Semua orang tidak pernah tidak merasakan illfeel. Rasa cerminan seseorang yang memiliki perasaan memuakan atau seseorang yang mengapresiasikan rasa muak pada orang lain yang bertingkah aneh atau bahkan jorok itu sudah biasa. Kyra sedang merasakannya. Pada diri sendiri. Dengan kasus keanehan dan ke-alayan yang ia buat sendiri.
Kyra sudah mengamati cara menghilangkan rasa ilang feeling itu, cara yang paling manjur diantaranya membenamkan diri pada tanah, yang kedua tak kalah manjur adalah pindah ke Pluto dan bermukim bersama para alien. Terdengar gila.
Lalu Kyra cemas jangan-jangan tanpa ia sadari ia memang sudah gila.
Karena kadangkala alay dan gila itu beda tipis. Sama-sama tebal muka, sama-sama bikin ilfeel.Kalau dulu Kyra alay dan bisa-bisanya mengirim surat cinta untuk seorang lelaki, maka sekarang ia akan gila karena bisa satu kelas dengan laki-laki yang ia kirimkan surat cinta 10 tahun silam itu. Dia hanya perempuan yang sudah sadar dari ke-alayan itu dan tiba-tiba diingatkan lagi dengan kealayannya sendiri.
Disekolah, ia berusaha menghindari Eartha dan segala perangkatnya. Ia malu. Melihat Eartha semakin membuatnya tak keruan. Sedangkan mereka satu kelas, untungnya Eartha memiliki watak cuek, pendiam dan tidak suka memperhatikan sesuatu di sekelilingnya. Kegiatannya hanya sebatas baca buku, main game atau mengerjakan soal. Tetap saja Kyra merasa malu dan hina pada dirinya sendiri. Kadangkala Eartha meliriknya dengan tatapan datar, memincing, dan tajam seperti saat ini.
Dia tidak perlu merasa bahagia seperti di novel-novel yang terpisah dengan teman kecil, lalu bertemu setelah dewasa dan menjalin cinta. Kyra malah merasa menyesal bertemu teman kecil yang tumbuh diluar nalar-nya itu.
Eartha beda 180° dari ingatan terakhirnya tentang cowok itu. Atau mungkin saja dulu Kyra tidak menyadari bahwa Eartha itu bisa tampan sekaligus super dingin seperti sekarang.
Dengan buku agenda berhalaman 200 lembar ditangan, tujuan Kyra saat ini adalah sebuah bangunan besar dengan berbagai rak setinggi langit-langit berisi buku bacaan. Perpustakaan adalah tempat yang tenang, diantara para buku membuatnya seperti dapat menaklukan dunia dan disanalah Kyra akan bisa menjernihkan pikirannya.
Disamping ingin sendiri, alasan Kyra benar-benar pergi sendiri ke perpustakaan adalah ia belum mempunyai teman.
Kyra sudah cukup jengah pada teman kelasnya yang asik pada Handphone sendiri, asik mengurusi dunia maya untuk menunjukan eksisnya disana lalu pamer segala rupa di sosial media. Terlalu tidak mengesankan. Sangat pencitraan. Dan bisa Kyra pahami mereka semua mencoba mendekati Kyra hanya karena ia adalah standar untuk dijadikan teman foto di instagram.Baiklah, Kyra memang cuek, judes, dan punya tingkat su'udzon yang tinggi. Tapi jangan tanyakan seberapa sayang dan mengalahnya ia pada orang yang telah ia percayai.
Maka dari itu semua teman dekat Kyra rata-rata mempunyai usia pertemanan yang lama.Di perpus ini, gadis itu memilih kursi tersembunyi di pojok dekat tembok. Ingatannya lagi-lagi melesat saat bagaimana ia kecil begitu terpesona dengan pria itu. Kyra tidak tahu harus mengatai dirinya sendiri bodoh, alay, konyol ataupun lebih dari itu semua.
Dari mana Kyra bisa tertarik dan nekat mengirim surat cinta untuk Eartha? Dari senyumnya. Senyum Eartha bagaikan senyum gadis lugu yang tak menarik, namun ketika sebuah cahaya menerpa sudut-sudut tertentu pada senyum yang tertoreh tak sengaja, saat itu juga keindahannya terungkap.
Atha memang jarang senyum. Siapapun tahu itu. Namun, bagi Kyra yang dulu diberi kesempatan melihat Atha kecil masih sering senyum, Kyra langsung terpesona dengan senyum itu.
Kini, takdir kembali membawa keduanya pada bersama. Siapa yang menduga? Siapa yang minta?
Tak ada. Kyra kalau bisa malah ingin menolaknya. Namun takdir selalu bebas. Takdir punya rencana sendiri, yang naasnya tidak bisa diganggu gugat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A F A I R
Teen FictionSebuah story yang menceritakan Kyra dan Eartha. Tentang si gadis mandiri bersama pria dingin penderita Hemofilia atau penyakit kekurangan faktor pembeku darah. Di awal mereka tidak rukun. Mereka berjodoh, hanya saja mereka tidak tahu, karena memang...