Chapter 18

688 85 15
                                    

"Bahkan beribu maaf pun, tak akan sanggup menghapus luka yang telah kuberikan padamu."

~~~


Sehun memilih untuk tidak berangkat kekantor. Alasannya adalah supaya Irene tidak nekat pergi kekampus karena menurutnya wanita itu belum sembuh total. Sehun juga sudah meminta Irene untuk ikut lagi kekantor bersamanya, namun wanita itu malah menolak. Alhasil, mereka sedang bermalas ria didepan televisi.

Wanita itu memilih menonton drama korea sambil mengemil, mengabaikan Sehun yang sedang memasang wajah cemberut nya. Bagaimana tidak? Wanita itu bersikeras memilih menonton drama daripada menonton berita kesukaannya. Ditambah lagi, Irene tidak ada niat mengajak nya untuk berbincang atau apapun itu. Suasana malah hening, hanya suara tv yang berkumandang.

Mereka duduk berdampingan diatas sofa dengan jarak yang cukup berjauhan. Sehun menatap sinis wanita itu. Apakah siaran di tv lebih menarik daripada wajah tampannya?. Begitulah pemikirannya saat ini. Memikirkan hal itu, Sehun malah mendengus sebal.

Ia melirik sekilas Irene lalu menggerakkan sebelah kakinya dan menendang pelan kaki wanita itu. Ia sedang mencoba mengganggunya. Percobaan pertama, Irene hanya menoleh sekilas padanya tanpa berkata apa-apa. Yang kedua, masih tetap sama. Lalu yang ketiga, Irene berteriak kencang sambil melempar bantal sofa pada Sehun. Bukannya takut, pria itu justru tertawa kencang, membuat Irene semakin geram.

Wanita itu kembali memukul wajah Sehun dengan bantal sofa dengan kekuatan yang cukup keras. Ia sangat geram karena pria ini malah mengganggunya. Apalagi, pria ini malah menertawakannya.

"Ampun Rene.." ucap Sehun namun masih tetap terkekeh.

Irene tidak mendengarkan permohonan Sehun, dan malah semakin memukul pria itu dengan brutal. Sehun tak boleh diampuni kali ini.

"Rene.... Akhh..." erang Sehun kesakitan kala bantal itu malah mengenai matanya dan membuatnya perih.

Awalnya, Irene pikir itu hanyalah akal-akalan pria itu saja, agar Irene berhenti memukulnya. Namun, melihat Sehun yang tetap merunduk sambil menutup matanya, ia jadi memberhentikan aksinya.

"Sehun..... Kau baik-baik saja?" tanyanya yang mulai khawatir.

"Hmmm" hanya gumaman yang bisa Irene tangkap.

"Coba lihat aku. Sini kuperiksa." kata Irene merasa bersalah.

Sehun tidak menuruti kata-kata Irene, karena matanya masih terasa perih.

"Aku tidak apa-apa. Sebentar lagi sakitnya pasti hilang." katanya mencoba menenangkan Irene.

"Tidak. Kemari, lihat aku." titah Irene.

Sehun masih tetap merunduk membuat Irene kesal. Lalu menarik tangan Sehun yang menutupi matanya, supaya pria itu mau menghadapnya. "Lihat aku!!" bentaknya.

Sehun sedikit terkejut dengan bentakan itu, lalu memilih menuruti Irene. Ia menatap wanita itu, dan dapat ia lihat raut bersalah Irene semakin jelas.

"Aku tidak apa...."

Belum sempat Sehun menyelesaikan kalimatnya, Irene langsung memotongnya, "Tidak apa-apa bagaimana? Matamu kelihatan memerah!!" kesalnya.

It's Okay, It's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang