Part 23

5.6K 262 13
                                    

Rachel sudah kembali kerumahnya, semua para asisten rumah tangganya menyambutnya, membuat Rachel sedikit tersenyum, sebelum pulang kerumah Rio menceritakan bahwa tidak ada yang tahu mengenai kasus penculikannya, Rachel bernafas lega ia fikir kasus penculikan dan pemerkosaannya tersebar, ia tak bisa apa-apa lagi jika memang benar itu terjadi.

Rachel juga sudah tahu mengenai kematian Hengky dan kasus Fany, ia cukup lega karena Hengky dan Fany mendapat balasan yang cukup setimpal.

Rachel kembali merenung saat sudah dikamarnya, ia bercermin dikaca riasnya ia teringat akan dosa-dosanya dulu, menjadi pelakor dalam rumah tangga Adnan dan Anin, ia tersadar memang benar perbuatan jahat akan  mendapatkan balasannya dan Rachel merasakan itu hamil diluar nikah, menikah karena terpaksa dan sekarang diculik dan diperkosa, sungguh miris nasibnya menjadi seorang bos besar yang mempunyai pengalaman yang sangat buruk mungkin itu semua balasannya karena menjadi orang jahat,

MENYESAL adalah kata yang terus diungkapkan dihatinya, andai dulu ia tak jahat pasti ia tak akan merasakan hal seperti ini.

Ia menatap wajahnya yang terlihat kurus dan lusuh tanpa makeup,

Oekkk oekkk suara tangisan mengalihkannya dari lamunan ia memandang bayi yang tengkurap diranjang sedang menangis

Rischa bayi yang tak pernah diharapkannya, bayi yang dulu ia benci, bayi mungil yang selalu merepotkannya, bayi yang susah payah ia lahirkan dan yang terpenting bayi itu hasil perbuatannya diperkosa Rio karena ia mabuk, lagi-lagi diperkosa, Rachel menggeleng pelan bayi itu tak berdosa, semuanya adalah kesalahan orangtuanya, bayi mungil bermata biru menatap mommynya sambil merengek,

Rachel wanita yang sudah menjadi ibu 7 bulan yang lalu hanya memandang anaknya, terkadang ia sebal dan benci dengan anaknya namun terkadang ia senang melihat bayi mungil bermata biru itu tersenyum menggemaskan, entahlah mungkin perasaan seorang ibu masih ada sedikit dalam hatinya

Rachel menghampiri baby Rischa lalu menimang bayi tak berdosa itu

"Maafin mommy ya, maafin jika mommy tidak bisa jadi ibu yang baik, bila mommy kembali jahat mommy mohon kamu jangan benci mommy dan jadilah anak sholeha untuk bisa menjadi menantu Adnan," bisik Rachel ditelinga baby Rischa, baby Rischa pun tertidur ia mencium pipi mulus bayinya lalu jatuhlah air matanya, ia sedih namun ini adalah sebuah pilihan yang sudah ia fikirkan hari-hari ini

Rachel menaruh baby Rischa yang sudah tertidur diranjang, ditaruhnya guling disekitar baby Rischa agar tidak jatuh saat terbangun.

Rachel memandangnya kembali lalu segera berjalan mengambil kopernya di walk in closet lalu memasukkan beberapa pakaiannya, ia memutuskan untuk pergi sementara waktu, menenangkan diri dari siapapun, ia butuh waktu untuk menikmati kesendiriannya

"Sayang, mau kemana kamu?" ucap Rio yang baru saja masuk kekamar melihat istrinya memasukkan pakaian kedalam koper

"Gue pergi Yo," ucap Rachel lalu menutup kopernya dan menyeletinginya

"Hel kamu baru pulang dan kamu baru sembuh, kamu mau kemana? Aku sama Rischa ikut ya" ujar Rio menaruh koper Rachel

"Please Yo biarin gue pergi, gue butuh sendiri dan gue gak sakit,"

"Enggak! Aku bilang enggak ya enggak Hel, please kamu nurut sama aku,"

"Yo elo tuh gak ngerti, gue mau pergi lo gak usah ngurusin wanita menjijikan seperti gue lagi."

Rio menahan tangan Rachel, baru satu hari Rachel bertemu baby Rischa dan sekarang ia mau meninggalkannya Rio tak habis fikir, ia mencoba untuk sabar karena istrinya masih sakit

Rachel mencoba melepaskan diri namun genggaman Rio begitu erat, Rio menarik Rachel hingga kedadanya ia memeluk erat wanita yang dinikahinya

"Please jangan tinggalin aku sama Rischa Hel, kami butuh kamu, kamu tau aku cinta sama kamu, aku gak peduli kamu seperti apa dulu maupun sekarang kamu tetaplah istriku Hel, ibu dari anak kita Rischa,"

Wedding R (Rachel-Rio)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang