, tapi setiap Chaeyoung mencari tahu, cowok bermarga Jung itu selalu menghindar.
Seperti kejadian beberapa hari yang lalu. Sewaktu mereka maju untuk presentasi, Jaehyun mendadak pindah di sebelah Mingyu ketika Chaeyoung hendak berdiri di sebelahnya. Awalnya Chaeyoung tidak terlalu peka dengan hal itu, hanya mengira Jaehyun ingin pindah saja karena lelaki itu tidak mau memulai pembukaan persentasi—karena ada peraturan siapapun yang berdiri di tengah harus memulai berbicara.
Ketika Chaeyoung bertanya apakah seharusnya dia memilih option A atau B ketika diskusi kelompok, Jaehyun menjawab dengan cara lamanya, yaitu gelengan tak tahu. Disini ia mulai merasa ada yang aneh.
Hari Jum'at ketika ia bertemu dengan Jaehyun di lorong, Chaeyoung mencoba menyapanya, namun Jaehyun malah menunduk dan berbelok mengambil jalur lain agar mereka tidak berpapasan. Chaeyoung mulai menyadari sesuatu.
Jika orang-orang yang melihat Jaehyun begitu tentunya hanya menganggap angin berlalu, tapi di mata Chaeyoung, gadis itu tahu Jaehyun jelas-jelas sedang menjauhi dirinya.
Chaeyoung bersungut, menghembuskan nafasnya kesal memikirkan hal itu.
"Yaudah, kalo memang itu yang lo mau! Gue juga bakal jauhin elo!" monolognya membanting tisu yang baru saja ia gunakan untuk mengusap ingus seakan-akan itu adalah pelampiasan emosinya. Dia capek mikirin hal yang tidak berguna ini.
"Chaeyoung!"
Ditengah kegalauannya, teriakan mamanya yang berasal dari lantai bawah mengalihkan pikiran Chaeyoung.
"Apa, Ma?"
"Sini turun sebentar, dek! Mama minta tolong!"
Mendengar itu, Chaeyoung segera ke kamar mandi sejenak untuk membasuh muka menghapus jejak mata sembabnya juga ekspresi murungnya, lantas keluar kamar mandi dan menghampiri Minyoung yang berada di dapur.