[2] When He Come

733 94 8
                                    

°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°


Pertemuan yang diadakan siang hari ini akan menjadi sebuah sejarah dalam hidupnya.
Entah apa yang akan terjadi nantinya, yang jelas gadis yang kini mengenakan mini dress itu akan mendapatkan tambahan keluarga baru di dalam kehidupannya.

Wanita berambut pirang dengan disebelahnya ada seorang Pria yang duduk berdampingan dengannya membuat gadis bernama Jung Yerin itu menelan ludahnya gugup.

Tampan. Satu kata yang terbesit didalam hatinya.

Wajah Eropa bercampur dengan Asia itu membuat Yerin meloloskan tatapan kagum yang tidak pernah luput sedikit pun darinya. Sementara Pria yang duduk dihadapanya itu tengah sibuk dengan buku tebalnya. Entah apa yang pria itu baca yang pasti Yerin tampak kagum melihat Pria cerdas itu.

Tipe idealnya. Tipe pria yang sempurna.

"Angeline! Maaf membuat mu lama menunggu, tadi ada beberapa masalah hingga membuat ku dan Yerin jadi datang terlambat seperti ini. Maaf ya sayang." tutur lembut Pria separuh baya

Wanita berambut pirang bernama Angeline itu menggelengkan kepalanya seraya tersenyum samar.

"Tidak apa-apa sayang. Aku bisa mengerti lagi pula aku dan Sehun juga baru saja datang. Santai saja."

Sehun? Nama yang bagus. Sebagus sang pemilik nama.

Tanpa sadar kedua sudut bibir Yerin tertarik membentuk senyuman lebar.

"Benarkah? Wah tampaknya kita sama sama terjebak macet sayang. Kau naik apa ke sini? Naik taxi pesanan ku, kan? Jangan bilang kau naik transportasi umum!"

Kedua orang tua itu terus saja bercengkrama membahas betapa macetnya jalanan jika hari minggu hingga mereka membahas pekerjaan di Amerika yang tidak begitu Yerin mengerti.

Tidak perlu memperdulikan kedua orang yang sudah sibuk di dunianya sendiri itu, Yerin lebih memilih memandangi wajah rupawan pria yang sedari tadi sibuk membaca buku tebal berbahasa Inggris. Dari judulnya saja Yerin dapat mengetahui jika buku tebal yang berhasil menarik perhatian pria tampan itu berbahasa Inggris. Yerin bergidik ngeri melihatnya, bahasa Inggris adalah pelajaran sekaligus bahasa yang tidak pernah ia pahami.

Boro-boro memahami frasa dan lain sebagainya itu, terkadang tes ujian bahasa korea pun Yerin tidak pernah mendapatkan nilai bagus. Gadis itu memahami otaknya yang memang dibawah standart. Tidak perlu membahas rangking kelas mendapatkan nilai diatas lima puluh saja Yerin sudah bersorak bahagia.

Yang membuat Tuan Jung Jaehwan selaku Ayah Yerin hanya bisa pasrah dengan kapasitas otak Yerin yang memang tidak dapat berada diatas rata-rata. Tidak pintar tidak pula bodoh. Yerin berada ditengah tengah.

Setidaknya ia tidak mendapatkan rangking terbawah itu sudah cukup sekali menenangkan hati Ayahnya.

"Omong-omong apa kita sudah memperkenalkan anak kita, sayang? Tampaknya Yerin ingin sekali berkenalan dengan kakak barunya." goda wanita berambut pirang itu

Wrong Feeling [OSH] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang