1. Dia?

170 8 0
                                    

☀️☀️☀️

Rasa lega dirasakan oleh Kyra yang baru saja melewati masa orientasi siswa. Betapa menjengkelkannya orientasi itu baginya. Bagaimana tidak, dia dipaksa memakai kalung aneh dari permen, rambut kuncung sesuai bulan kelahiran, bahkan harus mengumpulkan barang yang dikehendaki OSIS yang entah harus ia cari dimana.

Dan kini, ia bebas dari semua perintah menyebalkan seperti diatas termasuk instruksi kakak OSIS yang galak.
Sekarang disinilah dia berada, di kelas Mia A SMA Pelita. SMA yang tergolong favorit di kotanya.

Di sekelilingnya, teman-teman sekelasnya sedang asyik berkenalan, namun tidak akan dirinya.
Kyra sedari tadi hanya diam saja, bangku dan meja yang disiapkan satu-satu semakin membuatnya larut dalam kesendirian.

Bosan dengan suasana disekelilingnyaa gadis yang mempunyai nama lengkap Kyra Rollan Geordani itu memutuskan menuju toilet terdekat.
Kyra termasuk beruntung karena dikelas unggulan ini masing-masing kelas diberi 1 bilik toilet sehingga membuatnya mudah pergi ke toilet tanpa harus jauh-jauh berjalan ke toilet utama yang dekat dengan kelas XII dan banyak kakak kelasnya.

Namun, sisi sampingnya, ditoilet dekat kelasnya ini tak ada aturan untuk PA maupun PI, dengan kata lain, toilet ini umum milik laki-laki dan perempuan.
Setelah selesai membuang hajat dan merapihkan penampilannya, dengan pelan Kyra membuka pintu toilet yang terbuat dari plastik itu, namun seseorang dari arah berlawanan datang dengan tergesa-gesa, menabrak pintu sekuat tenaga hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Braak!!!

Suara pintu kamar mandi terdengar berdentam.
Kyra dibuat terkejut dan ikut terdorong. Ia jatuh ke lantai kamar mandi yang basah.

"Segala jatuh. Tolong buruan keluar. Gue udah gak bisa tahan." ucap lelaki itu.

Kyra cepat-cepat keluar, dengan perasaan kesal. Lihat saja roknya kini, lumayan risih bila harus basah seperti sekarang.
Dilapnya bagian yang basah dengan tisu kamar mandi.

Sebenarnya siapa lelaki tidak sopan itu. Main dorong dan masuk bahkan ketika masih ada orang di dalam.
Sambil terus mengeringkan roknya, Kyra menunggu lelaki kurang ajar tadi.

Laki-laki itu belum kunjung keluar dari bilik kamar mandi.
Ia ingin lelaki itu tanggung jawab atau setidaknya minta maaf dengan apa yang telah ia lakukan barusan karena sudah tidak sopan. Namun benar-benar lama lelaki itu ditoilet. Kyra saja sampai bosan menunggu dan terheran-heran kenapa bisa selama ini laki-laki itu dalam bilik kecil yang lembab tersebut.

Kyra menghentakan kaki kanannya sebal, dan berjalan mendekati pintu kamar mandi.

"Woyyy keluar!" Teriak Kyra.

Tak kunjung ada balasan. Kyra mulai menggedor-nggedor pintu kamar mandi karena saking jengkelnya. Namun tanpa diduga, salah satu engsel pintu tersebut malah patah, kini pintu itu miring dan hampir benar-benar terlepas dari porosnya.

Kyra setengah melihat sosok di dalam kamar mandi tersebut;ditutupnya seketika matanya.
Lelaki didalam toilet pun tak kalah terkejut.

"Kamu apa-apaan? Kamu pengin ngintip saya?" Kata sang lelaki dengan muka tenang. Intonasinya yang tajam sama sekali tak sesuai dengan ekspresi tenangnya tersebut.

"Cih, gue cuma mau minta pertanggung jawaban lo" ucap Kyra.

"Pertanggung jawaban apa? Bukankah lo yang seharusnya bertanggung jawab karena telah merusak pintu toilet ini?"
Ada perubahan sebut dari aku-kamu menjadi gue-lo.

Kyra menatap sarkastik lelaki didepannya. Tidak lihatkah dia akan akibat yang diperbuatnya. Roknya terpaksa harus kotor dan basah.
"Biar gue kasih tau kesalahan lo, lo tadi dorong gue seenak jidat sampai rok gue basah, paham? Dan asal lo tahu, gue sama sekali gak merusak pintu toilet"

A F A I RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang