"Everyone has their own dark side. It's just, they show it in different ways"
:::
Saat Chaeyoung sudah percaya diri, ia malah melihat jawaban Jaehyun yang membuatnya tak menyangka. Lelaki itu tampak menggeleng di layar tanda menolak ajakannya.
Mengernyit, lantas dia pun bertanya dengan nada tercekat, "Kenapa?"
"Saya... ada acara weekend ini"
"Acara apa?"
"Acara.... keluarga"
"Beneran?" Jaehyun mengangguk. "Kalo weekend berikutnya gimana?"
"Um... kayaknya juga nggak bisa. Ada acara juga-"
"-acara buat ngejauh dari aku ya?" potong Chaeyoung yang membuat Jaehyun diam seketika. Chaeyoung pun menghela nafas panjang. "Kalo kamu memang nggak mau hangout sama aku, jujur aja nggak papa daripada nyari alasan buat bohong. Kamu kayak orang bodoh tahu gak? Aku juga nggak masalah kok, aku nggak maksa."
Lantas terjadi jeda yang sangat panjang.
Dua manusia ini memang lucu. Jaehyun ingin menerima ajakan hang-out gadis itu, dia sangat ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu, namun diwaktu yang sama ia tahu kalau itu hanya akan menjadikan kesempatan Beast untuk semakin gencar menargetkan gadis itu sehingga iapun terpaksa menolaknya meski berat hati.
Sedangkan Chaeyoung berdalih mengatakan bahwa ia tidak masalah jika Jaehyun tidak menerima ajakannnya, padahal aslinya dia kaget, kagok, dan kecewa ketika mendengar Jaehyun menolaknya.
Haha. Mereka saling membohongi diri sendiri demi kebaikan. Padahal kalian tahu kan kalau bohong itu bukan suatu perbuatan yang baik?
"Jae, udahan dulu ya vc-nya. Aku ngantuk nih hehehe"
Jaehyun tersentak halus ketika Chaeyoung memecah keheningan, lalu mengangguk pelan. "I-iya... Sudah malam juga"
"Jangan lupa besok kamu ke kelasku ya buat ambil catatan."
"Oke"
"Good night, Jae"
"Good night, Chaeyoung"
Melambaikan tangannya sejenak sebelum mengakhiri video call, Chaeyoung lantas meletakkan ponselnya, memeluk guling, mendesah pelan dan menutup mata-berharap besok pagi dapat bertemu dengan matahari yang bisa mengusir perasaan berkabutnya.
Disisi lain Jaehyun tidak langsung tidur seperti Chaeyoung. Lelaki itu masih setia menatap ponselnya meski tampilan layarnya sudah berwarna hitam. Entah kenapa ia merasakan sebuah perasaan bersalah yang mendalam, terlebih ketika mengingat senyum getir gadis itu.
Sejenak, Jaehyun melepas kacamatanya lalu mengubah posisi tubuhnya menjadi rebahan, menghadap langit-langit. Ia mengusap wajahnya gusar, memegang dahinya frustasi dan terpejam sambil memikirkan hidupnya yang seolah rumit sejak kehadiran gadis itu.
Oh. Ralat. Ia baru ingat hidupnya sudah rumit ketika Beast memilihnya sebagai inang sejak lahir di dunia ini.
"Maaf, Chaeyoung. Seharusnya dari awal saya menolak jabat tangan denganmu dan mendengar nasehat Ayah untuk tidak berteman dengan siapapun" lirihnya putus asa, kemudian tubuhnya menegang kaku ketika merasakan sebuah air mata luruh di pelipisnya.
✨✨✨
Keesokan harinya Chaeyoung sudah merasa baikan, tapi dia malah tidak menemukan semangat hidup. Alhasil iapun merasakan kelas hari ini jauh lebih membosankan-yah, walau sebelumnya memang sudah membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Out The Beast
Fiksi Penggemar"Darkness was created by God so you can find your true light."