There is something between you and me. I don't know for sure, but I think it's a kind of bond that connects us with the universe
:::
Akhirnya bus tiba di halte setelah lelaki bermarga Jung itu menunggu cukup lama. Jaehyun memasuki bus tersebut lalu duduk di bangku dekat dengan jendela. Beberapa menit kemudian setelah beres mengangkut penumpang, bus pun mulai melaju, membawanya ke arah kampus.
Jaehyun lantas memangku tangan, kepalanya bersandar pada kaca transparan di sebelahnya sedang pandangannya tertuju ke arah luar, menatap hujan yang turun di pagi hari ini---kebiasaannya ketika berangkat ke kampus sejak musim hujan.
Entah bagaimana caranya dia harus bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan hujan. Ditengah hidupnya yang menderita dan penuh dengan siksaan ini ia masih dapat merasa tenang hanya dengan mendengar suara hujan, merasa damai hanya dengan melihat hujan, dan juga merasa lega ketika mencium bau tanah yang terkena hujan.
Ya, Jaehyun adalah seorang pluviophile, berbeda dengan Chaeyoung yang sepertinya tidak begitu menyukai hujan dan lebih suka cuaca cerah.
Bagaimana dia bisa tahu? Itu mudah. Dilihat dari ekspresi dan tingkah panik Chaeyoung ketika hujan mengguyur dirinya, Jaehyun sudah bisa menebak kalau gadis itu tidak begitu suka dengan hujan. Beruntung waktu itu dia bertemu dengannya dan memutuskan untuk mengikutinya diam-diam, kalau tidak, mungkin gadis itu sudah berjalan kesusahan sambil kehujanan dalam keadaan menyedihkan.
"Di belakangmu..."
Tiba-tiba bisikan itu kembali terdengar di kepalanya.
Jaehyun menolehkan kepalanya perlahan ke samping, lantas ekor matanya menangkap seorang bocah berseragam SMP yang duduk di bangku belakang deretan sebelah tengah menatapnya dengan mata menyipit.
Mencoba untuk tetap tenang, lelaki itu kembali menghadap ke depan lalu mengenakan tudung hoodie-nya untuk membatasi pandangan bocah tersebut, berpura-pura tidak tahu apa-apa dengan kembali mengamati hujan. Beruntung lima menit kemudian bus tiba di halte dan bocah tersebut segera keluar dari bus, membebaskan Jaehyun dari pandangan curiga bocah itu yang sedari tadi membuatnya tidak nyaman.
Lalu lima belas menit kemudian pun disusul ia tiba di halte kampus.
Hari ini ia sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya sehingga tidak terlalu banyak orang yang berlalu-lalang di fakultas dan ia bisa berjalan dengan santai menuju ke kelas---tapi sayangnya hal itu hanya berlaku dari lobbi hingga lantai dua.
Setelah Jaehyun menaiki anak tangga dan hendak berbelok, langkah kakinya terhenti sewaktu pandangannya mendapati hal yang paling ia hindari saat ini; seorang gadis berdiri di tengah lorong, mencegat segala akses jalan, menatapnya yang mematung dari kejauhan.
"Jung Jaehyun." suaranya memanggil.
Enggan menjawab, Jaehyun segera menunduk, berbalik dan melangkah melalui jalur sebelumnya untuk menghindari gadis itu. Akan tetapi naas, gadis itu malah mengejar dirinya.
"Jaehyun!"
Jaehyun tak mendengarkan perintahnya.
"Jaehyun berhenti!"
Jaehyun tetap berjalan dan semakin mempercepat langkah kakinya.
"Berhenti atau aku nggak akan jadi temen kamu selamanya!"
Cit! Kini Jaehyun berhenti seketika, menghasilkan suara decitan karena langkahnya yang terhenti tiba-tiba.
Melihat kesempatan itu, gadis itu segera melangkah mendekati Jaehyun yang menegang kaku di tempat berkat mendengar ancamannya, lantas berdiri di depan lelaki itu sejenak, menatapnya cukup lama, kemudian berdecak. "Bener kata Bambam kalau kamu itu freak. Jauhin aku tiba-tiba tanpa alasan tapi diwaktu yang sama gamau kehilangan aku" cibirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Out The Beast
Fanfiction"Darkness was created by God so you can find your true light."