Terlalu Bodoh

510 55 118
                                    

Bacanya sambil dengerin mulmed di atas ya.

Kalo aku kasih target vote dan komen, kalian bisa nggak kejar targetnya?

Bantu ramaikan setiap paragraf nya ya.

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini.
Happy Reading ❤❤

"Ada hal yang pernah aku sesali dalam hidup. Bermimpi buruk, selalu dikucilkan, dan bertemu denganmu. Karena, bertemu denganmu adalah kebodohan yang akan selalu aku sesali sampai maut menjemput nyawaku."
___o0o___

"Banyu, lo serius nggak mau ikut jenguk Andrhea?" tanya Bisma berulang kali.

"Nggak!"

"Nyu, ayolah. Andrhea, di sana sendirian," bujuk Bisma semakin membuat Banyu risih.

"Gue nggak perduli lagi."

"Serius lo nggak perduli lagi? Kalau setelah ini Andrhea mati. Lo tetap nggak perduli?" tanya Bisma menusuk tajam.

"Diam, kan lo. Emang lo kira, lo doang yang sedih ditinggalin sama Dimas. Gue, keluarganya, terutama Andrhea yang paling sedih di sini."

Banyu semakin dibuat diam oleh perkataan tajam dari Bisma.

"Cuma gara-gara lo di tolak sama Andrhea, lo benci dia? Lo-nya aja yang bego, punya perasaan lebih malah dipendam sendirian. Emang lo kira hati manusia terbuat dari putri malu yang peka terhadap rangsangan," omel Bisma habis-habisan.

"Ya udah, kalau lo nggak mau ikut. Gue bisa jalan sendiri ke sana!" Bisma pergi meninggalkan Banyu dengan segala emosi yang ditahannya.

"Jadi cowok nggak usah manja! Maunya dikejar terus sama cewek!" teriak Bisma di kejauhan.

___o0o___

Baju compang-camping, wajah penuh jejak air mata, dan juga bekas pukulan yang meninggalkan lebam di sekujur tubuh. Andrhea, gadis itu berlari dengan kaki terseok-seok menahan perih di bagian kemaluannya. Tidak ada air mata yang menetes lagi seperti saat mereka menjamah tubuh ringkihnya.

Berlari dengan tangan memegang baju yang melorot dari tubuhnya. Tubuhnya terasa mati, juga dengan hatinya. Mengingat kejadian beberapa jam lalu membuatnya ingin bunuh diri saja.

Bunyi klakson dari kendaran roda dua maupun roda tiga dihiraukan oleh Andrhea. Tanpa merasa takut tertabrak, ia berjalan di tengah-tengah lalu lalang kendaraan berjalan. Ia merasa kehilangan arah jalan pulang. Yang ia tau hanya jalan pulang menuju rumah Tuhan.

Tinnn... Tinnn...

Dengan kaki gemetar, Andrhea teguh pada pendiriannya. Berdiri di tengah lalu lalang kendaraan berjalan. Ia seakan menantang maut.

Sedangkan di seberang trotoar jalan. Ada seseorang yang menatap cemas ke arah Andrhea. Jaraknya dengan Andrhea lumayan cukup jauh. Makanya orang itu berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan Andrhea.

Andrhea menatap nyalang kendaraan yang berusaha menghindarinya tanpa keraguan. Kedua tangan Andrhea terkepal di samping tubuhnya.

"GUE ENGGAK TAKUT!!!"

"GUE INGIN SAKIT INI BERAKHIR!!!"

Urat-urat di leher Andrhea cukup jelas tercetak. Ia berteriak mengalahkan bisingnya suara kendaran. Napasnya memburu, baju di bahunya melorot saat ia berteriak mengeluarkan unek-unek kesedihannya.

"ANDRHEA! LO GILA, YA! JANGAN MATI SIA-SIA!"

Kepala Andrhea menengok ke sumber suara. Di sana, Banyu berteriak cemas mencoba menghampirinya, tetapi selalu gagal akibat terlalu kencang kendaraan yang berlalu lalang.

"GUE EMANG GILA!"

"GUE PENGEN MATI!"

Baru saja kaki Banyu turun ke aspal jalanan. Mencoba menghentikan aksi bunuh diri Andrhea. Tetapi, langkahnya selalu gagal saat kendaraan megklakson  menyuruhnya minggir. Ia bertambah frustasi saat banyak supir mengumpat dan menyumpahi kenekatan Andrhea.

Lampu silau menyoroti wajah Andrhea. Refleks Andrhea mengangkat kedua tangannya menghalau lampu yang menyulitkan pandangannya. Ia tersenyum getir saat mini truk dengan kecepatan tinggi berjalan menuju ke arahnya. Terlebih supir truk itu berteriak agar ia menghindari, karena rem blong.

"MINGGIR, WOY! REMNYA BLONG!!!"

Tinnn... Tinnn...

Bukannya menghindar, Andrhea malah tersenyum lebar. Seakan menyambut kebahagiaan datang kehidupannya.

"Tuhan, inikah rasa takut seseorang, jika ingin pulang ke rumah-Mu?" gumam Andrhea seraya memejamkan matanya.

Brakkhhh!!!

Suara benturan mobil dan juga terlemparnya tubuh Andrhea membuat pengguna jalan berteriak histeris. Andrhea merasa nyawanya melayang, ia juga sudah merasakan kasar dan dinginnya aspal. Berharap, ia sudah ada di rumah Tuhan.

Cukup dulu, aku melakukan hal yang bodoh. Merindukanmu, tetapi tanpa bisa berbuat apa-apa.

Terlalu naif untuk bisa memilikimu. Nyatanya aku hanya bisa menggapai bayanganmu.

Terlalu bodoh untuk aku memintamu memilihku. Karena, kamu tahu bagaiman cara untuk menghancurkan ku.

Terima kasih, Arsenio Orlando. Telah membuatku menjadi manusia yang paling hina dan juga kotor dihadapan mata Tuhan.

Selamat tinggal.

Tamat.


























































Tapi bohong 😄😄

Tebak-tebakan guys...

1). Menurut kalian Andrhea meninggal atau hidup?

2). Kira-kira Arsen tau nggak ya apa yang terjadi setelah meninggalkan Andrhea?

3). Setelah diperkosa, Andrhea bakalan hamil nggak?

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini.

Mau lanjut?

Salam manis❤

_Salbiyah_

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang