18

11.2K 1K 100
                                    

Pagi harinya suasana begitu dingin, Jungkook seolah tidak mau membahas percakapan mereka semalam, tetapi walaupun begitu, Rose tetap waspada. Mengingat sifat Jungkook, tidak menutup kemungkinan lelaki itu akan melakukan segala cara untuk melaksanakan keinginannya.

Dengan memasukkan obat penggugur di minumannya misalnya,siapa yang tahu? Mengingat lelaki itu pernah membiarkan minumannya dicampuri obat oleh Yoongi.

Rose mengelus perutnya dan mengernyit sedih, meskipun bayi ini tidak diinginkan oleh ayahnya, meskipun perasaannya sekarang terluka karena Jungkook lebih mementingkan kenangannya akan Chaeyoung daripada dirinya yang sekarang ada dan hidup di depannya, Rose harus berusaha tegar dan kuat, demi anak ini.

"Anda akan mempertahankan anak itu kan?" suara Yoongi menyentakkan Rose dari lamunannya. Lelaki itu sedang memasuki ruangan yang sama dengan Rose.

Rose menatap Yoongi dan mencoba tersenyum, Yoongi sangat baik dan sopan padanya ketika dia memasuki rumah ini. Yoongi pulalah yang menjelaskan kepadanya kebenaran dan merubah semua pandangannya akan Jungkook.

"Aku akan menjaganya dengan nyawaku. Kau harus berhadapan denganku dulu kalau kau ingin mencelakai anak ini."

Senyum terukir di bibir Yoongi, "Tidak nyonya, Tuan Jungkook tidak pernah menyuruh saya mencelakai anak itu. Bahkan jika tuan Jungkook menyuruhpun, saya akan menolak, anak itu adalah keturunan Jeon yang harus saya hormati pula."

Kelegaan meliputi hati Rose, setidaknya ada orang yang mau membela anaknya.

Kemudian Rose menatap Yoongi dengan ragu,"Apakah kau tahu bahwa Chaeyoung meninggal karena dia mencoba mengandung untuk kedua kalinya?"

Yoongi menatap Rose hati-hati dan menganggukkan kepalanya, "Saya tahu, setelah kematian nyonya Chaeyoung. Hal itulah yang menghancurkan Tuan Jungkook, bahwa dia sebenarnya berkontribusi dalam kematian Nyonya Chaeyoung. Nyonya Chaeyoung bisa hidup lebih lama seandainya tidak hamil..."

Yoongi menghela nafas panjang dan menatap Rose lembut, "Saya harap Anda memahami perasaan Tuan Jungkook."

"Dia selalu menganggapku sebagai pengganti Chaeyoung, dia menganggapku sama seperti Chaeyoung," Rose memejamkan matanya pedih,"Anak ini anaknya, tetapi dia menyuruhku mengugurkannya."

Yoongi menatap perut Rose dan tatapannya melembut di sana, "Saya yakin Tuan Jungkook tidak pernah menganggap Anda sebagai pengganti Nyonya Chaeyoung. Jika dia hanya menganggap Anda sebagai boneka pengganti, dia tidak akan menunjukkan emosinya kepada Anda. Anda tidak akan diperlakukan olehnya dengan begitu hormat, yang bisa saya katakan, apa yang dilakukan Tuan Jungkook adalah karena dia peduli kepada Anda."

Peduli kepadanya? Bagaimana bisa? Jungkook menyuruhnya menggugurkan anaknya. Bagaimana bisa itu disebut kepedulian?

"Tuan Jungkook menginginkan anak itu digugurkan karena dia mencemaskan keselamatan Anda. Dia takut Anda akan celaka dan meninggal seperti Chaeyoung, dia takut kehilangan Anda."

Rose menatap Yoongi dengan tak percaya, "Dia tak mungkin takut kehilanganku."

"Percayalah kepada saya," Yoongi tersenyum lembut. "Tuan Jungkook memang tidak pernah pandai menunjukkan perasaannya, tetapi kalau memperhatikan Anda akan tahu."

Yoongi membungkukkan tubuhnya lalu berpamitan dan meninggalkan Rose dalam keheningan.

***

"Apakah kau sudah berubah pikiran tentang usulanmu semalam?"

Rose menatap Jungkook yang baru saja memasuki kamar, tidak biasanya Jungkook memasuki kamar sedemikian larut, dan lelaki itu tampak lelah.

Sleep With The Devil :: RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang