11.10
Wonyoung meregangkan tubuhnya. Barusan ia sudah menyelesaikan tugas sekolahnya yang sudah menumpuk karena tidak di kerjakan sebelumnya.
Kini matanya mulai berat, mulutnya terus menguap tanda dirinya sudah lelah dan mulai kantuk.
Kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi, sambil terus mengucek-ucek matanya yang mulai memanas karena ngantuk.
Pasta gigi mulai di oleskan ke sikat giginya.wonyoung melakukannya dalam hening sambil melihat pantulan dirinya di cermin.
Lalu, keheningan itu buyar ketika Wonyoung mendengar suara aneh. Wonyoung berhenti dari kegiatan menyikat giginya. Masih dengan busa yang masih menempel di gigi, Wonyoung menyimak suara aneh itu.
Suara itu berhenti. Kini Wonyoung melanjutkan aktivitasnya lagi. Wonyoung sedikit tidak memperdulikan apa itu tadi.
Setelah ia merasa giginya sudah bersih, kemudian ia kumur-kumur.
Setelah itu dia membasuk wajahnya di westafel.
Greeeeg srrrtttt wuuuuushhh
Wonyoung tertegun. Ia lalu keluar kamar mandinya. Dia berjalan hati-hati ke arah jendela kamar. Suaranya seperti di luar jendela.
"apa itu lucy? "tebaknya dengan salah satu ikan cupangnya." eh tapi, masa ikan bisa berenang di udara sih"
Suara itupun timbul lagi.
"kucing ya!, keluar deh cing, Wonyoung lagi nggak mau main petak umpet nih! "teriaknya memastikan. "eh, kalo kucing meow meow suaranya, lah kalo ini kayak suara orang nyakar-nyakar" gumamnya.
Suaranya hilang.
"lah kok ilang lagi, yaudah Wonyoung mending tidur aja"
Karena Wonyoung sudah ngantuk akhirnya dia memutuskan untuk tidur. Dan tidak lupa mematikan lampu, yang tersisa hanyalah lampu tidur yang berada di atas nakas di samping Wonyoung.
Sepertinya Wonyoung haus. Ia membuka matanya perlahan. Dan...
Wonyoung melebarkan matanya"siap--mmpph"
Seseorang tiba-tiba datang membekap mulut Wonyoung. Wonyoung meronta ingin sekali ia berlari dari kamarnya tapi tubuhnya di tahan.
Wonyoung tidak bisa lihat jelas wajah orang itu. Karena lampunya di matikan.
Wonyoung semakin meronta. Kemudian ia menggigit telapak tangan orang itu.
"ssh aw! "rintih orang itu.
" siapa lo!, ngapain lo ada di kamar gue! "
" ini gua,ini gua yong, makanya lampunya nyalahin dong"kata orang itu.
"ha? "jawab Wonyoung kebingungan.
" nyalahin cepet"perintah orang itu.
Dengan cepat Wonyoung lari ke arah dekat pintu dan menyalakkan lampunya.
Tak
Lampu pun menyala
"haruto?! "
" shuuuut jangan keras-keras, entar orang tua lo denger"paniknya.
"ngapain si lo ha?, pikir gue lo maling tau, kalo mau masuk ketok jendela gue dulu kek"katanya sewot.
"gua nggak ada waktu buat ngetok"jawabnya. "lo harus waspada yong, tadi sebelum gua kesini, alice kasih tau kalo lo dalam bahaya-" katanya menjeda.
"tanpa tau siapa, gua langsung buru-buru kesini, pas gua ada di depan rumah lo, bau makhluk lain udah kecium yong, ketika gua udah sampe di balkon lo, bayangan hitam masuk"paniknya.
"ha? "Wonyoung melongo.
" nggak sampe bayangan hitam itu nyentuh lo bayangan hitam itu gua cengkram dan.. "
" dan apa? "
" bayangan itu lenyap, nggak tau kemana"katanya. "saat itu lo langsung bangun"
"lo juga, bisa nembus? "
Pemuda itu mengangguk.
Garis wajah haruto mengendur." maafin gua tadi sempet bikin lo kaget"
Kepalanya kian menunduk. Dia sangat bersyukur bisa datang tepat waktu.
Kemudian sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Haruto tertegun, apa yang barusan ia lihat dan rasakan bukan semata hanya mimpi kan?.
Wonyoung memeluknya, benar Wonyoung sedang memeluk haruto di tengah malam ini.
Haruto masih belum membalas pelukan Wonyoung. Dia masih menatap lurus dan membiarkan tangan kurus itu melingkar di punggungnya dan kepala kecil itu bersender di dada bidangnya.
Sudah lama sekali haruto tidak dapat perlakuan ini dari orang yang dia sayang.
Haruto tidak percaya.
Benar sangat tidak percaya apakah ini sungguhan atau mimpi.
"haruto..jangan minta maaf, yang harusnya minta maaf itu gue. Makasih atas segalanya yang lo kasih ke gue. Walau kadang ngeselin tapi lucu juga. Sekarang gue udah tau segalanya. Tau perjuangan lo dulu, tau cinta lo dulu"isaknya.
"Yong kenapa lo nangis, jangan nangis"kata haruto khawatir.
"nggak tau, air matanya jatuh sendiri"katanya dengan nada bergetar.
Haruto merotasikan bola matanya.
Wonyoung melepas pelukannya. Ia merunduk masih terisak.
"haruto... Maafin, kenapa gue baru nyadarnya sekarang, lo sakit hati ya setiap ngadepin gue"katanya parau.
"nggak sama sekali,tapi..kadang iya"jujurnya.
"haru--"
Srrrrrrrtttt
Haruto menarik pinggang ramping Wonyoung. Wonyoung setengah terkejut. Dia sangat gugup dengan jarak yang sedekat ini mungkin jantungnya bisa-bisa akan loncat.
Wonyoung tidak menatap haruto.
Glup
Dia meneguk air ludahnya sendiri.
"to, tolong jangan sedekat ini"kata Wonyoung gugup.
Bukannya melepaskan haruto malah makin mengencangkan eratannya.
Sekarang tubuh Wonyoung sudah menempel dengan haruto.
Lalu Tangan kiri haruto mengelus pipi Wonyoung. Wajahnya di dekatkan.
"Alexandra, apa perasaan kamu masih sama sekarang? "haruto nyaris berbisik.
Bahkan deru napas haruto sangat menggelikan di telinga Wonyoung.
Wonyoung tidak bisa apa-apa, tubuhnya seperti di sengat listrik berkali-kali.
Wajah Wonyoung di dengakkan sedikit, lalu dengan pelan haruto mulai mendekat.
Wonyoung melebarkan matanya. Dia benar-benar merasakan ada sebuah benda kenyal yang menempel di bibirnya.
Wonyoung tidak membalas kiss nya itu.
Mereka benar-benar menikmati waktu ini. Di malam yang dingin ini, dengan sentuhan bintang dan bulan yang menjadi saksi bisu antara dua sepasang insan yang menemukan cintanya lagi.
Kini haruto benar-benar hanyut dengan suasana.
"Pilu ini akan menjadi sejarah yang mutlak secara bertahap hati ini sudah mulai menerima semuanya"
Tbc
Mysterious

KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious
RandomSebuah ikatan perasaan yg di latar belakangi oleh dua kehidupan yang berbeda Jang wonyoung tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu untuk kedua kalinya kepada seseorang yang sangat ia kenal. Tadinya ia adalah manusia biasa yang terlahir kem...