Bisakah Aku Pergi

208 5 0
                                    

Bilur itu menetes dalam
Tak terencana menyentuh tanah
Hati menekan rasa
Dan senyum terukir asa

Satu... Dua...
Pijakanku melemah
Dan lutut bergetar lemas
Lalu tangan mengoyak dada

Jatuh...

Sebutir harap kini luruh
Putusku mulai tumbuh
Kuatkah aku lari jauh
Atau tetap seperti aku yang dulu

Menantimu...

🎉 Kamu telah selesai membaca Antologi Puisi Hati: Kepada Dia Yang Selalu Kusebut Rumah 🎉
Antologi Puisi Hati: Kepada Dia Yang Selalu Kusebut RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang