Ketika Jungkook menerima telepon itu, dia sedang berada ditengah meeting penting. Dia langsung melupakan semuanya dan meluncur secepat dia bisa ke rumah sakit tempat Rose katanya dibawa.
Terengah Jungkook berlari ke ruang gawat darurat dan hampir bertabrakan dengan Yoongi. Napas Jungkook terengah dan menatap Yoongi yang tampak pucat dan cemas, jungkook melihat darah.
Darah di lengan dan baju Yoongi yang kebetulan berwarna putih, "Kenapa ada darah di bajumu?" suara Jungkook bergetar, menahan perasaan cemas yang mulai menggelegak.
"Nyonya...nyonya pendarahan...saya menggendongnya..."
Pendarahan? Kenapa ada darah? Mau tak mau ingatan Jungkook melayang ke masa bertahun-tahun lalu ketika Chaeyoung mengalami keguguran, pendarahan yang sama, kesakitan yang sama.
"Di mana Rose?!"
"Dokter masih menanganinya, Tuan."
"Jungkook," suara Jisoo yang lembut mengalihkannya, "Kondisi Rose kritis, dokter bilang ada yang salah dengan posisi plasentanya, yang mengakibatkan pendarahan. Mereka sedang berusaha mengeluarkan bayinya."
"Bagaimana dengan Rose?" suara Jungkook bagaikan erangan menahan siksaan.
"Rose tidak sadarkan diri sejak dibawa ke ambulance, Jungkook," Jisoo memandang Jungkook cemas, "Mereka sedang berusaha di dalam sana,"
Jisoo menoleh pada ruang operasi di sudut dengan lampu merah yang menyala di atasnya, "Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa."
Berdoa? Jungkook sudah lama tidak berdoa, dia pernah berdoa sebelumnya. Jiwanya yang kelam ini dulunya putih bersih. Percaya bahwa yang namanya Tuhan itu ada dan selalu tersedia untuk menolongnya.
Tetapi Tuhan ternyata tidak ada ketika Chaeyoung yang dulu dicintainya meregang nyawa. Tuhan tidak ada. Itulah yang dipercaya Jungkook setelah menguburkan Chaeyoung, sekaligus menguburkan seluruh kepercayaan yang dulunya pernah di pegangnya.
Jungkook membuang hatinya, menjadi manusia berjiwa kelam yang jahat, dan kemudian lama kelamaan wataknya berubah menjadi kejam. Tidak ada yang bisa menyentuh belas kasihan Jungkook, tidak ada lagi.
Sampai ayah Rose datang dan menunjukkan foto anaknya untuk ditawarkan padanya. Jungkook menyadari kemiripan itu, meskipun
penampilan Rose di foto berbeda dengan Chaeyoung, dengan kacamata tebal dan potongan rambut kunonya yang pirang itu.Jungkook tidak menampik, ketika
membuat perjanjian pernikahan di usia Rose yang ke dua puluh dua itu murni karena ingin menjadikan Rose sebagai pengganti Chaeyoung. Tetapi kemudian entah kenapa Jungkook jatuh cinta kepada Rose, entah sejak kapan Jungkook tidak tahu. Mungkin sejak dia selalu menerima foto-foto hasil pengintaian dari Yoongi yang membuatnya sadar bahwa Rose telah berkembang menjadi perempuan yang mandiri.Mungkin setelah percintaan yang dahsyat di malam pertama itu, atau mungkin juga setelah perkawinan mereka, Jungkook tidak tahu. Yang dia tahu pasti, Rose tersimpan di hatinya. Hati yang dulu sudah dia buang, Ternyata selama ini hatinya masih ada di sana, menunggu untuk diisi kembali.
Dan sekarang, isteri dan anaknya sedang meregang nyawa di ruang operasi. Dan yang bisa Jungkook lakukan hanyalah menunggu di sini
seperti orang bodoh. Isteri dan anaknya astaga!Bahkan Jungkook selalu menutup mata, berpura-pura bahwa dia tidak mengakui keberadaan anak itu, selalu mengalihkan mata ketika menatap perut Rose yang semakin dan semakin membuncit setiap harinya.
Rose berjuang sendirian selama masa-masa kehamilannya.Sangat jauh dari yang dilakukannya ketika Chaeyoung mengandung, dia merawatnya, dia menjaganya di setiap langkahnya. Memastikan Chaeyoung sehat dan bahagia di setiap detiknya. Dan sekarang, kepada Rose, isterinya, yang sesungguhnya sangat dicintainya, Jungkook telah
berbuat luar biasa jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil :: Rosekook
RomanceRank #1-Rosekook #2-Chaeyoung #2-Roseannepark #6-Bangtanpink Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Rose terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang dicintainya satu persatu hancur. Ibunya terpuruk dalam rasa malu dan kecew...