Kita Tak Layak Sombong

17 0 0
                                    

Kadang kita merasa begitu berkuasa atas apa yang Allah titipkan, Kadang kita menutup diri dari kekurangan hanya karena punya Kelebihan atau kita kerap lupa bagaimana kita harus menilai diri kita sendiri.

Allah bilang: Janganlah kamu berjalan diatas muka bumi dengan kesombongan. Pernahkah kita bertanya? Mengapa Allah berikan peringatan yang demikian? Boleh jadi karena Allah lah yang paling faham bagaimana watak ciptaanNya. Bahkan dengan peringatan itu pun sebagian ada yang taat dan sebagian yang lain memalingkan dirinya.

Kalaupun Harta ataupun Tahya yang Allah titipkan malah menjadikan kita sombong dan merasa punya kuasa, tidakkah kita merasa bahwa Bumi ikut geram melihat kita? Andaikan mereka mau, mereka dapat mudah membinasakan kita dengan berbagai cara: Bencana Alam, Sambaran Kilat atau apapun yang mungkin saja terjadi kapanpun dan dimanapun.

Namun, disitulah letak Kasih Sayang Allah berada. Allah tidak menghendaki yang demikian, Allah selalu membuka pintu lebar-lebar untuk hambanya bertaubat dan insyaf.

Saat aku melakukan perjalanan melintasi lautan, aku bertanya dan bergumam... Bagaimana aku bisa berlaku sombong? Laut dengan Dahsyatnya bisa menegur Manusia kapanpun. Kita merasa hebat karena bisa membangun gedung yang bertingkat namun kita tak merasa bahwa ada laut yang sedemikian dalam.

Kita senantiasa merasa jika kita mampu menghidupi banyak orang dengan memperkerjakannya, tapi kita tidak pernah menyadari Keluasan dan Kekuasaan Allah yang selalu siap sedia menjamin Rizki buat MakhlukNya diseluruh penjuru Semesta. Lebih jauh lagi, mungkin sampai saat ini kita merasa bahwa segala yang kita punya adalah milik dari Usaha kita sendiri.

Ada Langit diatas Langit inilah pribahasa yang bisa menajdi rem untuk siapapun yang sedang berdansa di alunan kesuksesan. Senantiasa menyadari selalu ada yang lebih kuat dari yang kuat, lebih mulia dari yang Mulia. Dimana semuanya akan Bermuara pada Yang Maha Segalanya.

Kita adalah makhluk bumi yang tercipta dari tanah. Tetaplah merendah dan membumi sebagai mana mestinya, begitu kita diciptakan dan begitu juga kita dikembalikan.

Ada Hikmah di PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang