Absen yuk!
Jangan lupa vote dan commentnya yaa. Happy reading!***
Silau sinar matahari asal jendela menyadarkan Park Chaeyoung dari tidurnya. Kedua matanya terbuka perlahan, pandangannya yang memburam perlahan terfokus bersamaan dengan kesadaran yang terkumpul pada dirinya, lalu beberapa saat termenung. Chaeyoung merasa seolah baru saja melewati mimpi panjang dimana ia menjelajah dunia kehidupannya dalam alur maju mundur sampai-sampai ia sulit untuk mengingat kembali saking kompleksnya. Tapi kehangatan yang membekas di dadanya membuatnya teringat sosok pria dalam mimpi—Papanya.
Jujur, gadis itu sungguh tak tahu kenapa ia memimpikan pria itu. Ia tidak begitu dekat dengan Papa semasa dia hidup, tidak juga memiliki banyak kenangan bersama karena dulunya pria itu selalu sibuk bekerja sehingga tidak punya waktu untuk keluarganya, kendati demikian Chaeyoung tetap menangis di hari pemakaman Papanya.
Untuk sejenak Chaeyoung mengerjapkan matanya, lantas merorientasikan pandangannya dan mendapati dirinya tengah terbaring di brankar, tepatnya di sebuah ruangan serba putih yang tampak asing baginya. Ditambah kimia yang samar-samar tertangkap oleh indera penciumannya. Sebenarnya ada dimana dirinya sekarang?
"Sudah bangun rupanya,"
Suara itu mengalihkan atensinya seketika. Ada seorang wanita yang entah sejak kapan duduk di sebelahnya. Wanita itu berambut sebahu, berekspresi dingin dan berkulit pucat—tak butuh waktu lama bagi Chaeyoung untuk membulatkan kedua mata saat menyadari siapa wanita itu. "J-jung Soojung?"
"Bagaimana perasaanmu? Sudah lebih baik?" tanya Soojung mengabaikan keterkejutan gadis itu.
"A-aku baik-baik saja." jawabnya tak yakin. Kemudian mencoba membangunkan diri dan menyandarkan punggungnya di dipan kasur. Dahinya mengernyit selagi melihat sekeliling. "Dimana aku sekarang?"
"Di rumah sakit, lebih tepatnya di kamar pasien nomor 027,"
"Kenapa aku dibawa kesini?"
"Kamu tidak ingat?"
Chaeyoung memberi gelengan lemah sebagai jawaban, sebelum tiba-tiba merasakan sebuah firasat buruk saat melihat tatapan Soojung. Lantas wanita itupun menjelaskan. "Kamu diboyong kesini semalam karena pingsan. Dokter bilang kamu hanya shock berat dan butuh istirahat,"
Sadar ada sesuatu yang tidak beres. Pingsan bukanlah hal yang biasa terjadi pada dirinya, hanya sekali ia pingsan waktu di kantin kampus dan itu masih menjadi misteri baginya. Maka dari itu ia bertanya, "Shock berat karena apa? Apa yang sebenarnya telah terjadi?"
Soojung terdiam sejenak, mengambil nafas. "Peristiwa buruk telah menimpa keluargamu yang membuat Mama dan Kakak laki-lakimu meninggal dunia pada malam itu,"
Malam itu...
Malam itu...
Malam itu...
Seketika mata Chaeyoung melebar seolah terkejut melihat cahaya truk yang tiba-tiba menyorot matanya, kemudian truk itu menabrak ingatannya dan menghadirkan potongan-potongan memori kejadian semalam—malam paling kacau dalam sejarah hidupnya. Sontak Chaeyoung pun memegang kepalanya dan menjerit ketakutan, membuat Soojung terkejut bukan main.
"Chaeyoung!"
Jung Soojung panik melihat Chaeyoung mendadak menggila seperti orang kesetanan itu. Buru-buru wanita itu menenanggak Chaeyoung sebelum ketahuan para medis. Soojung memegang bahu Chaeyoung dan ia langsung bisa merasakan luka duka yang besar pada gadis itu. Segera ia menyalurkan kekuatannya, menenangkan gadis itu dari taumanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Out The Beast
Fanfic"Darkness was created by God so you can find your true light."