6

5.3K 414 9
                                    

Rania sudah berdiri di depan gedung besar yang akan menjadi langkah awalnya mendapatkan pekerjaan. Jam baru menunjukkan pukul 8.15 pagi ketika ia sampai disana. Ia memang sengaja datang lebih awal agar tidak terburu-buru. Dan yang paling penting ia ingin mempersiapkan dirinya dalam test interview nanti. Dan ia akan berusaha melakukan yang terbaik yang ia miliki seperti kata ibu Irma.

"Rania kamu pasti bisa." Kata Rania menyemangati dirinya

Rania pun berjalan menuju tempat resepsionis untuk menanyakan dimana tempat interview akan dilakukan.

"Selamat pagi mbak. Maaf saya mau tanya tempat untuk interview dimana ya?" Tanya Rania pada sang resepsionis

"Pagi mbak. Mbaknya yang pagi ini ikut interview ya?" Tanya sang resepsionis yang bernama Santi

"Iya mbak. Kemarin saya ditelepon untuk datang mengikuti interview." Jawab Rania tak kalah ramah

"Kalau gitu mbak ikut saya." Kata Santi yang menunjukkan tempat interviewnya

Rania pun berjalan mengikuti kemana Santi menunjukkan tempat interview akan diadakan.

"Mbak bisa nunggu disini sebelum nanti jam 9 interview akan dimulai. Nanti pihak HRD akan memanggil mbak buat interview." Kata Santi menjelaskan

"Makasi mbak." Kata Rania ramah

"Panggil saya Santi saja. Sepertinya umur kita ga beda jauh juga. Semoga kamu sukses ya." Kata Sandi memberi semangat

"Makasi Santi. Saya Rania. Panggil Rania saja." Kata Rania membalas balik

Rania pun duduk di ruangan itu seorang diri. Karena ia memang datang lebih awal dari jam yang sudah di tentukan. Ada sedikit rasa gugup terlihat dari wajah cantiknya yang polos. Ya wajar saja ia merasa gugup karena ia baru saja lulus kuliah dan sekarang mendapat kesempatan untuk melakukan interview di perusahaan yang sangat besar. Tapi Rania selalu ingat pesan ibunya bahwa jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh maka ia akan merasa puas dengan segala hasil yang ia dapat nanti. Baik hasilnya buruk sekalipun tapi tak akan ada rasa penyesalan karena sudah memberikan yang terbaik yang ia bisa.

"Rani semangat." Kata Rania menyemangati dirinya

Sementara itu disebuah ruangan tampak seorang laki-laki tampan yang kembali terkesima melihat wajah gadisnya melalui laptop miliknya. Bagaimana bisa ia semakin terpesona melihat gadisnya pagi ini. Senyum indahnya membuat jantung laki-laki itu berdebar hanya dengan melihatnya. Dan laki-laki itu adalah Reynold Johson.

"You're perfectionis today babe." Gumam Reynold saat melihat wajah Rania di layar laptopnya

Tok...Tok..Tok...

"Masuk." Kata Reynold

"Pagi tuan muda." Sapa Pak Hadi

"Pagi pak Hadi. Bagaimana proses interviewnya?" Tanya Reynold

"Semua berjalan lancar tuan. Saat ini sedang diadakan test dari pihak HRD. Setelah itu akan di seleksi hingga sampai tahap selanjutnya." Kata Pak Hadi menjelaskan

"Bagus. Dan Pak Hadi untuk peserta atas nama Rania Wulandari saya ingin dia melakukan tes yang sama seperti yang lain. Saya ingin lihat bagaimana kemampuannya. Dan saya mau tahu semua hasil interview hari ini." Perintah Reynold

"Baik Tuan muda. Saya akan melakukannya sesuai prosedur. Dan saya akan melaporkan semuanya kepada tuan muda." Kata Pak Hadi patuh

Waktu pun semakin berjalan dan jam sudah hampir menunjukkan pukul 9 pagi. Rania melihat beberapa saingan interviewnya yang bisa dibilang gayanya lebih modis dan cantik daripada dirinya. Bahkaj secara terang-terangan mereka seakan memandang tak suka pada Rania. Mungkin mereka berkata dalam hati ngapain cewek gendut kayak dirinya melamar pekerjaan disini. Dan mereka menatap Rania merendahkan. Seakan-akan Rania tak pantas berada disini. Ada sedikit rasa minder di hati Rania. Bayangkan saja penampilannya jauh di bandingkan peserta interview lainnya. Rania bisa melihat mereka memakai pakaian yang mahal, tas, dan sepatu yang mahal juga. Serta mereka tampak cantik dengan polesan makeup di wajah mereka. Rania pun memandang penampilannya yang bisa di bilang sangat biasa aja.

That fat girl is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang