Bagian 26

193 12 0
                                    

Aku dan Sandra sudah mengelilingi sekolahan sebanyak dua kali karena mencari Pak Johan, tapi beliau tak terlihat batang hidungnya.

“Kemana sih Pak Johan? Sepedanya ada tapi orangnya gak ada” aku menggerutu

“Duduk dulu yuk Ra, capek nih”
Akhirnya kita berdua memutuskan untuk duduk di tangga menuju ruang guru

“Kayaknya aku tau deh Pak Johan dimana” Kataku setelah kita saling diam

“Dimana?”

Udah ayo ikut aku , aku menarik tangan Sandra menuju ruang karawitan , dugaanku benar aku melihat sepatu milik Pak Johan dan beberapa lainnya adalah milik siswa. Aku yakin pasti soloist sedang latihan di ruangan ini.

“Tapi, ngapain mereka di sini??” Tanya Sandra kebingungan

“Kayaknya mereka sengaja deh latihan di ruang tertutup biar gak kepergok kita lagi San”

Namun ketika kami akan meraih gagang pintu, tiba-tiba ada yang memanggil nama ku

“Zahra”

Aku dan Sandra sontak terkejut dan menoleh ke sumber suara

“Ivan, apaan sih” kata ku sedikit berbisik

“Ngapain kalian?” Ivan mendekat ke arah kami

“Kepo banget sih” Sahut Sandra

“Eh, itu Ra kamu di cariin sama anggota bandmu mereka udah ngumpul di depan aula”

“Emang kolaborasinya udah mau mulai? Belum kan?”

“Iya, tapi mereka nyariin kamu sayang” Kata Ivan lagi

“Ya udah deh aku samperin kesana”

“Loh Ra, ini kita gak jadi masuk?” Tanya Sandra

“Enggak deh nanti aja”

Aku pun berjalan menuju aula di susul dengan Sandra dan Ivan

“Ada apa? Kok sudah ngumpul di sini? Kolaborasinya mulai jam 1 nanti”

“Kak, kita sudah tau semua”

“Apa?”

“Ya tentang konsep soloist yang akan di tampilkan di megahits”

“Ya sudah kalau kalian tau, aku bisa apa sebagai ketua kalian. Aku sudah berjuang buat band ini” aku tersenyum getir

Kemudian Ivan mengusap pundakku pelan

“Kita bakalan tetap main kok kak, ini kan juga atas nama ekstrakurikuler”

“Iya makasih ya kalian masih mau bertahan di event ini”

Tak lama kami mendengar langkah kaki yang ternyata

Pak Johan

“Halo, kebetulan sekali ya kalian sedang berkumpul. Saya mau minta maaf ini sama kalian soalnya jarang menemani kalian latihan”

“Iya pak, kami tau kok kalau bapak juga sibuk melatih band sebelah , eh soloist bukan band” celetuk ku karena sudah sangat dongkol

“Bukan begitu, tapi sie acara memaksa bapak untuk melatih mereka”

“Ohh, ya sudah”

Aku masih sedikit merasa sensi , bisa-bisanya guru pembimbing ku melatih band lain sedangkan kami sendiri masih banyak yang perlu di koreksi.
Kemudian aku berjalan memasuki aula meninggalkan pak Johan dan teman-teman, aku tau ini sangat tidak sopan tapi aku takut jika secara tiba-tiba air mataku akan keluar.

Irreplaceable ❤ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang