2. Pojok Kanan dan Pojok Kiri

107 8 0
                                    


M

ata Kyra terbuka lebar-lebar. Ia melirik jam weker di samping nakas, dan menepuk jidatnya keras.

"Mampus!! Kesiangan lagi!"

Kyra lari terbirit-birit menuju kamar mandi.

Rangga Rollan Geordano, atau yang biasa disebut Rangga menggelengkan kepala melihat adiknya. Dua menit kemudian, Kyra keluar dari kamar mandi. Waktu yang mustahil dilakukan oleh seorang Kyra, mengingat adiknya itu bisa menghabiskan waktu seharian untuk mandi.

"Lo nggak mandi lagi?" Tanya Rangga, dengan tubuh yang menjauh. Ia tentu saja enggan dekat dengan Kyra yang jorok karena tidak mandi.

Kyra acuh tak acuh. "Gue gak mandi satu minggu pun akan tetap cantik. Jadi selow aja."

Rangga menjulurkan lidahnya dibuat jijik.
Kyra menghabiskan susu dan roti yang tersaji di meja makan dengan cepat. Ia tak ingin telat dan masuk BK lagi. Ruang yang akan mengingatkannya dengan si Tuan Tak Berdosa.

"Ayok Kak, berangkat!"

"Sanalah berangkat sendiri!" Ucap Rangga sadis. "Gue gak mau ya semobil sama cewek gak mandi." lanjutnya.

"Gue bisa telat Kak! Nanti bisa dihukum lagi." Rengek Kyra.

"Kyra belum mandi tak tuntang tak tuntang..."

Kyra memandang jengah kakaknya yang malah sekarang sedang joged-joged menunjukan sisi ketidakwarasannya. Pasti tidak akan ada yang menyangka kalau yang sedang joged didepannya ini adalah seorang chef profesional sekaligus ownership hotel berbintang lima. Kyra menggeleng-gelengkan kepala, sangat disayangkan kejeniusan kakaknya itu harus terselimuti dengan sikap gilanya.

"Yaudah sini gue bawa mobil sendiri." Kata Kyra memutuskan.
Kyra menjulurkan tangannya meminta kunci.
Rangga bangkit dan malah menoyor kepala adiknya, "Lo bedain rem sama pedalnya aja gak bisa, sok mau bawa mobil."

Kyra mengerucutkannya bibirnya dan mengikuti kakaknya yang sudah terlebih dahulu menuju bagasi.
Kakaknya memang tidak ada manis-manisnya sama sekali dengan adiknya sendiri.

Kyra menutup pintu mobil dengan keras untuk menunjukan kesebalannya. Mukanya di tekuk dan sama sekali tak berniat untuk menatap kearah Rangga.

"Bawa mobilnya cepetan. Gue bisa dihukum kalau telat."
Rangga terkekeh mendengarnya.
"Nggak akan, paling lo hanya akan masuk BK lagi." ucap Rangga, Ia tentu saja sengaja memanas-manasi adiknya. Hal yang sangat ia sukai.

"Kak."

Kyra menyuruh kakaknya untuk diam dan tak usah membahas ruang BK.

Kyra kemarin terpaksa menceritakan pengalaman menyebalkannya kepada Rangga. Sang kakak terus saja mendesak bahkan mengancam kalau ia tidak mau menjelaskan alasan dibalik seragamnya kotor dan ekspresi yang horor. Untung saja kemarin ada seorang kakak kelas yang tiba-tiba datang dan menolongnya.

Kyra mulanya amat terkejut, kenapa kakak kelasnya bersedia membantunya, namun saat ditanya, kakak kelas itu beralasan karena sedang mencari temannya dan tak sengaja melihat Kyra yang sedang membenarkan pintu seorang diri, jadilah dia membantu Kyra. Memang jika sang kakak kelas tidak datang, mungkin ia baru akan bisa pulang maghrib.

Begitu sampai di depan gerbang, Kyra langsung beranjak keluar dari mobil. Kurang 5 menit lagi dia telat.

"Lo gak mau salim dulu sama gue?" Ucap Rangga.

A F A I RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang