19. Aneh

90 9 1
                                    

Jam istirahat kini sudah tiba. Semuanya bergegas pergi kekantin.

"lo kenapa san? Dari tadi gue liatin murung mulu." kata dio sambil memakan bakso pesanannya.

"iya nih yank ican kenapa?." goda yofry dengan nada manja.

"diem lo yofry, geli gue." kata dio dengan raut wajah seperti orang kegelian.

"beb dio jangan gitu dong." kata yofry dengan nada manja serta raut muka cemberut.

Tanpa menghiraukan perdebatan antara dio dan yofry, ikhsan langsung pergi meninggalkan kedua temannya.

Proses pengajaran hari ini telah usai,  Semua murid bergegas untuk pulang. Sejak tadi sari melihat pergerakan ikhsan sangat aneh saat ini. Ikhsan terlihat tak seperti biasanya, ia terlihat begitu diam hari ini.

"lo kenapa? Tumbenan diem aja." tanya sari penasaran.

"gapapa gue." jawab ikhsan singkat.

"kok kayak cewe sih lo. Ditanyain malah jawab gapapa." jawab sari dengan kesal.

Keduanya tengah berada diparkiran sekolah, ikhsan terus melihat ke arah pagar. Guna untuk memastikan orang itu masih ada atau tidak.

"liatin apasih?" tanya sari sambil melihat kearah ikhsan melihat.

"ga ada. Ayo naik." jawab ikhsan.

'ada apasih sebenarnya. Gue jadi bingung.' bathin sari.

'atau gue ajak makan pecel ayam aja.' sambung sari.

"gue lapar, makan pecel ayam lah dulu ya." kata sari memulai percakapan setelah diam cukup lama.

"oke." jawab ikhsan singkat.

Belum sampai ditempat tujuan, ikhsan memberhentikan motornya. Sontak sari bingung kenapa ikhsan memberhentikan motornya padahal belum sampai.

"loh kenapa berhenti?." tanya sari heran.

"cari tempat makan yang lain aja." jawab ikhsan lalu memutar arah motornya.

"eh? Kenapa?."

"udah diem aja lo." jawab ikhsan ketus. Sari terdiam.

Ikhsan dan sari tengah berada diperjalanan untuk mencari tempat mereka makan. Sudah berkeliling tak ada yang sesuai dengan selera mereja saat ini.

"udahlah san, pulang aja. Capek gue." putus sari.

"beli eskrim." jawab ikhsan singkat lalu mempercepat laju motornya.

"woi." kata sari kaget sontak memegang baju ikhsan.

Terlihat raut wajah ikhsan berubah, yang sedari tadi datar kini tercipta senyum tipis. Aneh ikhsan.

"mas es krim coklatnya 2 ya." kata ikhsan memesan es krim.

"elo tu, syukur gue ga jatuh tadi." kata sari yang masih kesal dengan ikhsan.

Ikhsan tak menjawab ucapan sari, ia hanya tersenyum.

Setelah beberapa menit berlalu, es krim yang dipesan sudah selesai. Mereka memutuskan untuk memakan es krim tersebut terlebih dahulu. Lalu pulang kerumah.

"yaudah gue pulang sar. Titip salam buat abang lo." pamit ikhsan begitu selesai mengantarkan sari.

"iya." jawab sari singkat lalu berjalan masuk kerumah.

Ikhsan melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia memandang jalanan sore ini. Untuk memenangkan pikirannya, ia memutuskan untuk duduk ditaman terlebih dahulu.

Setelah sampai ditaman, ikhsan langsung duduk bersandar dikursi yang disediakan pihak penjaga taman. Ikhsan menghela napas cukup panjang sambil mengusap kasar wajahnya. Ia terlihat seperti orang frustasi saat ini.

"hai."

Sontak ikhsan terkejut mendengar suara berat yang menyapanya. Tak menunggu lama, ia langsung melihat siapa yang menyapanya.

"elo?!." kata ikhsan begitu terkejutnya melihat

Hujan menerpa bumi saat ini, sari memandang langit dari jendela kamarnya.

"dek, mau makan apa ntar malam." kata eko sambil masuk kekamar sari tanpa aba-aba.

"eh abang? Kaget sari." jawab sari spontan sambil melihat eko.

"mau makan apa ntar malam adek abang yang paling cantik." tanya eko lagi ditambah dengan bualan.

"terserah abang aja deh." putus sari, lalu mengambil handphone miliknya yang ada diatas bantal.

"pecel ayam mau?" tanya eko.

"mau." jawab sari semangat dengan mata berbinar.

"oke." kata eko lalu beranjak dari kamar sari.

Melihat eko keluar dari kamarnya, sari merebahkan tubuhnya dan memainkan handphone miliknya.

Satu jam berlalu, kini sudah jam makan malam. Sari dan eko berada diruang makan. Eko tengah menyiapkan makanan yang sudah dibelinya tadi.

"tumben abang beli makanan." tanya sari yang membantu eko.

"abang kan baru gajian." kata eko, lalu mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan. Sari hanya membulatkan mulutnya sebagai jawaban.

Dilain tempat, ikhsan tengah berbaring diatas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. ia terus memikirkan orang tadi, apa maksud ucapan orang itu.

"lo harus jauhin sari." kata lelaki itu.

"kenapa gue harus ngejauhin sari?" tanya ikhsan penasaran.

"lo akan celaka." jawab orang itu lalu beranjak pergi.

"kenapa ya tuh orang ngomong kaya gitu?" tanya ikhsan pada dirinya sendiri.

"cuma karna nyuruh gue jauhin sari sampai harus datang kerumah gue? Ah parah tu orang." sambung ikhsan yang sudah kesal sendiri.

-COWO GANTENG-

•IKHSAN RAUFIQ
Pada sibuk ga? Dtg krumah gue

•YOFRY TRISATYA
Otw yank ican

DIO FRASANDA
Ok san

Hujan sudah mulai reda yang sedari tadi turun. Eko dan sari berada diruang keluarga, menonton tv. Keduanya tampak bosan dengan siaram tv yang sedang ditontonnya. Berniat ingin menukarnya, pintu rumah mereka berbunyi seperti ada yang mengetok. Sontak eko berdiri dan membukakan pintu.

"eh angga? Ayo masuk." kata eko mempersilahkan angga masuk.

"kak angga kok basah-basah sih? Ntar sakit loh." tanya sari begitu melihat angga.

"gapapa, demi kamu." jawab angga lalu tersenyum.

ANAK BARU Love Story (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang