Chapter 23

567 61 10
                                    

"Seharusnya aku lebih mementingkan egoku saat itu. Jika sudah begini, siapa yang harus disalahkan?"

~~~







Chanyeol mengetuk-ngetuk kemudi mobil dengan telunjuknya. Orang yang sedang ia jagai sudah sejam yang lalu masuk ke lingkungan kampus berama dengan kekasih. Sebenarnya, ia sudah merasa bosan jika harus stay disitu. Jadwal Irene diperkirakan hingga pukul tiga sore. Itu lah yang informasi yang ia dapatkan dari sang kekasih. Jika sekarang sudah menunjukkan pukul 12 siang, maka Chanyeol harus rela lebih lama lagi selama 3 jam kedepan. Astaga! Jangan sampai ia mati gaya!

Tak selang beberapa lama, suasana kampus mendadak riuh ditambah dengan datang nya sebuah mobil ambulance. Ia celingak-celinguk menggerakkan kepalanya melihat apa yang sedang terjadi.

Dari kacamatanya, seseorang sedang dalam bahaya. Ia dapat melihat tubuh orang itu penuh dengan darah. Dalam hati ia meringis. Kasihan sekali nasib orang itu.

Suasana kampus mereda. Orang-orang sudah meninggalkan tempat tadi selepas kepergian ambulance itu. Chanyeol juga turut menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi.

Sekarang sudah pukul 3 sore. Sudah waktunya memperhatikan Irene lagi. Ia menegakkan tubuhnya, dengan mata yang fokus menatap satu-satu wajah yang berkeliaran disekitar area kampus.

Sudah lama mencari, namun Irene tak kunjung ia temui. Bahkan, keadaan kampus sudah mulai sepi, akibat para mahasiswa yang memilih untuk pulang karena merasa letih.

Namun, sialnya sampai jam 5 sore, Chanyeol belum juga mendapatkan sosok Irene. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi sang kekasih.

"Halo." sapaan pertama yang keluar dari bibir Seulgi membuat kedua sudut bibir Chanyeol tertarik keatas.

"Apa kau sudah pulang?" tanya Chanyeol.

"Sudah. Sejak 2 jam yang lalu." kata Seulgi.

Deg.

Perasaan Chanyeol seketika tidak enak. Ia mendadak gelisah.

"Kau pulang dengan Irene?" tanyanya lagi.

"Tidak. Aku berpisah dengannya sejak tadi siang. Memang nya ada apa?" tanya Seulgi yang mulai penasaran.

Chanyeol semakin gelisah. Perasaan nya sudah tidak karuan. Semoga Tuhan melindungi wanita itu.

Chanyeol menjelaskan semuanya pada Seulgi, membuat gadis bermata kucing itu ikutan gelisah. Ia memiliki perasaan tak enak mengenai Irene.

"Kalau begitu, aku tutup dulu ya. Aku harus mencarinya." ucap Chanyeol lalu memutuskan sambungan itu.

Chanyeol memilih menghubungi Kai. Siapa tau pria tan itu melihat Irene.

"Halo?" jawab Kai dari seberang sana.

"Apa kau melihat Irene?" tanyanya.

"Tidak. Apa kau tidak melihatnya disana? Jangan-jangan...." duga Kai.

"Ya, kau benar. Kita kehilangan Irene." ucap Chanyeol menghembuskan napas kasar.

It's Okay, It's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang