17. Kepikiran

104 7 2
                                    

Setelah kejadian kemarin, kejadian dimana ikhsan bertanya. Sari merasa canggung dan sedikit malu dengan ikhsan. Sejak kemarin ia berusaha agar tidak kepikiran, tapi ya bagaimana ia malu. Sebenarnya ini hal yang lumrah, tapi tetap aja bakal malu kalau lagi bocor trus yang kasih tau cowo bukan cewe. Ikhsan yang tak menyadari hal itu, merasa sedikit aneh dengan sikap sari hari ini. Biasanya sari paling sewot, suka marah, cerewet tapi tidak hari ini. Hari ini sari seperti cewe kalem. Kalem? What?! Sari KALEM?! udah kenak tu saraf ikhsan.

Kini mereka sedang berada diperpustakaan, bukan hanya mereka tapi juga ada murid yang lain dari kelas XI ipa 4 juga. Kelas mereka berdua. Hari ini, kelas mereka belajar didalam perpustakaan sesuai suruhan guru bidang studi yang kini sedang mengajar dikelasnya. Tujuannya untuk memudahkan muridnya mencari tambahan materi didalam buku yang ada diperpustakaan. Ikhsan dan sari duduk berhadapan dipojok perpus karna hanya itu tempat yang tersisa. Sedari tadi sari hanya menundukkan wajahnya karna masih sedikit malu dengan ikhsan. Ini pertama kalinya terjadi dihidup sari, mungkin sari akan mulai memakai celana yang berwarna gelap.

"lo kenapa dah diem aja?tumbenan." tanya ikhsan sambil membolak-balekkan buku paket biologi. Sari hanya diam tak menjawab.

"beb sari kenapa? Yank ican jaat ya?." goda yofry yang duduk disebelah ikhsan. Lagi-lagi sari diam tak menjawab. Sedang kan yofry kini sedang meringis menahan sakit kakinya yang mendapat injakan dari ikhsan.

Kringgg

"lo kenapa? Diem diem bae." tanya rika sambil memakan bakso yang dibelinya.

"gue malu aduhh, gue kepikiran kalau ikhsan masih mikirin yang semalam." kata sari sambil menggigit sedotan dijus jeruknya.

"woaahhhh ngapain lo bedua semalam? Ena-ena ya? Sari udah gede ya. Ntar gue kaduin bang eko ah." tuduh dira sambil mengancam.

"palalo, ngawur aja tu mulut lo." tolak sari. "semalam tu..." sari menceritakan kejadian semalam.

"wihh parah, kalau gue ngalamin itu gue sih b aja." dira menyombong.

"lo kan ga punya malu." tukas eka.

"punya kali, nih liat urat gue belum putus." protes dira lalu menunjuk urat yang ada dipergelangan tangan.

"ck. Lo dikasih makan apasih sama mak lo?." tanya eka geram.

"makan nasi, tapi kalau sama gebetan dikasih makan hati." jawab dira melunak.

"bodo amat." rika dan dira bersamaan

"gausa dipikirin lah, udah kodrat kitanya juga." sambung rika menenangkan. Sari hanya mengangguk meng-iya-kan.

Suasana kantin saat ini cukup ramai seperti biasanya, seperti ada diskonan 50-80%. Tapi langsung sepi saat bel masuk berbunyi 5 menit yang lalu. Dikantin kini hanya tinggal kurang lebih sekitar 6 sampai 8 murid yang tersisa.

"rik gue ga duduk ditempat lo ya. Gue duduk sama dira aja." pinta sari sambil berjalan kearah kelasnya. "malu gue." sambungnya.

"gausa peduliin lah, cuek aja." jawab rika tidak menjawab permintaan sari.

"mau ya rik." pujuk sari.

"yaelah, biasanya juga lo bodo amat. Lah sekarang kok bisa malu?." tanya rika cepat. "males ah gue duduk sama dira." sambung rika.

"udah lo duduk ditempat lo aja." lanjut rika dengan cepat lalu melanjutkan aktifitas untuk duduk ditempatnya.

Sontak sari memasang muka cemberutnya. Dipastikan mulut sari bisa diikat. Manyunnya mulut sari sudah seperti mulut bebek. Panjang.

Proses belajar mengajar terasa membosankan sangat membosankan. Terlebih lagi kini jam pelajaran sejarah indonesia. Pelajaran yang membuat kita teringat dengan masa lalu. Tidak hanya teringat, bahkan mengingat masa lalu. Dimulai dari masa lalu tentang masuknya agama, dilanjutkan dengan bukti-bukti masuknya agama dan yang lainnya.

- buat kamu masa lalu, jangan salahin aku ya kalau kamu ga bisa lupain aku. Karna sekolah ngajariinya buat ngingat bukan ngelupain. -

Tak terasa kini waktu telah menunjukkan waktunya pulang sekolah, semua murid bergegas untuk segera pulang kerumahnya masing masing. Sari dan ikhsan kini tengah berada diperjalanan menuju kerumah sari.

"kenapa?." tanya sari melihat ikhsan sedikit kebingungan.

"kayaknya ban motor gue bocor deh." jawab ikhsan lalu menepikan motornya. "tuh kan bener." sambung ikhsan.

"yaudahlah, dorong aja diperempatan depan ada tambal ban kalau ga salah." kata sari datar lalu mulai melangkah menjauh dari ikhsan.

"hmm tunggu." cegat ikhsan lalu menarik tangan sari. "lo bocor juga." bisik ikhsan. Sari spontan mengecek roknya dan benar ia juga bocor seperti ban motor ikhsan.

Wajah sari berwarna merah padam begitu mendapati roknya telah kotor dan berusaha menutupinya.

"nih pake, ikat dipinggang lo." kata ikhsan sambil menyodorkan jaket coklat yang ia kenakan tadi.

Dengan sigap sari menerima uluran jaket dari ikhsan lalu dengan cepat mengikatkannya dipinggang sari. Keduanya kini tengah berjalan beriringan, sari ingin membantu ikhsan mendorong motor ikhsan tapi ikhsan melarangnya. Keduanya saling diam tanpa membuka mulut untuk memulai pembicaraan antara satu sama lain.

- - -

Laki-laki bertubuh tegap dengan kulit berwarna sawo matang, mengamati dua remaja yang berada diseberangnya. Remaja yang tengah berjalan ditepi jalan. Yang satu memakai jaket dipinggang, dan yang satunya tengah mendorong motornya yang tak tau kemana arah tujuannya. Ia teringat salah satu dari remaja itu. Ia merasa salah satu dari remaja itu pernah mengisi memorinya dulu. Memori saat ia masih seusia anak sd bersama anak remaja yang tengah mendorong motor.

Langit meredup. siang berganti senja. Senja berganti malam. Laki-laki bertubuh tegap yang bisa dikatakan seusia dengan mahasiswa kini sedang menyesap segelas kopi pahit didepan hadapannya kini. Restoran tempat ia beristarahat kini sedang berlatarkan suasana yang tenang, sangat cocok untuk menenangkan hati dan juga pikiran yang membuat sesak serta pusing.

Zio memandang kearah jendela dengan tatapan yang sulit diartikan. Pandangan yang seolah olah sedang merasa bersalah, merindu, dan entah berapa banyak lagi. Ia mengamati orang yang tengah berlalu lalang didepan hadapannya meski terhalangi kaca jendela. Merasa bosan, zio mengalihkan pemandangannya kearah orang yang tengah menyantapi hidangan yang telah disajikan pihak restoran.

Pintu restoran terbuka, menampilkan seorang laki-laki menggunakan jaket hitam. Sontak pandangannya tersita karna lelaki itu. Ditambah lagi lelaki itu berjalan kearahnya. Lalu zio memandang meja yang ada didepannya, meja itu kosong. Ia berfirasat bahwa laki-laki itu akan duduk didepannya. Ternyata benar.

"ikhsan?." tanya zio dengan nada pelan.

ANAK BARU Love Story (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang