6. Ara Baper

25 3 0
                                    

Ara Sheila.

Nama yang terus terngiang di kepala Rangga. Ada apa ini? Ada apa dengannya?

Rangga kini berbaring di sofa ruang tengah. Ia jadi memikirkan keseringannya yang akhir-akhir ini selalu bersama Ara. Senyum kecil terbit di wajah tampannya. Entah ada apa dengannya, yang pasti Rangga baru merasakan ini. Ia pun membuka aplikasi chating. Ia mencari kontak Leva dan segera menelpon gadis itu.

"Halo," sapa Rangga saat sudah tersambung.

"Apaan lo nelpon gue?!"

"Selow... gue ada perlu."

"Najis. Giliran ada maunya aja," sungut Leva di seberang sana membuat Rangga terkekeh.

"Minta nomer Ara. WA ke gue sekarang. GPL!"

Tanpa menunggu jawaban dari Leva, Rangga langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Sejenak ia tersenyum lebar. Selebar iklan pasta gigi. Hehe.

Tring

Ponselnya berbunyi tanda sebuah pesan muncul. Senyumnya semakin lebar ketika membaca pesan dari Leva. Apalagi kalau bukan nomor Ara? Ia langsung menambahkan ke kontak dan mulai mengetikkan sesuatu.

***

"Long time no see, baby."

Ara langsung menghambur ke pelukan laki-laki di hadapannya. Rindu, sangat. Ara rindu seseorang yang selalu ada di sampingnya. Selama ini. Sudah lama sekali Ara tidak bertemu.

Aldi.

Laki-laki yang sepantaran dengan Ara. Dia tampan, baik, perhatian, murah senyum, dan apapun itu. Ia hampir bisa dibilang perfect.

Alveraldi yang akrab dipanggil Aldi ini adalah sahabat Ara sejak kelas 1 SD. Aldi selalu menemani Ara. Dari SD sampailah sekarang. Mereka berpisah hanya saat lulus SMP dikarenakan Aldi yang harus ikut kedua orangtuanya ke luar negeri. Hanya 1 tahun. Tepat hari ini, 1 tahun itu selesai. Janji Aldi pada gadis di pelukannya ini ditepati. Terbukti.

"Lo kemana aja?" tanya Ara yang masih setia berada dalam pelukan sang laki-laki. "Gue kangen,"

"Kan gue bilang setahun Ra, setahun. Gue udah balik, gue disini."

Ara terkekeh sambil menarik diri dari pelukannya. Ia lalu mengajak masuk dan memberikan sedikit jamuan kepadanya.

Lama sekali Ara menunggu hari ini. Hari dimana laki-laki di hadapannya sekarang datang dan kembali menemani Ara.

Saat dirinya sedang membawa nampan berisikan air dan beberapa camilan dari dapur, ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Ia segera meletakkan nampan di atas meja dan membuka ponselnya.

08138673xxxx
Ara, save back ya... Ini Rangga.

Mata Ara membulat. Darimana Rangga mendapatkan nomornya? Bahkan ia tak pernah memberitahunya. Mengapa Rangga selalu mendapatkan informasi tentang dirinya?

Ini pasti perbuatan Leva. Yap! Siapa lagi jika bukan gadis itu. Karena Rangga mendapatkan ID Line miliknya pun dari Leva.

Ara langsung membalasnya dan kembali duduk di sofa bersama Aldi. "Maaf ya, tadi ada chat bentar."

Aldi mengangguk paham. "No problem,"

"Jadi lo beneran netap disini?"

"Belum tau Ra," Aldi menghela nafasnya sebentar. "Orangtua gue bilang cuman sampe gue lulus SMA, setelahnya mungkin gue ikut mereka lagi ke Amerika."

Here I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang