6. Jatuh

122 14 4
                                    

Jatuh tuh emang sakit.
Apalagi yang jatuh makanan kesukaan yang baru dibeli, trus keinjak.
Sakit banget.

•••••

Deras hujan mengguyur halaman rumah sari pagi ini. Hari ini sudah pukul 06.15 tapi sari masih enggan untuk menyentuh air didalam kamar mandinya. Dengan alasan dingin. Tetapi, mau tidak mau ia harus mandi akibat diancam abangnya. Jika tidak mandi, sari akan disiram dengan air plus empat batu es berukuran besar. Mendengar ancaman sari langsung masuk kekamar mandi. Tak lama dia keluar dari kamar mandi.

"ga jadi mandi?" tanya eko dingin.

"airnya merajuk bang, terus ngediamin sari. Padahal sari ga ngapa-ngapain." jawab sari polos. Mendengar itu, eko langsung melotot dan sari langsung berlari kekamar mandi. Dan tertawa puas melihat abangnya kesal.

15 menit kemudian, sari turun sudah rapi dengan seragam sekolahnya hari ini lengkap dengan peralatan tasnya.

"abang." panggil sari dengan nada manja.

"tuh makan, jangan lama ntar telat malah nyalahin gue." kata eko dingin.

"dih ngambek, ntar makin jelek loh."

"bodo."

Pyar!

"ngapain sih dek, kok bisa jatuh tu gelas?." tanya eko melihat gelas jatuh berserakan dilantai.

"kesenggol hehe." jawab sari santai.

"lo tunggu diluar, abang beresin ini dulu baru anterin lo kesekolah."

"oke bang."

Tak lama menunggu, akhirnya selesai juga eko membereskan pecahan gelas yang dibuat jatuh oleh sari tadi. Selama perjalanan kesekolah sari langit masih menurunkan air hujan tapi tidak sebanyak saat sari baru bangun tidur. Air dijalan membuat genangan kecil yang cukup banyak. Sesampai disekolah, hari masih saja hujan. Untuk berjaga-jaga agar tak kedinginan eko memberikan jaket yang sengaja ia bawa untuk sari.

"cie cie abang co cwit deh." Goda sari. "tapi, abang masih aja jomblo." lanjutnya.

"liat aja, nanti abang bakal nemuin jodoh abang yang lagi jagain jodoh orang." kata eko tak mau kalah.

"serah abang deh, sari pergi dulu. Bye bye." kata sari mengalah, sambil berjalan mundur meninggalkan abangnya dan melambaikan tangan ke arah abangnya. Melihat abangnya sudah pergi menjauh dari lingkungan sekolahnya. Sari membalikkan tubuhnya.

Brugg!

"aduhh, siapasih jalan ga pake mata?." keluh sari merasa ditabrak.

"dimana mana tu jalan pake kaki mbak." jawab ikhsan santai.

"ga minta maaf, malah nyewot."

"mbak kan nanya."

"apaan sih, gue bukan mbak mbak. Udah, minggir." jawab sari lalu meninggalkan ikhsan.

'lah lah, dasar tu cewe.' ikhsan membatin.

Kringg!

Bel masuk sekolah berbunyi tepat saat, satu langkah kaki sari menginjak lantai kelasnya.

"yaelah, udah masuk aja. Padahal gue pengen tidur." kata sari sambil mendengus lalu berjalan ketempat duduknya.

"ngapasih tu wajah, baru juga pagi." kata rika penasaran.

"gue mau tidur, eh bel udah bunyi." jawab sari polos.

"etdah, ni bocah."

-

"good morning my student."

"morning mr. Robi."

"now, open your book. Page 175." suruh mr. Robi.

"hm mr. Robi. I want go to toilet." ucap sari ragu ragu sambil mengangkat tangan kanannya. Mendengar itu mr. Robi melotot.

"ini masih pagi sar." kata rika berbisik pada sari.

"just kidding, mister. Hehe." jawab sari dengan nada tak bersalah.

Akhirnya, setelah materi pembelajaran hari ini diberikan mr. Robi selesai. Bel istirahat pun berbunyi dengan nyaringnya hingga terdengar keseluruh penjuru sekolah. Berselang dua menit setelah bel istirahat berbunyi. Kantin SMA Mitra Bangsa sudah padat bagaikan toko yang berjualan dengan diskon 50-80%.

"bu ijah, sari pesen bakso ya semangkok." kata sari.

"oke neng."

"dua mangkok bu." kata ikhsan yang ntah sejak kapan sudah berada disamping kanan sari.

"oke, sebentar ya." kata bu ijah, sambil menyiapkan dua mangkok bakso untuk sari dan ihksan.

"ih apaan sih lo, ikut-ikutan pesen bakso." gerutu sari, merasa diikuti oleh ikhsan.

"ngikut apaan, pede amat sih lo. gue emang lagi pengen makan bakso." jawab ikhsan tidak terima pernyataan sari.

"ni neng baksonya." kata bu ijah sambil menyodorkan semangkok bakso pesanan sari.

"makasi bu, ni uangnya bu." kata sari lalu memberikan selembar uang limaribuan, dan bu ijah menerima uang itu dengan senyuman.

Pyar!

Mangkok yang berisikan bakso pesanan sari tadi jatuh kelantai dan pecah tak berbentuk lagi. Bakso yang ada didalam mangkok berserakan dilantai. Akibat jatuhnya mangkok yang berisi bakso milik sari, air dari kuah bakso yang masih panas mengenai kaki sari. Dan sari meringis kesakitan akibat panasnya kuah bakso.

"ups, sorry ya. Ga sengaja." kata viona santai yang dengan sengaja menyenggol sari hingga membuat bakso sari jatuh kelantai, lalu berjalan menjauh dari sari.

Viona hiraya. Kakak kelas yang dikabari suka dengan ikhsan. Ya, ikhsan anak baru yang kini berada tepat disebelah sari. Viona dikenal sebagai kakak kelas yang suka ngelabrak adik kelasnya karna sang adik kelas dekat atau mendekat atau bisa saja didekatkan dengan laki-laki yang disukainya. Viona memiliki paras yang lumayan cantik, hanya saja disuka memakai make up yang kadang cukup berlebihan. Walaupun sudah cukup sering ditegur oleh guru, dia tetap saja begitu.

Melihat itu, ikhsan langsung panik. Padahal kaki yang mengenai kuah panas adalah kaki sari bukan kaki ikhsan. Ikhsan meletakkan mangkok yang berisi baksonya disebuah meja, lalu beranjak menghampiri sari.

"gue bantu ke uks." kata ikhsan singkat, lalu membantu sari berdiri dan berjalan ke uks.

Melihat ikhsan membantunya, sari hanya diam dan seraya berusaha berdiri. Tetapi sulit, karna kulit kakinya perih terkena kuah bakso yang panas. Tak tega melihat sari kesulitan berdiri, ikhsan langsung menggendong sari ala bridal style.

"huwaaa ngapainn lo woii." sari berteriak hingga suaranya menggelegar keseluruh penjuru kantin karna ikhsa tanpa izin menggendongnya.

"diem lo." kata ikhsan singkat.

ANAK BARU Love Story (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang