ANDRHEA

4.7K 182 39
                                    

Halo para raiders🖐

Ketemu lagi dengan saya penulis abal-abalan yang nulisnya masih berantakan.

Oh iya, jangan lupa vot and komen sebanyak-banyaknya cerita ini. Karna, ini masih awal dan masih banyak lagi kejutan-kejutan yang membuat kalian ketawa ngakak, sedih, dan jungkir balik.

Langsung aja kalian baca. Dan semoga suka❤❤

———o0o———

Andrhea Alexis Sanchez, nama itu terdengar sangat jelas sudah hal biasa didengar banyak orang terutama di kalangan masyarakat sekolah SMA ADIWIRA.

Ya, Andrhea adalah sosok perempuan yang sering dipanggil dengan sebutan Rhea oleh teman-temannya itu. Ia juga salah satu dari anak terbadung dari ketiga temanya.

Di sekolah bukan hal yang tabu lagi, jika ia menjadi pelanggan setia guru BK bersama ketiga temannya itu.

Hari ini atau lebih tepatnya waktu sekarang ini ia dan ketiga temannya sedang menjalani hukuman dari guru BK. Dijemur di bawah teriknya matahari adalah hobi dari Andrhea, tetapi jika hujan sudah datang pasti dirinya mengingat kenangan kelam itu.

Bukan hanya julukan siswi terbadung yang saat ini ia sandang, melainkan gelar siswi smart juga ia dapatkan.

Dari barisan paling kanan ada pemuda bernama Banyu, sosok yang sangat dekat dengan Andrhea, sebelah kirinya ada Andrhea berpenampilan tak layak seperti pelajar, di sampingnya ada Bisma, dan terakhir paling ujung ada Dimas. Memang dari ketiga temannya hanya Andrhea yang berjenis kelamin perempuan. Namun, semua itu tak bisa mengurangi rasa solidaritas mereka,  karena mereka sudah lama menjalin pertemanan itu sampai tak ada yang saling membedakan satu sama lain.

“Sumpah lo udah bikin gue kesel, Rhea!”

Perempuan itu hanya cekikikan mendengar gerutuan temannya yang bernama Dimas.

“Lo punya berapa nyawa sih?” tanya Bisma.

Andrhea mendengus. “Bodoh! Lo kira gue punya cadangan nyawa,” umpatnya.

Mata perempuan itu semakin tajam dan melebar menatap pemuda di samping kanannya yang sedang tertawa.

Banyu meraup wajah Andrhea. “Nggak usah melotot juga. Badan kecil tap sifat jahilnya nggak ketolongan.”

Memang kali ini Andrhea mengajak temannya untuk melancarkan rencana menjahili guru berkepala gundul dengan menaruh lem di bangku guru itu. Sehingga celana guru tersebut robek tepat di bagian bokongnya. Akhirnya mereka mendapatkan hukuman dari guru BK.

Sifat jahil Andrhea sudah ada dari ia lahir, jadi susah untuknya menghilangkan kebiasaannya itu. Karena menurutnya satu hari tanpa berbuat jahil sama saja seperti manusia tak bernafas dan seperti sayur tanpa garam yang rasanya getir.

‘Kringgg'

Suara bel istirahat terdengar nyaring membuat keempat remaja yang di tengah lapangan berteriak histeris.

“Ya Tuhan, akhirnya cobaan hamba telah berakhir,” teriak Bisma dengan kedua tangan di angkat ke atas seperti berdoa. semua pasang mata terfokus ke arah Bisma.

“Bego! Dilihat banyak orang,” umpat Banyu yang diiringi jitakan dari Andrhea dan Dimas.

Kantin adalah tempat keempat remaja badung itu terdampar sekarang. Banyak adik kelas dan kakak kelas memandang mereka sinis atas kelakuan mereka.

Memang  Andrhea beserta temannya sekarang ini masih duduk di bangku kelas 11 IPS. Mereka berempat memesan bakso dan es teh. Sampai empat mangkok bakso dan minuman tersapu di meja mereka. Tak mau membuang waktu mereka langsung menyantap makanan tersebut.

Andrhea sangat fokus sekali dengan baksonya sampai dirinya tidak sadar bahwa baksonya hampir habis.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Tangannya refleks memukul meja di hadapannya.

‘Brakkhh'

“Uhuk... Uhuk... Uhuk... Bangsat temannya tikus!” semprot Dimas.

Perempuan itu cekikikan mendengarnya, berbeda dengan pemuda memakai seragam berantakan yang  menatap baksonya nanar.

Banyu berjongkok tepat di mana bakso itu terjatuh. Lalu, ia mengambilnya.
“Baksoku... maafkan diriku yang tidak bisa menjagamu sampai dirimu ternodai oleh lantai bersama virus-virus jelata. Semoga perutku mengikhlaskan kepergianmu, sehingga cacing di perutku tidak histeris ditinggalkanmu,” ucap Banyu mendramatis.

Andrhea memukul kepala Banyu. “Si pintar, dramanya bagus banget.”

Kali ini Dimas angkat tangan untuk memukul kedua temannya yang begonya kebangetan.

“Malu anjir,” ucap Dimas sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dengan serius Andrhea mengajak ketiga temannya mendekat dan membuat sebuah lingkaran kecil.

Andrhea menatap lekat pada mata-mata di depannya.
Perempuan itu berbisik.

“Gue lupa bawa duit.”

‘Brakkhh'

Ketiga pemuda itu kompak memukul meja di depannya membuat Andrhea kaget mengelus dadanya. Andrhea menghitung dalam hati.

Satu... Dua... Tiga... Dan waktunya kabur...

Ketiga temannya langsung berteriak. “Sialan lo, anak kucing!”

Andrhea ketawa terbahak-bahak sampai memegang perutnya sakit akibat tertawa.

                                                         –––o0o–––







Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang