Bagian 37

177 9 3
                                    

Sore sekitar pukul 5 Ivan menjemputku, dan kita langsung bergegas menuju Balaikota karena sepertinya kami berdua sudah telat. Sesampainya di Balaikota sudah ramai teman-teman kami dan juga Bu Indah.

“Itu yang baru datang, langsung ikut pemanasan ya” teriak Bu Indah ke arahku dan juga Ivan

Karena jumlah anaknya genap maka semua sudah cukup untuk berpasang-pasangan, jadi ya mau tidak mau aku harus berpasangan dengan Ivan.

Serasa dunia milik berdua ya Van?

Tidak peduli teman-teman kami mau nyinyir atau ngomongin tentang kita berdua. Toh kita saja tidak pernah mengusik kehidupan mereka.

Tapi kali ini Ivan sedikit berbeda, dia canggung dan terlihat tidak nyaman. Padahal kan hubungan kita juga baik-baik saja. Apa karena ada Bu Indah? aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Setelah pemanasan Bu Indah memerintah kami untuk membuat formasi seperti biasanya.

***
“Oke, besok jangan lupa pagi langsung datang Gedung Pancasila dan udah make up buat ceweknya. Jangan ada yang telat soalnya kita harus pemanasan dulu. Sudah jelas?” kata Bu Indah

“Sudah bu”

“Hari ini kita gak ada konsumsi, tapi kita di kasih uang jadi kita beli makan bareng-bareng di luar aja ya”

Bu Indah pun mengajak kami semua untuk ke sebuah angkringan di pinggir jalan, angkringan ini cukup populer di Kota Batu. Bahkan ketika malam minggu akan ramai pengunjung hingga pagi menjelang. Tempatnya juga tidak jauh dari Balaikota, jadi jalan kaki saja sudah sampai.

“Hitung-hitung ini kencan kita Ra” bisik Ivan

Aku hanya menatap Ivan sambil tertawa kecil

Tangan kami berdua tak pernah terlepas sedikit pun, bahkan kami juga memilih duduk bersebelahan bukan berhadapan agar tetap bisa berpegangan tangan. Tapi yang jelas aku merasa bahagia sekali malam ini.

Sambil menunggu makanan tiba, aku iseng membuka instagram dan melihat Devano sedang membuat status. Aku pun membukanya ternyata hanya background hitam dengan tulisan “aimicu” berukuran kecil dan berada di kanan bawah. Karena tak mau ketahuan Ivan aku pun segere men screenshoot status tersebut dan mengirimkannya ke Sandra.

“Ini siapa yang pesen STMJ” tanya Bu Indah

Aku,Ivan dan beberapa anak lainnya mengacungkan tangan, dan sebagian memesan STM. Menu yang terkenal di angkringan ini adalah STMJ nya dan aku belum pernah menemukan STMJ yang enaknya seperti ini lagi

“Minum STMJ di temenin sama kamu, nikmat banget” Kata Ivan sambil menatapku

“Gombal hahaha”

Aku sudah lama sekali tidak melihat Ivan menatapku seperti ini, tatapan yang sangat teduh dan bisa membuatku salah tingkah.

Love you

Love you too” aku tertawa

Malam itu adalah pertama kalinya kami kembali bermesraan setelah pertengkaran dan perdebatan yang tiada habisnya.

***

2 Mei 2017

Aku dan tim paduan suara sudah siap di Gedung Graha Pancasila pagi ini untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Kami sudah selesai pemanasan dan kini tinggal menunggu para tamu undangan hadir.

“Eh tuker tempat bentar dong, aku mau ngomong sama Zahra” aku menoleh kesamping kanan terlihat Ivan yang sibuk bertukar kursi dengan adik kelas di sebelahku

“Kamu ngapain sih? Nanti kalau Bu Indah tau di marahin lho”

“Bentar aja Ra, kan belum mulai nyanyi”

Irreplaceable ❤ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang