Chapter 10

622 73 9
                                    

"Kau tahu? Hidupku terasa bewarna sekaligus menyakitkan di waktu yang bersamaan. Bewarna karena aku bisa mengerti apa itu cinta, lalu menyakitkan saat kau tak pernah menganggapku ada"

~~~

Saat ini Irene sedang membantu Sehun membersihkan luka yang ada dipipi pria itu. Ya, pada akhirnya Irene mengejar lelaki itu hingga membuat Sehun tersandung dan wajahnya membentur lengan sofa. Seketika pipinya membiru akibat benturan yang sangat keras.

"Aahhh... " desis nya kesakitan.

"Maafkan aku. Aku akan pelan-pelan" kata Irene.

"Jika tadi kau tidak mengejarku, maka tidak begini akhirnya" ketus Sehun.

"Maafkan aku. Lagian kau juga bersalah. Kau duluan yang membuatku jatuh" bela Irene.

"Makanya jangan usik aku ketika sedang tidur" kata Sehun tak mau kalah.

"Ah sudahlah! Jika seperti ini terus sampai negara api menyerang pun perdebatan kita tak kunjung selesai. Lebih baik kau diam, aku harus fokus" pungkas gadis Bae itu.

Sehun pun memilih untuk diam sambil matanya menatap Irene. Sesaat dia mengagumi rupa elok gadis itu. Irene sangat cantik bahkan melebihi kekasihnya, Krystal.

Hey, Oh Sehun! Apa yang kau pikirkan?. Pikirnya sambil memejam kan matanya. Dia tidak boleh membanding-bandingkan gadis ini dengan kekasihnya. Krystal harus tetap nomor satu.

"Sudah selesai" kata Irene sambil merapikan kotak obatnya. Setelah itu dia pergi meninggalkan Sehun untuk menyimpan kotak itu. Menyisakan Sehun yang saat ini sedang bergulat dengan pikirannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seulgi saat ini sedang duduk di sofa ruang tamu sambil mengeringkan rambut nya. Ia baru saja selesai mandi usai pulang dari kampusnya.

Ting nong!

Pergerakannya terhenti kala pendengarannya menangkap bunyi bel apartemen nya menggema. Dia bingung, siapa tamu yang berani-beraninya datang mengusik kegiatannya.

Matanya membulat sempurna kala ia mendapati sepupunya sudah ada di depan unit apartemen nya. Ia segera memeluk sepupunya itu dengan sangat erat.

"Oppa!!" pekiknya senang.

"Merindukanku, hmm?" tanya sepupunya.

"Sangat. Hey, oppa? Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa kau datang ke korea?" ucap Seulgi cemberut setelah ia melepas pelukannya dari pria itu.

"Aku ingin memberi kejutan untukmu" kata pria itu.

"Tapi kan seharusnya kau memberitahuku supaya aku bisa memasak sesuatu untukmu" rajuk gadis itu.

"Tidak perlu, Seulgi-ah. Lagipula aku sudah kenyang" kata sepupunya.

"Oppa sudah kenyang, tapi aku sedang lapar"

"Bagaimana jika kita makan diluar? Aku akan mentraktirmu" ajak pria itu.

"Kau yang terbaik, Kai oppa" ucap Seulgi senang.



Sesuai ucapan Kai, mereka memilih untuk makan malam diluar. Lagipula Seulgi sangat rindu dengan susasana yang dulu saat lelaki itu belum diasingkan ke kanada.

"Ngomong-ngomong, oppa. Darimana kau tahu alamatku?" tanya seulgi penasaran. Seingatnya dia belum pernah memberikan alamat apartemen nya pada pria tan ini.

"Aku menanyakannya pada bibi. Lagipula kenapa kau memilih tinggal sendiri dan meninggalkan bibi? Aku tidak habis pikir denganmu" kata Kai heran.

"Aku ingin mandiri. Itu saja"

It's Okay, It's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang