Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ih, kak Eja mau ngapain lagi sih?" Arga ngedumel sambil menghentikan langkahnya sembari melihat gue dengan muka betenya.
Sementara gue cuma mencoba menahan untuk tidak tertawa, "nah gitu dong, kan enak kalau bersuara daripada diem aja kaya orang lagi sakit gigi."
"Bukannya kak Eja sendiri yang bilang ya enakan diem soalnya nggak capek!"
Jleb.
Sahutan ㅡatau yang lebih terdengar seperti sindiran itu terlontar dari mulut Arga dan membuat gue merasakan yang namanya senjata makan tuan.
"Ya kan biasanya juga lo mah berisik, bukannya aneh aja kalau mendadak jadi pendiem kaya gini?"
Arga malah memanyunkan bibirnya lima senti, dia kayanya beneran kesel sama ucapan gue.
"Nggak tau ah, lagian suka-suka aku dong! Udah sana hush!"
Setelah seenaknya ngambek dan mengusir gue dengan lucunya, Arga melangkahkan kakinya pergi begitu aja. Iya dia meninggalkan gue yang melongo melihat tingkah lakunya yang ajaib.
Namun, tepukan dibahu gue kembali menyadarkan dari mari berbengong ria gue.
Yaelah, ngapain si Yoga ada disini sih?
"Masih usaha buat naklukin adek kelas, Ja?" Tanyanya dengan sedikit ngeledek gue, setelah tangannya gue singkirin dari bahu gue pun menatap Yoga dengan males.
"Masalahnya ya, gue masih belom ngerti sama tuh bocah deh. Dia kenapa sih?"
Yoga malah tertawa sama pertanyaan gue, "mana gue tau, kan udah gue bilang lo tanya sama orangnya langsung aja, Ja."
Gue cuma bisa mendengus, "kalau dia nggak menghindar mulu ya, gue juga bakalan nanya ke tuh anak satu elah."
Bisa dipastikan kali ini Yoga tertawa nyaris terbahak-bahak, "makanya lo tahan dong, atau lo to the point aja. Kurang pro banget elah."
Mendengar ejekan dari mulut si monyet Yoga, gue cuma bisa memutarkan kedua bola mata gue.
Enak banget kancutnya firaun satu ini kalau ngomong hah?
. . .
Arga Pradipta,
Awalnya, gue sama sekali nggak menaruh perhatian ke adik kelas pembuat onar dan berisik itu.
Meskipun, eksistensinya nggak usah diragukan lagi. Terkenal dengan cap playboy, membuat dirinya selalu menjadi topik hangat oleh seisi satu sekolah.
Dan sementara gue, sama sekali nggak minat untuk mengikuti semua cerita apapun tentang anak satu itu.
Tapi, mempunyai teman yang super up to date membuat gue harus mengetahui apa yang seharusnya nggak (mau) gue ketahui.