Chapter 15

726 76 21
                                    

"Begini kah rasa nya bila menunggu seseorang yang aku harapkan kehadiran nya? Jika memang begitu, ini terlalu menyakitkan."

~~~




Sudah 3 minggu sejak kejadian yang menimpa Irene, namun wanita itu tak kunjung sadar. Dia masih bertahan dalam tidur panjang nya, tanpa memikirkan ada seseorang yang setia menunggu nya.

Sehun. Selama 3 minggu pula pria itu hidup berantakan. Tidak seperti Sehun yang biasanya. Penampilan jauh dari kata rapi, tidak seperti seorang CEO pada umumnya. Wajah nya juga tampak tirus lantaran ia selalu bolak-balik ke rumah sakit. Ditambah lagi, pekerjaan nya yang menggunung, setia menunggu nya.

Hari ini, Sehun memutuskan untuk tidak pergi ke kantor. Ia lebih memilih menjaga Irene daripada harus mengurus kegiatan di kantor.

Ruang kamar Irene tampak sepi tidak ada yang menjaga. Orangtuanya dan juga sang mertua mungkin saat ini sedang bekerja, sama seperti iparnya.

Ia mendekati tubuh Irene yang terbaring lemah tak berdaya. Selang infus masih setia menemaninya. Sehun menatap sendu keadaan Irene sambil mengelus puncak kepala wanita itu.

"Kapan kau bangun, hmm?" lirih nya.

Ia mendudukkan diri di kursi kosong yang berada dekat ranjang Irene. Lalu menggenggam erat tangan mungil itu.

"Apa kau tak kasihan pada suami mu, hmm? Suami mu ini sudah 3 minggu menunggu agar kau sadar. Tapi kenapa kau malah masih menutup mata mu?" ucapnya walaupun Irene tidak dapat mendengar.

"Apa sebegitu bencikah kau pada suamimu ini hingga kau tak mau membuka mata? Rene-ah, kumohon bangunlah. Aku merindukanmu." katanya menatap lekat wajah Irene.

Sehun bangkit mendekat kan wajahnya ke wajah Irene. Lalu mengecup bibir pucat itu sebentar lalu tersenyum sedih.

"Saranghae." ucapnya dengan suara yang sangat pelan.

Sehun memilih untuk kembali duduk. Mengelus lembut punggung tangan Irene lalu menundukkan kepalanya. Ia tertidur.

Belum lama Sehun tertidur, jemari Irene bergerak diikuti erangan pelan dari mulutnya. Matanya terbuka perlahan, dan sedikit terkejut karena ia berada di ruangan asing yang sama sekali belum pernah ia kunjungi.

Irene menoleh ke kiri dan mendapati suaminya tengah tertidur pulas. Ia menggerakkan tangan nya, mengusik ketenangan Sehun agar pria itu tahu bahwa ia sudah sadar.

Dan benar saja, Sehun langsung terbangun dan membeku ditempat. Ia menatap bingung ke arah Irene sebentar dan langsung tersadar.

"Kau sudah sadar? Kau benar-benar sudah sadar!!" pekiknya girang dan langsung pergi berlari keluar ruangan sembari berteriak, "Dokter, dia sudah sadar! Dia sudah sadar! Kemarilah!" ucapnya gembira.

Sang dokter pun, Byun Baekhyun datang dengan tergopoh-gopoh karena tuan nya yang memanggil. Ia kalang kabut, jika saja ia tidak cepat sampai ke kamar inap itu.

Dokter Byun segera memeriksa keadaan Irene. Setelah nya, dia tersenyum puas karena keadaan istri bos besar nya itu membaik sangat cepat.

"Perkembangan kondisi nya diluar dugaan ku. Aku mengira dia akan mengalami amnesia mengingat bagian kepala belakang yang cidera. Tapi tak kusangka, dia malah membaik dengan cepat. Selamat kalau begitu." ucap dokter Byun pada Sehun.

It's Okay, It's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang