Puluhan purnama telah kita lalui
Namun berakhir begitu sepi
Bahkan kau tak pernah peduli
Pada diri wanita hina iniSayang di hati...
Mengapa kau menyulam benang pembawa perih
Mengempaskan ombak hingga ke tepi
Membawa rasa sakit yang kian berduriKuingat kau marah dengan seribu maki
Mengempasku hingga ke kaki
Membuat hal yang kulalaui bagai buruk mimpi
Hingga aku tak sanggup menahan lalu pergiAku ingin mengakhiri
Penderitaan yang tiada henti
Karena kau yang selalu menyakiti
Bahkan tak pernah untuk memikiriBetapa besar nestapa dan lukaku ini...
Takalar, 12 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Hati: Kepada Dia Yang Selalu Kusebut Rumah
PoesíaThe Wattys 2018 LONGLIST Kepada Dia yang selalu kusebut rumah. Setahun lalu kau pergi, Dan kini kau kembali, Entah bagaimana nanti, Tapi kini membangkitkan puisi yang pernah mati. Mungkin ini rinduku Di lapangan kota yang mulai temaram Menyisipkan l...