[9] Study Group

719 52 13
                                    

Jika kau bertanya hal sial apa yang pernah menimpa hidup ku? Maka dengan tegas jika aku bernasib sial ketika aku bersaudara dengan Oh Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kau bertanya hal sial apa yang pernah menimpa hidup ku? Maka dengan tegas jika aku bernasib sial ketika aku bersaudara dengan Oh Sehun.

Sekian.

Hari senin.

Berjalan melewati koridor sekolah tanpa minat terserang rasa malas, Yerin terlihat seperti zombie. Kedua matanya membengkak dan bibirnya yang kemerahan.

Setelah insiden hukuman sialan dari psikopat gila itu, paginya setelah bangun tidur dikamarnya Yerin masih harus menahan segala amarahnya ketika kurang ajar Sehun menciumnya saat ia tertidur hingga kemerahan seperti ini.

Dua hari ia mengurung diri di kamar. Nyatanya Sehun dapat dengan mudah keluar masuk kamarnya.

Sungguh rasanya Yerin ingin minggat dari rumah. Ia seperti masuk kedalam bar yang berisi monster pedofil.

Lagi lagi Yerin kembali menangis saat mengingat apa yang terjadi kemarin. Rasanya Yerin ingin menenggelamkam diri kedalam samudra dari pada harus menanggung rasa sakit ini.

Ini jauh lebih sakit dari pada nyeri yang ia rasakan diselangkangannya.

Menangis satu jam didalam kamar mandi ternyata tidak bisa melegahkan rasa sesaknya.

"Jung Yerin!"

Teriak seseorang dari belakangnya berhasil membuyarkan lamunan Yerin.

"Oi jalannya ga ada tenaga gitu kenapa dah? Tumben amat biasanya jalan semangat macem kuli bangunan."

Kai teman sekelas Yerin menyenggol pundaknya seraya tertawa geli dengan leluconnya sendiri.

Yerin yang tidak berminat sejak awal pun mengabaikan eksetensi pria berkulit hitam disampingnya.

"Yer Yer lu udah ngerjain tugas matematika belum? Gua belum sama sekali ini gimana anjir." Kai berbicara dengan wajah kesalnya

Pelajaran yang ia benci dan juga guru killer yang sebentar lagi akan masuk ke kelasnya, membuat pria bernama lengkap Kim Jongin itu mengusak rambutnya frustrasi.

"Udah nasib itu mah." sahut Yerin akhirnya

Mengabaikan pria yang suka sekali ribut dikelasnya terlalu lama tidak baik juga.
Jika ia terus berlarut dalam kesedihan malah yang ada Kai akan curiga dengan gelagatnya.

"Nasib apaan? Jelas pak Suho kalo ngasih tugas ga ada akhlak gitu!

Yerin hanya memutar bola matanya malas sebagai respon. Malas belajar malas mengerjakan pr jadi kenapa pak Suho yang malah disalahkan? Begitulah keadaan murid jaman sekarang.

"Yer ayolah gua kasih contekan. Masa dari tadi ngode ga peka peka!"

"Belum ngerjain juga Kai. Masih setengah." balas Yerin yang masih terlihat lemas

Wrong Feeling [OSH] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang